Chapter 4: Kesal

133 19 2
                                    

Karina jadi kesal pada Yeonjun sejak kejadian Yeonjun yang menolak Giselle. Menyebut dan mendengar namanya saja Karina malas. Karina tidak habis pikir ada manusia berdarah dingin macam Yeonjun. Tidak punya hati. Karina juga berpikir mungkin Yeonjun tidak waras. Lagipula, orang waras mana yang tega mempermalukan orang lain dengan sengaja? Cuma Yeonjun.

Tapi yang lebih tidak waras menurut Karina ya temannya ini, alias Giselle. Bisa-bisanya sudah disakiti dan dibuat malu masih tetap suka pada Yeonjun. Bucin overload.

Giselle selalu menolak saat Winter menasehatinya untuk coba move on dan mencoba menyukai laki-laki lain. Giselle selalu bilang, "Kemaren itu salah gue, tiba-tiba nyamperin kak Yeonjun yang lagi asik sama temen-temennya. Jadinya mood kak Yeonjun jadi jelek. Bukan salah kak Yeonjun, pokoknya gue yang salah."

Nah kan, lebih tidak waras siapa coba? Tentu Giselle jawabannya. Karina ingin marah, tapi ini temannya sendiri. Sungguh, virus-virus cinta Yeonjun sudah menyebar ke seluruh tubuh Giselle dan tidak bisa disembuhkan. Sudah tidak tertolong lagi.

"Giselle, lo itu aneh banget sih. Udah jelas-jelas kak Yeonjun tuh udah nyakitin dan bikin lo malu. Tapi lo masih aja demen sama tuh orang." ucap Ningning emosi.

"Iyaa, Gi. Mending move on aja. Masih banyak yang gak kalah ganteng dari kak Yeonjun." kata Winter.

Giselle menggeleng, "Emang masih banyak yang ganteng. Tapi kak Yeonjun tetep di hati."

Karina menghela napas, "Udah, ikutin aja keputusan Giselle, kita doain aja yang terbaik buat Giselle." ucap Karina mengakhiri percakapan yang tak ada ujungnya ini.

Meskipun sebenarnya Karina kesal pada Giselle, tapi dia tak tega untuk memarahinya. Jadi yang bisa Karina lakukan adalah mendukung keputusan Giselle. Bagaimana pun, soal perasaan tidak bisa diatur.

•••

Yeonjun dan gengnya sedang menikmati jam istirahat di kantin. Soobin dan Beomgyu sedang menertawakan Yeonjun. Mereka berdua masih tak habis pikir ada yang berani melabrak Yeonjun, sedangkan Yeonjun yang jadi bahan ledekan tak menggubrisnya sama sekali, tak mau ambil pusing. Tak lama, Mark datang. Ia heran melihat Soobin dan Beomgyu yang sangat bernapsu menertawakan Yeonjun.

"Weh, ada apa nih? Kayaknya gue ketinggalan sesuatu, ya?" tanya Mark sambil mendudukkan tubuhnya di samping Yeonjun.

"Itu loh, Mark. Kemaren si Yeonjun nyakitin anak orang." Soobin menjelaskan pada Mark.

"Gila, jahat banget si Yeonjun, nolak adek kelas di depan orang banyak." Beomgyu menimpali.

Mark tak heran sih kalau Yeonjun seperti itu, karena sahabatnya yang satu ini agak lain. Reptil berdarah dingin. Hahaha.

"Jahat banget lo, Jun. Jangan kayak gitu lah. Kurang-kurangin deh sifat apatis lo itu." nasehat Mark.

"Tau lo, padahal mah kurang apa sih si Giselle. Dia kan oke banget, bisa-bisanya lo tolak." ucap Soobin yang diangguki oleh Beomgyu.

"Ya bukan selera gue aja." jawab Yeonjun cuek.

Soobin, Beomgyu dan Mark hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Yeonjun. Belum bisa move on dari gebetannya ternyata.

"Lo mau tau yang lebih serunya lagi gak, Mark?" tanya Beomgyu. Mark hanya menaikkan sebelah alisnya, seolah mengatakan 'Apa emangnya?'.

"Yeonjun dilabrak sama cewek, adik kelas pula." Beomgyu tertawa terbahak-bahak, "Tuh cewek temennya Giselle."

Soobin ikut tertawa mendengar ucapan Beomgyu, sedangkan Mark bingung.

"Cewek? Siapa?" tanya Mark bingung.

"Gue juga gak tau tuh cewek siapa, gue gak pernah liat. Kayaknya anak baru sih. Tapi tuh cewek cakep banget, parah sih." ucap Beomgyu mencoba mengontrol dirinya sambil menyeka air mata di sudut matanya karena terlalu banyak tertawa.

"Iya, denger-denger sih anak baru, dia anak kelas 10-1. Sekelas sama Giselle, Winter, Ningning." ucap Soobin menjelaskan.

Mark tiba-tiba tersenyum, "Lah anjir, itu mah Karina, sepupu gue." jawab Mark.

Soobin dan Beomgyu terkejut, "Hah? Serius lo?"

Mark mengangguk, "Iya, Karina tuh sepupu gue. Dia baru pindah dari Jepang seminggu yang lalu. Rumahnya aja sebelahan sama gue."

Yeonjun jadi kesal mendengarnya, kenapa teman-temannya malah membicarakan gadis itu.

"Woy, udah-udah. Masih aja dibahas mulu. Kesel gue dengernya." ucap Yeonjun kesal, "Dahlah, gue mau rapat OSIS abis ini. Ayo, Mark." Yeonjun bangkit dari duduknya dan mengajak Mark untuk rapat OSIS.

Sambil menatap kepergian Yeonjun dan Mark, Beomgyu menggeleng, "Kok bisa ya orang modelan Yeonjun mau jadi pengurus OSIS?"

"Ya kan dia daftar jadi pengurus OSIS buat deketin gebetannya." jawab Soobin tertawa, "Tapi sayang gak pernah dinotis."

"Dari pada Yeonjun yang mau jadi pengurus OSIS, gue lebih aneh sama yang nerima Yeonjun jadi bagian dari pengurus OSIS." Beomgyu tertawa lepas sampai seluruh kantin melihat kearahnya. Tapi, Beomgyu mah bodo amat.

"Gitu-gitu juga dia mah pinter, gak kayak lo." Soobin menjitak kepala Beomgyu, sedangkan Beomgyu hanya merengut.

it's between you and me (end)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora