12.Plan

2.2K 163 3
                                    

Selena sampai di rumah Jove pukul dua siang, ia menatap sekeliling rumah mewah tersebut, dan tidak melihat kehadiran Jove. Ia menghela nafas lega. Lalu, dengan santai ia berjalan menuju dapur, jujur saja perut nya sangat keroncongan saat ini.

"Nona, apakah kau ingin sesuatu?" tanya salah satu maid.

Selena tersenyum manis, "Iya, aku ingin sarapan, walaupun hari sudah siang. Masak kan diri ku apa pun karna aku sudah tidak kuat lagi..." keluh Selena, ia meletakkan kepala nya di atas meja.

Maid itu pun mulai memasakkan makanan untuk Selena.

"Permisi Nona, kau di panggil Tuan Jove ke ruangan nya." ucap seorang bodyguard.

Selena memandang malas laki-laki bertubuh kekar itu, "Kata kan pada nya bahwa aku sedang makan!" ucap Selena.

Bodyguard itu pun mengangguk dan pamit pergi.

Makanan milik nya pun sampai, Selena tersenyum manis, ia mulai mengambil sendok dan mendekatkan sendok itu ke mulut nya. Namun, belum sempat sendok tersebut masuk ke dalam mulut nya, sebuah tangan kekar menahan pergelangan tangan nya.

Selena mendongak, dan menghela nafas lelah, ia menjatuhkan sendok itu, sehingga menimbulkan bunyi nyaring.

"Ikut aku!" perintah Jove dengan nada tegas.

"Apakah kau tidak melihat jika aku sedang makan?" keluh nya.

"Makan lah, tapi hanya lima menit," ucap Jove tanpa ekspresi.

Mata Selena membola terkejut, ia memandang Jove dengan tatapan membunuh, namun karna sudah sangat lapar, terpaksa ia makan dengan cepat, bahkan hampir tersedak.

"Ikut aku," tegas Jove, dan berlalu dari hadapan Selena.

Ia berdecak, namun tak ayal, Selena mengikuti laki-laki temperamental itu.

Ternyata Jove mengajak nya ke ruangan kerja nya, tampak Jove sudah duduk di sofa, Selena ingin duduk, namun belum sempat ia duduk, tiba-tiba Jove memeluk pinggang nya. Membuat Selena mengedip kan mata nya berkali-kali.

"Jove?, kau kenapa?" bingung Selena.

Bukan nya menjawab, Jove semakin mengeratkan pelukan nya pada pinggang Selena. "Kau kemana saja hah?" tampak dari nada Jove yang menggeletar.

Rasa nya Selena ingin menjatuhkan rahang nya sekarang juga, bagaimana bisa laki-laki temperamental itu kini menahan tangis di dalam pelukan nya. Haha, sangat mustahil namun itu lah kenyataan nya.

"Tidak tahu kah dirimu, jika aku mencari mu dan si bedebah itu?!" geram Jove mengingat Hades!.

Selena mulai mengelus rambut Jove, "Biar kan aku duduk, aku akan menjelaskan nya pada mu" ucap Selena dengan lembut.

Jove menggeleng, "Tidak akan, aku tahu kau ingin kabur dari ku. Lalu pergi bersama dia," ucap nya dengan suara lirih.

"Pemikiran mu sangat sempit. Bagaimana bisa aku meninggal kan mu wahai tunangan ku yang tampan dan sexi!" ucap Selena terpaksa.

Lihat saja, Jove langsung melepaskan pelukan nya, lalu mendongak menatap Selena, karna posisi nya sekarang, di mana Jove duduk dan Selena berdiri.

"Kau sudah mengakui bahwa calon suami mu ini tampan Lolli?" ucap nya terdengar creepy di telinga Selena.

"I-iya!, tentu kau paling tampan!" ucap nya. "Dan Hades paling kaya, hehe..." lanjut nya dalam hati.

Jove tersenyum cerah, membuat Selena menghela nafas lega, ia langsung duduk di samping laki-laki itu, belum sempat Selena bernafas lega, Jove langsung memeluk nya kembali, kini kepala nya tepat di bahu Selena.

OBSESSION BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang