Bab 17

84.5K 9.1K 122
                                    

Almira merasa gugup sekarang. Jantungnya berdebar-debar seakan mau keluar dari dadanya. Tangannya berkeringat, meski AC di mobil sudah snagat dingin. Ini semua karena ia akan datang ke rumah Bu Ayu. Padahal ini bukan kali pertama Almira menginjakkan kaki di rumah dosennya. Entah kenapa ia masih merasa gugup. Terakhir kali ke rumah dosennya, saat acara ulang tahun pernikahan Bu Ayu dan Pak Idham. Di acara itu ia bertemu dengan beberapa kenalannya. Bahkan ia juga bertemu dengan Gisel, yang ternyata keponakan dari Bu Ayu.

Berbeda dengan kedatangan Almira sekarang. Ia diundang secara tiba-tiba untuk makan malam bersama tanpa ada acara apapun. Tentu saja ini merupakan sesuatu yang spesial.

"Mas, yang dateng siapa aja?" tanya Almira pada Ganen.

Ganen mengerutkan keningnya, nampak kebingungan dengan pertanyaan dari Almira. "Yang dateng kemana?" tanyanya.

"Dateng ke rumahnya Mas Ganen."

Ganen terekeh. "Cuma kamu aja kok."

"Hah? Cuma aku aja?" Almira menunjuk dirinya sendiri dengan mata terbelalak.

Ganen mengangguk tegas. "Kamu tenang aja, cuma ada Mama sama Papa aja kok," ucapnya berusaha menenangkan Almira yang terlihat panik. "Sama aku tentunya," lanjutnya dengan terkekeh.

Walaupun Ganen berusaha menenangkannya, tapi yang ada ia malah semakin gugup. Ia berulang kali menarik napas, berusaha untuk menenangkan dirinya. "Berarti cuma keluarganya Mas Ganen aja? Nggak ada tamu lainnya?"

Ganen diam sebentar, lalu ia teringat akan sesuatu. "Mungkin ada Mas Kevin juga," ucapnya.

"Kakaknya Mas Ganen ya?" tanya Almira. Nama Kevin seperti tidak asing saat ia dengar. Bu Ayu dan Gisel pernah menyebutkan nama Kevin saat terakhir kali mereka bertemu bersama.

"Iya." Ganen mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kamu nggak usah khawatir, Mas Kevin jarang pulang ke rumah kok. Apalagi kalo lagi ada tamu. Jadi, kemungkinan besar Mas Kevin kayaknya nggak bakal ada di rumah," lanjutnya.

Begitu sampai di tempat tujuan, Almira langsung turun dari mobil dan tidak lupa membawa bingkisan yang sudah ia bawa dari apartemen. Ia sudah menyiapkan buah tangan berupa pie dan beberapa roti dengan varian kesukaan Bu Ayu. Menjadi mahasiswa yang dekat dengan Bu Ayu sejak awal masuk kuliah, membuat Almira sedikit banyak hafal dengan kesukaan Bu Ayu.

"Almira...." Bu Ayu menyambut Almira dengan antusias.

Almira menyalimi tangan Bu Ayu, lalu memberikan bingkisan pada dosennya.

"Kok repot-repot sih?" tanya Bu Ayu sembari menerima bingkisan yang diberikan oleh Almira.

Almira tersenyum. "Nggak papa, Bu."

"Ayo masuk." Bu Ayu langsung mengajak Almira masuk dan menyuruhnya untuk duduk di sofa. "Kamu mau minum apa?"

"Apa aja, Bu."

Bu Ayu memanggil asisten rumah tangganya, meminta untuk menyiapkan minuman dan cemilan. Setelah selesai berbicara dengan asisten rumah tangganya, Bu Ayu beralih menatap Almira. "Makasih udah mau dateng ke sini."

"Iya, Bu. Sama-sama."

"Waktu Ganen bilang kamu mau dateng, Ibu seneng banget."

Almira mengulum senyum. "Kalo di kampus kan Bu Ayu masih sering lihat Almira," ucapnya.

Bu Ayu menggeleng pelan. "Beda dong. Di kampus kan statusnya kamu mahasiswa Ibu. Kalo kamu dateng ke rumah statusnya calon pacar Ganen."

Sontak Almira terbatuk mendengar ucapan Bu Ayu. Ia langsung menatap Ganen yang ternyata sedang menatapnya juga. Mereka seperti berkomunikasi lewat tatapan mata tanpa ada suara yang keluar.

Knock, Knock! (Completed)Where stories live. Discover now