Chapter 23: Hah? Gimana gimana?

92 16 9
                                    

Sudah sejak seminggu yang lalu Yeonjun dan gengnya merencanakan akan liburan di salah satu vila milik keluarga Beomgyu selama dua hari satu malam. Awalnya liburan ini dikhususkan untuk mereka saja. Tapi, tiba-tiba saja Mark dan Soobin mengusulkan untuk mengajak Karina's and friends. Katanya sih semakin ramai, semakin seru.

Yeonjun heran, mengapa teman-temannya bisa setuju mengajak manusia minimalis dan teman-teman berisiknya itu? Yeonjun tentu saja menolak usul ini. Hanya membayangkan liburan bersama Karina dan teman-temannya yang berisik itu saja sudah pusing. Tapi semua temannya sudah setuju, jadi Yeonjun bisa apa? Hanya bisa menerima dengan lapang dada.

Dan inilah akhirnya, hari mereka untuk liburan telah datang. mereka sudah dalam perjalanan menuju vila milik Beomgyu dengan mengendarai motor. Mark dengan Karina, Yeonjun dengan Giselle (karena Giselle terus-menerus merengek untuk bisa bersama Yeonjun), Soobin dengan Ningning, Beomgyu dengan Winter.

Setelah dua jam dalam perjalanan, mereka memilih untuk berhenti di salah satu minimarket. Mereka berada di minimarket untuk membeli beberapa kebutuhan. Yang masuk hanya Beomgyu dan Soobin, sedangkan yang lainnya menunggu di luar.

Karina menepuk pundak Mark, dia merasa kesal dengan sepupunya ini. "Kak, aku gak mau sama kak Mark lah. Kakak bawa motor kayak orang kesetanan, serem banget. Aku sampe tutup mata selama perjalanan tadi. Rasanya aku mau pingsan tau, gak? Padahal biasanya kalo aku nebeng pas berangkat sekolah gak kayak gini kok." ucap Karina pada Mark.

Mark tertawa, "Kalo perjalanan jauh enak bawanya ngebut sih. Justru kalo bawa motornya lama tuh malah bikin capek tau, Rin."

"Tapi aku tuh takut, kak. T-A-K-U-T, TAKUT." Karina cemberut.

"Iya, iya, kakak minta maaf, ya. Kalo gitu kamu naik motor sama Yeonjun aja, dia kalo bawa motor santai soalnya." ucap Mark sambil mengusak rambut halus Karina dan menyelipkan anak rambutnya ke telinga.

"Kakak gila, ya? Giselle kan suka sama kak nujnoey. Ini kesempatan mereka buat bareng, mana bisa aku sama kak nujnoey." jawab Karina tak habis pikir pada sepupunya ini.

"Biar nanti kakak yang bilang ke Giselle sama Yeonjun," Mark mencoba meyakinkan Karina, "Soal Giselle, biar dia bareng sama kakak aja." lanjut Mark.

Karina melotot, "Gak mau! Aku gak mau pokoknya. Emangnya gak bisa apa kalo kakak pelanin aja bawa motornya biar aku tetep bisa bareng kakak?" tanya Karina.

"Gak bisa. Kakak udah biasa bawa motor ngebut kalo bepergian jauh," jawab Mark, "Udah pokoknya nanti kakak yang bilang ke Giselle sama Yeonjun."

•••

'Masa aku harus sama dia, sih? Eww, males banget. Aku juga takut Giselle mikir yang macem-macem. Kak Mark juga ngeselin banget hari ini. Yaudahlah, ya, dari pada aku mati muda dibonceng kak Mark. Semoga Giselle gak marah ke aku.' -batin Karina.

Karina pun mendekati Yeonjun yang sedang memainkan hp di atas motornya tersebut.

"Kak Mark udah bilang ke kak nujnoey, kan? Aku ikut kakak, ya? Kak Mark kayak orang kesetanan bawa motornya, serem." ucap Karina.

Yeonjun bengong, dalam hatinya berpikir, 'Dia bahkan maunya boncengan sama gue.'

"Kok bengong? Kak nujnoey gak mau, ya?" tanya Karina.

Yeonjun sih sebenarnya ingin menolak. Lagi pula mereka kan kemusuhan, masa harus boncengan? Kan aneh. Tapi melihat Karina yang sebegitu menyukainya, dia jadi tak enak untuk menolak. "Ya, lo bareng gue."

•••

"Buruan naik, udah pada mau lanjut jalan, nih." ucap Yeonjun yang menyadari sekarang malah gadis itu yang bengong.

Karina pun segera naik ke boncengan motor Yeonjun. Tanpa aba-aba Yeonjun menjalankan motornya yang membuat Karina secara refleks melingkarkan kedua tangannya di pinggang Yeonjun dengan erat. Yeonjun yang melihat kedua tangan Karina melingkar di pinggangnya segera menghentikan motornya secara mendadak. "Bisa gak sih lo jangan terlalu... terbuka?" bentak Yeonjun yang menghadap belakang (menghadap Karina). Namun, pipi dan telinganya kini sudah memerah.

Tentu saja Karina bingung. "Hah? Maksud kak nujnoey gimana?" raut bingung nampak jelas di wajah Karina.

"Lo gak usah pura-pura bego gitu deh. Lo tuh kalo suka sama orang gak usah terlalu terbuka gitu, jangan terlalu jelas. Itu bakal bikin lo keliatan murahan tau gak?" bentak Yeonjun tanpa sadar.

"Maksud kak nujnoey apa, sih? Aku beneran gak ngerti!" wajah Karina penuh kebingungan.

"Ini tuh jelas banget. Tolong kontrol diri lo, Rin. Jangan kayak gini. Udah dua kali lo meluk pinggang gue." ucap Yeonjun.

'Idih, apaan si anying' -batin Karina. (untuk pertama kalinya Karina mengumpat karena terlalu kesal)

Karina tentu saja kesal dengan sikap Yeonjun, tapi dia juga malas berdebat dengan laki-laki ini. Jadi, dia terima-terima saja.

"Ya, ya, ya terserah kak nujnoey. Aku minta maaf. Sekarang buruan jalan." ucap Karina malas. Tak ingin lebih jauh mendebat.

"Lo jangan peluk-peluk gue lagi. Lo harus kontrol diri lo, oke?" ucap Yeonjun yang dibalas decihan oleh Karina.

'This psycho.. Dia kenapa, sih?!?! Aku capek banget sama dia, Ya Tuhan.' -batin Karina menjerit.

'Apa gue terlalu kasar ya? Dia kan sebegitu sukanya sama gue. Kalo gue bentakin dia kayak tadi dan gak ngebolehin dia meluk gue, apa dia bakal sakit hati? Masalahnya dia semakin terbuka sekarang. Rasa sukanya ke gue jelas banget dan hampir gak ke kontrol. Padahalkan kita ini musuhan. Tapi, dia ngegoda gue sebegitu jelasnya dan itu bikin hati gue sedikit... melunak? Ini gak bisa di biarin. Gue harus ngasih tau dia buat nyerah atas cintanya ke gue'. -Yeonjun

it's between you and me (end)Where stories live. Discover now