17.Trying to make peace

1.5K 81 50
                                    

Jika waktu bisa si henti kan, mungkin Jove akan menghentikan waktu untuk sebentar saja, menikmati keindahan ciptaan tuhan. Seperti saat ini, diri nya menatap wajah mulus Selena, wanita remaja itu kini terlihat sangat kelelahan, mungkin karna semalam mereka menghabiskan waktu di luar.

"Eunggghhh" lenguh Selena.

Jove langsung membenahi rambut Selena yang menutupi wajah gadis itu, mengelus pipi wanita yang sebentar lagi ia nikahi.

"Sayang..., sudah siang," bisik Jove pelan.

Bukan nya bangun, Selena malah mendusel kan kepala nya di dada bidang Jove. Jove terkekeh dan memeluk gemas Selena.

"Jika tidak bekerja, pasti aku akan menghabiskan waktu di kasur ini bersama mu sayangku." ucap Jove dengan gemas.

Drttttt Drtttt

Jove menggeram rendah, ia melepas pelukan nya pada Selena, mengambil ponsel yang berada di atas nakas, lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Tidak lupa untuk hari ini kan?"

Jove berdecak kasar, yang menelepon diri nya adalah Fang. Jove turun dari kasur, lalu menuju balkon kamar.

"Jawaban ku tetap sama Fang, jangan membuang waktu ku untuk hal tidak berguna," tekan nya.

"Sampai kapan kau terus menghindar?, jangan menjadi anak pembangkang"

Jove terkekeh mengejek, "Lalu, apakah kau cukup berbakti pada Ibu mu?, Ayah mu?" sekak Jove.

Terjadi beberapa menit keheningan di antara mereka, sebelum Fang berbicara lagi.

"Kau hanya perlu datang, semua nya sudah ku persiapkan!"

"Aku tidak akan menghadiri acara itu! Apalagi bertemu dengan keluarga sialan itu!!" teriak Jove, lalu mematikan panggilan itu sepihak.

Dada nya menggebu, tangan nya terkepal kuat, pandangan mata bak se tajam pisau itu kini memandang penuh kebencian. Kenapa harus diri nya yang mengalami semua masalah ini? Dan kapan semua nya akan berakhir?!.

Tiba-tiba, sebuah tangan kecil mengelus tangan nya yang terkepal, tangan Jove mulai terbuka, ia melirik ke samping dan ternyata Selena sudah bangun.

"Selena?, sejak kapan kau berada di sini?" ucap Jove, ia memutar badan nya menghadap Selena sepenuh nya

Selena tersenyum, "Mungkin sejak kau mengangkat telepon" ucap nya jujur.

Alis Jove naik sebelah, lalu membenarkan tali tanktop Selena yang melorot sebelah, "Kita masuk dulu, di sini sangat dingin." perintah Jove, dan mereka pun masuk kembali ke dalam kamar. Duduk di kasur king size.

"Maaf sudah lancang, tapi kenapa kau tidak ingin menghadiri acara itu?, kau tidak ingin berdamai dengan keadaan ya?.." ucap Selena dengan di akhiri pertanyaan.

Jove menghela nafas, entah kenapa orang-orang terdekat nya sangat mendesak diri nya agar pergi atau setidak nya saling menerima dengan keluarga nya.

"Ini urusan keluarga–"

"Kau lupa?, sebentar lagi aku akan menjadi istri mu, itu arti nya keluarga mu adalah keluarga ku dan begitu juga sebalik nya. Jujur saja aku tidak ingin mempunyai keluarga yang saling bermusuhan." Selena memotong perkataan Jove.

Jove mengikis jarak di antara mereka, bahkan hidung mereka bersentuhan. "Entah pakai apa kau memikat diri ku, entah jurus apa yang kau pakai untuk melumpuh kan diri ku Lolli. Aku benar-benar mencintai mu, kau sangat cantik." ucap Jove di akhiri dengan pujian.

Sungguh pipi Selena memerah sekarang, mata nya berkeliaran tidak tentu arah, "Emm, tolong menjauh sedikit saja" ringis Selena.

Jove ber-smirk. "Lepas kan dulu magnet mu Selena, bagaimana bisa aku menjauh jika magnet yang kau ciptakan begitu kuat."

OBSESSION BOYWhere stories live. Discover now