19. Tak tahu

29 0 0
                                    

"Kamu harus lupain dia al, sampai kapan kamu kaya gini? apa terus terusan? ga mungkin kan?"

***
Tiga tahun kemudian.

Lelaki tampan dengan pakaiannya yang formal berjalan menuju taksi yang menunggunya diarea bandara. Lelaki yang kini sibuk menguruskan perusahaan turun menurun dari ayahnya yang membuat otak lelaki itu rasanya ingin meledak.

Lelaki itu adalah Alvaro. Taksi yang ditumpangi Alvaro berhenti di tempat pemakaman 'gadisnya'.

Alvaro duduk diarea tanah tanpa mengunakan alas apapun, ia mencium nisan yang bertuliskan 'Aqela Lunavizza binti Dean Elvizza' mengecupnya cukup lama.

"Sayang aku kangen" Alvaro meneteskan air matanya. Untuk saat ini ia benar benar jujur bahwa ia belum bisa melupakan gadisnya.

"Sayang.."

Alvaro bangkit tak mau berlama lama, jika ia berlama lama disini pasti ia akan menangis lebih lama.

***

"Bunda" Alvaro tersenyum saat memasuki mansion ia kembali ditunggu bundanya, Sarah menghambur kepelukan anaknya. Setelah tiga tahun, lulus sekolah Alvaro langsung dikirim ke Australi oleh Liam untuk mengurusi perusahaannya disana.

Sarah melepas pelukannya, dilanjut Olie, adiknya yang memeluknya. "Abang kangen tau!" Olie menatap abangnya galak, abangnya tak tahu huh?! ia rindu disini.

Alvaro tersenyum, mungkin jikalau Luna, gadisnya masih ada sampai sekarang Luna yang memeluknya sekarang, tapi itu hanya mungkin dan tak akan mungkin.

Liam memeluk anaknya lalu mereka duduk dimeja ruang tengah. Sarah membuka omongan agar ruangan ini tak terlalu hening.

"Kamu udah kemakamnya Al?" Tanpa sadar Sarah mengingatkan Alvaro kepada Luna.

"Bun.." Liam mengingatkan yang membuat Sarah ngelagapan.

"Udah tadi sebelum kesini bun" Jawab Alvaro.

"Ga ngumpul sama temen temen abang?" Tanya Olie seraya menaruh jeruk panas milik Alvaro dimeja.

"Besok" Jawab lelaki itu lagi singkat.

"Mau umur berapa rencana nya nikah Al?" tanya Liam berniat bercanda atas omongannya.

"Kalo udah nemuin cewe kaya Luna" Jawabnya.

"Kamu harus lupain dia al, sampai kapan kamu kaya gini? apa terus terusan? ga mungkin kan?" Sarah membuka suara menaikan suaranya satu oktaf.

"Ga tau bun, Aku juga gamau kaya gini" Jawab lelaki itu.

Liam dan Sarah hanya menghela nafas pasrah.

***

"Gimana?" Tanya Elmagra pada temannya, Alvaro yang sedang menghirup kopi menoleh.

"Anak SMA masih bocil" Jawab Alvaro.

"Kesan lo apa Al?" Tanya Faraz.

"Sweet, beda dari yang lain maybe?" Alvaro mengerlingkan satu matanya ke arah Faraz.

"Huh? pake maybe nie Al? gamau diapus kata kata maybe nya?" Putra menaikan turunkan alisnya berniat menggoda sang sahabat.

"Ck, Gue udah kerja lo pada masih kuliah. Ga capek?" Tanya Alvaro meledek lebih tepatnya.

"Gue sih belum disuruh bokap buat nerusin kantornya, jadi ya gitu masih kuliah" Jawab Faraz menyugarkan rambutnya kebelakang.

Alvaro melihat ke arah Elmagra, "Hm, gitu bokap masih di LA" Jawab lelaki itu.

Langit yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara.

"Al, izin pacarin adik lo boleh?" Izin Langit pada Alvaro, ia berniat ingin menebak Olie dikarenakan mereka memang cukup dekat dulu sampai sekarang, jadi Langit sudah cukup memendam perasaannya ia ingin Olie bersamanya.

"Ekhem kiw kiwww kiww tembak jawabnya apaa?" Faraz mengkode Putra agar menjawab perkataanya.

"JEDERRRR" Putra menjawab yang membuat semua tertawa, bahkan Elmagra sekalipun.

Alvaro melihat Langit intens, jujur ia tak mau ada satu lelaki brengsek yang masuk kedalam hidup adiknya, tak mau adiknya merasakan sakit hati.

Ia yakin dengan Langit yang bisa menjaga adiknya, menjadi pasangan yang terbaik untuk Olie.

"Sok atuh" Jawab Alvaro tetap dengan expresi datarnya.

"Serius?! beneran?" Senyum Langit mengembang.

"Iya! cepet sana" Faraz mengusir Langit.

"YUHUUUU!" Langit teriak keluar dari basecamp yang mereka tempati. Mereka semua menggelengkan kepalanya, akhirnya seorang Langit tak lagi menjadi batu seperti dulu.

"Ck ck ck! nyusul bos kalah kok sama wakilnya ya gak?" Faraz mencubit pipi Alvaro, Alvaro menyentakkan tangan Faraz dari wajahnya.

"Iya gua nyusul kalo udah berani ketemu si manis"
Alvaro tersenyum menatap teman temannya.

"Ceilah"

***

tbc..

dapet feelnya ga?

Virtual hug♥️🪐

FRAGIL (end)Where stories live. Discover now