Chapter 7: Dia yang Namanya Tak Boleh Disebut

120 14 3
                                    

Niat hati Karina ingin rebahan di hari minggu yang indah ini sepertinya tidak akan terlaksana saat mendengar ada notifikasi dari hpnya. Entah kenapa Karina merasa notifikasi itu membawa kabar buruk. Tapi tetap saja Karina melihatnya. Ternyata pesan dari sang sepupu.

Setelah membaca pesan tersebut, Karina pun segera membalas pesan dari sepupu kesayangannya ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah membaca pesan tersebut, Karina pun segera membalas pesan dari sepupu kesayangannya ini.

Setelah membaca pesan tersebut, Karina pun segera membalas pesan dari sepupu kesayangannya ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nah kan, firasat Karina selalu tepat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nah kan, firasat Karina selalu tepat. Mark menyuruhnya membawakan dry ice untuk praktikum ke rumah Yeonjun. Sirna sudah niat Karina untuk rebahan sepanjang hari.

Sebenarnya Karina malas bertemu gebetannya si Giselle itu. Tapi demi Mark, Karina akan mengesampingkan rasa kesalnya dulu. Bagaimanapun Mark itu sudah sangat baik padanya.

"Hah, demi kak Mark aku bakal ke rumah si itu. Semangat Karina." Karina berucap menyemangati dirinya sendiri sebelum akhirnya mengayuh sepedanya ke rumah Yeonjun.

•••

"Nih, kak." Karina menyodorkan sekantong plastik berisi dry ice dan langsung diterima oleh Mark.

"Makasih ya, Rin. Yuk masuk dulu, istirahat dulu. Pasti capek, kan?" kata Mark pada Karina.

"Ya capek lah kak, aku kira rumahnya deket. Ternyata lumayan jauh, butuh 20 menit buat nyampe sini." ucap Karina sedikit ngos-ngosan. Karina tidak bohong, ia butuh 20 menit untuk sampai ke rumah teman sepupunya ini.

Mark tertawa, "Emang deket kok. Tapi kalo pake motor."

Karina hanya mencebik kesal.

"Yuk, masuk dulu." ajak Mark pada Karina. Karina dengan berat hati hanya menuruti ucapan sepupunya ini.

Karina kira cuma ada Mark dan Yeonjun saja. Ternyata ada Beomgyu dan Soobin juga. Tapi tak heran sih, mereka kan sepaket. Soobin dan Beomgyu menyambut Karina dengan ramah berbeda dengan seseorang.

"Ngapain lo di sini?" tanya Yeonjun galak.

Nah, nah kan... Karina tuh malasnya gini. Belum apa-apa sudah digalakin Yeonjun.

"Apa sih, siapa juga yang mau ke rumah kak nujnoey. Aku tuh kesini demi kak Mark, ya. Lagian ya, harusnya kak nujnoey tuh bilang makasih ke aku. Kalo gak ada aku, tugas kak nujnoey gak bakal selesai dan kak nujnoey bakal dihukum." jawab Karina tak kalah galak.

Mark tertawa sedangkan Beomgyu dan Soobin bingung.

"Nujnoey? Nujnoey tuh siapa woy? Gak ada yang namanya nujnoey di sini." tanya Beomgyu.

Mark makin tertawa, sedangkan Yeonjun merasa makin sebal saja.

"Nujnoey tuh Yeonjun, lo pada bacanya harus dari belakang. Nujnoey dibalik jadi Yeonjun kan? Si Karina nih gak mau nyebut nama Yeonjun dengan benar soalnya katanya kalo nyebut nama Yeonjun dengan benar dia jadi mules dan mau berak." Mark menjelaskan dengan detail pada teman-temannya.

"Cuma denger namanya aja aku jadi mules, apalagi nyebut." timpal Karina.

"Anjir, demi apa lo denger sama nyebut nama Yeonjun aja jadi mules plus mau berak? Ada-ada aja lo, Rin." kata Soobin tertawa lepas.

Soobin dan Beomgyu makin terbahak.

Yeonjun mah sudah pasrah saja dengan kelakuan sohib-sohibnya yang minus akhlak ini.

"Diem lo pada, terutama lo—" Yeonjun menunjuk Karina, "—manusia minimalis."

Yeonjun mengambil sikap sebagai pemenang begitu dia mengakhiri kalimatnya dan dia berasumsi bahwa gadis itu pasti hanya akan diam tak bisa menjawab apapun.

'Hmph.. Sadar di mana posisi lo bocah. Sok-sokan lawan gue. Kicep kan lo.' inner Yeonjun cekikikan.

Karina kesal bukan main. Tapi, Karina sedang tidak ingin mendebat Yeonjun, karena percuma saja.

Mark menengahi, "Udah, udah, jangan berantem mulu. Kapan kerja kelompoknya kalo gini?"

"Oh ya, Rin. Kamu duduk anteng dulu aja di situ, nanti pulangnya sama kakak aja naik motor. Sepeda kamu titipin aja dulu di rumah Yeonjun." Mark berucap pada Karina.

"Jangan lupa pulangnya beliin es krim, kan aku udah bantuin kakak." jawab Karina.

"Dasar manusia kapitalis." celetuk Yeonjun.

"Jun, udah..." tegur Mark lagi. Pusing pokoknya menghadapi Yeonjun dan Karina.

Soobin dan Beomgyu hanya bisa tertawa saja melihat kelakuan ajaib Yeonjun dan Karina.

it's between you and me (end)Where stories live. Discover now