06.Alvaro Barrgantara

41 1 0
                                    

Alvaro Barrgantara, seorang anak dari Liam dan Sarah. Lelaki dengan sejuta ketampanan nya yang mampu memikat hati kaum hawa. Ia juga seorang pewaris perusahaan ayahnya yang terbilang cukup terkenal, sedangkan Sarah, ibunya seorang desaigner terkenal.

Wajah yang terlihat blasteran Australi Indonesia yang terlihat sangat lah tampan, Alvaro juga mempunyai adik perempuan yang paling ia sayangi yaitu Olivia Charttie Barrgantarra. Perempuan yang paras nya begitu manis dan cantik yang berhasil menarik aura barat yang kuat sehingga terlihat lebih bule, dari pada sang abang. Olivia atau yang kerap dipanggil 'Olie' itu baru berusia 16 tahun yang artinya baru mengginjakan kaki dikelas sepuluh SMA. Tetapi ia memilih sekolah dilain tempat dan memilih sekolah SMA negeri, dibanding sang abang yang memilih swasta.

Liam, ayah Alvaro memutuskan untuk menggurus pekerjaan yang sedang ia kelola di Singapore, yang artinya ia dan Sarah memilih tinggal sementara disana, sedang Alvaro dan Olie menetap di Bandung. Jadilah mereka tinggal dimansion itu berdua walau ada budak yang bekerja namun pulang hari.

Alvaro yang tengah mengotik laptopnya itu berdecak kala melihat ponselnya bergetar, Setelah melihat siapa yang menelponnya ternyata sang ibu, Sarah.

"Halo mah?gimana kabarnya?" Jika kalian menebak sifat Alvaro acuh terhadap keluarga itu salah, ia akan manja jika bersangkut dengan mamanya.

"Halo Al? mama baik kok, kamu gimana?" Tanya Sarah disebrang sana.

"Baik mah, ada apa telpon Al malem malem, mama ga tidur emangnya?"

"Iya mama mau tidur ini dikit lagi, ada yang mama mau omongin. Al kamu udah ketemu Luna kan? gimana kabarnya sayang? mama kepikiran dia nak" Terdengar suara Sarah yang terdengar pilu.

"Baik ma, cuma gitu om Dean sama tante Kaera kasar sama Luna, bahkan lebam yang ada ditubuh Luna semakin hari semakin bertambah mah, Al juga kasian liat dia setiap hari murung mulu" Alvaro menghela nafas, ia memang memperhatikan luka atau lebam dikaki atau pun tangan Luna, meski tangan itu tertutup switter nya.

"Al setelah mama sama papa pulang kita urus Luna ya? kasian dia nak..Dean kenapa seperti itu" Alvaro sedikit kaget kala mendengar suara mamanya yang terdengar seperti menangis.

"Mah tenang ya,Al urus semuanya mama tenang aja" Setelah itu Alvaro memutuskan panggilan nya, tak kuat mendengar ibunya menanggis.

"AAABANGGGGG" Alvaro memekit kala mendengar suara bak syaithon itu, pasti adiknya. Olie.

Alvaro segera keluar dari kamarnya dan melihat adik nya yang sudah rapih, entah ingin pergi kemana.

"Mau kemana dek?" Olie tersenyum kikuk

"Itu emm anu bang em mau m-mau jalan iya jalan bolehkan?" Tanyanya gugup.

"Sama siapa? kemana?" Memang Alvaro sedikit posesive dengan adiknya ini, dikarenakan kejadian setahun lalu, kala itu adiknya izin untuk keluar bersama teman lelakinya, awalnya Alvaro tidak mengizinkan adiknya keluar, tetapi karena bujuk rayu itu ia luluh dan mengizinkannya, setelah Olie pergi ia dapat kabar dari salah satu temannya, Langit. Bahwa adiknya tengah berada dirumah sakit terbaring lemah dikarenakan kecelakaan yang disengaja. Entah sampai sekarang Alvaro pun tak tahu siapa pelakunya, maka dari itu ia sedikit posesive setelah kejadian itu.

Untung saat itu adiknya tidak banyak luka terlalu parah.

"Sama Nia bang, ga lama lama kok janji" Nia Ramdina, salah satu sahabat Olie, Alvaro kenal betul siapa Nia. Alvaro mengangguk setuju.

"Beneran? MAKASII AAABANG SAYANG DEH" Jujur kuping Alvaro sedikit pengang kala mendengar suara kunti adiknya itu.

"Jangan lama lama! Jam 9 dah harus balik!" Olie menangguk setuju lalu mengecup pipi abangnya setelahnya ia pergi menuju Nia yang menunggunya didepan rumah.

FRAGIL (end)Where stories live. Discover now