Extra Part

122K 10.5K 317
                                    

Sudah hampir seminggu ini Almira sakit demam yang lumayan tinggi. Selama sakit, selalu ada Radit yang menjaganya. Almira tidak mau dibawa ke rumah sakit. Ia memilih mengandalkan meminum obat yang dibeli dari apotek

Saat Almira masih sakit, ternyata Radit tiba-tiba harus ke Malang untuk urusan renovasi cafe. Awalnya ia ragu untuk meninggalkan Almira, tapi perempuan itu meyakinkan bahwa sudah baik-baik saja. Meski berat, akhirnya laki-laki itu meninggalkan Almira. Karena masih merasa khawatir, akhirnya Radit membawa Almira untuk tinggal di rumahnya. Sementara Radit menyelesaikan pekerjaannya di Malang, Almira yang lagi sakit dijaga oleh orang tuanya.

Ternyata urusan Radit yang semula hanya satu hari, bertambah menjadi dua hari. Hal itu membuat Almira harus menginap di rumah orang tua Radit lebih lama dari yang direncanakan. Bahkan Bu Ayu menyuruh Almira untuk tidur di kamar Radit selama perempuan itu menginap.

Almira benar-benar diperlakukan sangat baik saat di rumah orang tua Radit. Karena demamnya yang tak kunjung turun, Bu Ayu bahkan meminta suaminya untuk mengantar mereka ke dokter. Almira saat itu menolak dan mengandalkan obat yang tersisa ia minum, tapi tetap dipaksa Bu Ayu untuk pergi ke dokter. Almira menurut dan ikut ke dokter diantar oleh Bu Ayu dan Pak Idham. Berkat obat yang diberikan oleh dokter, kondisi Almira hari ini jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Sudah bangun?"

Almira yang sedang duduk termenung di tengah kasur, sontak menoleh saat melihat Bu Ayu memasuki kamar Radit. Kamar yang ditempati Almira selama menginap di rumah ini.

"Udah ngerasa enakan?" tanya Bu Ayu sembari menghampiri kasur. Kemudian ia duduk di tepi kasur, tangannya menjulur menyentuh kening Almira. "Sudah nggak sepanas kemarin."

"Iya, Bu. Hari ini udah lebih baik."

Bu Ayu menghela napas lega. "Tapi kamu tetap harus istirahat yang banyak. Mukamu masih kelihatan pucat."

"Iya, Bu."

"Kevin udah dateng," beritahu Bu Ayu.

Mendengar itu, sontak membuat Almira tersenyum lebar. "Mas Radit udah pulang dari Malang?"

"Iya," sahut Bu Ayu. "Dia lagi ngobrol sama Papanya di bawah."

Almira memilin jarinya yang ada di pangkuannya. Ia ingin mulai bertanya, tapi bingung harus darimana.

"Kenapa?" tanya Bu Ayu seakan bisa membaca pikiran Almira.

"Hmmm ... Mas Radit udah cerita belum soal keluargaku ke Bu Ayu sama Pak Idham?" tanya Almira dengan ragu-ragu.

"Almira bentar lagi jadi istrinya Kevin, kan?" tanya Bu Ayu mengabaikan pertanyaan Almira sebelumnya. Pertanyaannya sontak diangguki pelan oleh Almira. "Kalo gitu, mulai sekarang belajar manggil Ibu dengan sebutan Mama, dan manggil suami Ibu dengan sebutan Papa. Bisa kan?"

Almira tidak bisa menahan rasa harunya. Ia tersenyum saat mendengar hal itu. "Bisa," jawabnya.

"Selama di kampus, kamu tetap manggil Mama dengan sebutan Ibu. Kalo di luar kampus, harus manggil Mama," ucap Bu Ayu mengingatkan.

Almira mengangguk patuh. "Iya."

"Iya apa?"

"Iya, Ma."

"Aduh, senang banget ada perempuan yang manggil Mama. Selama ini Mama udah nggak sabar mau punya mantu. Dan akhirnya malah kamu yang jadi mantunya," ucap Bu Ayu kegirangan.

"Hmmm .... gimana sama masalah orang tuaku, Ma? Apa Mas Radit udah cerita ke Mama dan Papa?"

Bu Ayu mengambil sebelah tangan Almira untuk ia genggam. "Kevin udah cerita semuanya ke Mama dan Papa. Dan kita mencoba untuk mengerti sama keadaan kamu," jawabnya diplomatis. "Mama sadar nggak ada keluarga yang sempurna. Begitupun dengan keluarga kami. Mama dan Papa menerima kamu tanpa melihat bagaimana perlakuan orang tuamu ke kamu," tambahnya dengan tersenyum lembut.

Knock, Knock! (Completed)Where stories live. Discover now