Bab 20

86.2K 10.6K 830
                                    

Baru saja Almira membuka matanya, ia mendapati notifikasi ponselnya tidak berhenti. Ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengirim pesan sepagi ini. Dengan mata masih berat, akhirnya ia melihat ada beberapa pesan yang berasal dari grup kelasnya.

Mas Aris: Itu berita beneran ya?

Mbak Niar: Kayaknya sih gitu

Julia: Ada yang mau jenguk nggak?
Julia: Aku kayaknya nitip doang nanti
Julia: Soalnya lagi ada keperluan nih

Mas Tio: Emang Bu Ayu sakit apa sih?

Mbak Niar: Belum tau
Mbak Niar: Nggak dibilang sakitnya apa

Almira yang membaca itu langsung matanya terbuka lebar. Seketika rasa kantuknya hilang begitu saja. "Bu Ayu sakit?" gumamnya.

Akhirnya Almira mencari nomor Ganen dan berusaha menghubungi laki-laki itu. Dua kali ia mencoba menghubungi Ganen, tapi tidak dijawab.

Almira: Mas, emang Bu Ayu lagi sakit ya?

Tidak ada balasan dari Ganen. Akhirnya Almira meninggalkan ponselnya di atas kasur dan ia memutuskan berjalan ke arah kamar mandi. Selagi mandi, pikirannya hanya tertuju pada kondisi kesehatan Bu Ayu. Selain dosen, Bu Ayu sudah dianggap seperti Ibunya sendiri. Bahkan perlakuan Bu Ayu ke dirinya lebih baik dari keluarganya.

Keluar dari kamar mandi, Almira bergegas mengecek ponselnya. Ia senang saat mendapati sudah ada pesan balasan dari Ganen.

Ganen: Iya
Ganen: Maaf ya aku nggak jawab telfonmu, soalnya lagi hectic banget

Almira: Iya Mas. Gak papa kok
Almira: Bu Ayu sakit apa, Mas?
Almira: Dirawat dimana?

Ganen: Usus buntu
Ganen: Dirawat di rs premier

Almira: Mas, nanti tolong kasih tau ya kamarnya dimana
Almira: Aku mau ke sana

Setelah mengetikkan itu, Almira berjalan ke arah lemari dan mengambil kaos putih dan celana kulot bewarna coklat. Ia bersiap-siap secepat kilat. Begitu membaca pesan yang dikirim oleh Ganen, ia langsung menyambar tas dan berjalan keluar kamar. Hari ini jadwalnya hanya mengajar dan ke cafe untuk bekerja. Jadi pagi ini ia masih punya waktu untuk menjenguk Bu Ayu di rumah sakit.

Saat Almira menyalakan mesin mobilnya, mobilnya tidak mau menyala. Berulang kali ia mencoba, tetap tidak mau menyala.

"Sialan, kenapa harus ngambek disaat seperti ini sih?" gerutu Almira sembari memukul setirnya. Akhirnya ia keluar dari mobil dan memilih memesan taksi online untuk ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Almira langsung bertanya kepada satpam nomor kamar yang tadi diberikan Ganen. Begitu satpam sudah memberitahunya, ia langsung mengucapkan terima kasih dan bergegas ke arah yang sudah beritahukan.

Tepat di depan pintu kamar rawat Bu Ayu, tangan Almira terangkat lalu mengetuknya pelan. Mendengar sahutan dari dalam yang menyuruhnya masuk, ia langsung membuka pintu dan melangkah masuk.

Ada Pak Idham, Ganen dan tentu saja Bu Ayu yang sedang tertidur di ranjang. Almira menyalimi tangan Pak Idham yang sedang duduk di sofa sembari memberikan keranjang buah.

"Kok repot-repot sih?" tanya Pak Idham sembari menerima keranjang buah dari Almira.

"Nggak repot sama sekali," sahut Almira. "Maaf cuma bisa bawain buah."

"Duduk sini." Ganen menggeser tubuhnya, memberi ruang Almira untuk duduk.

"Bu Ayu beneran sakit usus buntu, Mas?"

Knock, Knock! (Completed)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt