15. aro & una

34 0 0
                                    

Seorang anak laki laki tampan berumur lima tahun tengah bermain bola dengan anak lelaki yang berumur satu tahun diatasnya. Mereka asik bermain tanpa berniat menganggu orang tua mereka yang tengah asik menggobrol.

"Alvaro makan dulu nak!" Teriak wanita cantik yang tak lain ibu dari anak lelaki itu.

Anak yang di panggil pun menoleh seraya mengangguk, ia memanggil temannya mengajaknya makan bersama.

"Jadi Garren lo mau taro di surabaya?" tanya Sarah ibu dari Alvaro.

"Iya, gue bingung sekarang anak yang gue mau ambil yang mana" Ujar Sosok perempuan ibu dari anak lelaki berumur enam tahun, Garren.

"Garren aja yang lo taro disana secara diakan laki  pasti bisa jaga nyokap lo disana" Jawab Sarah.

"Huh yaudah deh besok gue pikirin lagi" Ujar ibu dari Garren, Kaera.

"Garren ayo pulang" Ajak Kaera pada anaknya.

"Yaudah al besok kita main lagi ya" Anak itu melambaikan tanganya, Alvaro membalasnya.

"Yaudah kak gue pergi duluan ya" Pamitnya pada Sarah sahabat juga kakak kelasnya dulu dizaman SMA.

Sarah mengangguk setelah melihat sahabatnya menaiki mobil ia memanggil anaknya, Alvaro.

"Al sini bunda mau ngomong" Ujarnya pada anak lelakinya itu.

"Kenapa bun?" tanyanya.

"Jagain anak ini ya?" Sarah menunjuk foto yang ia lihatkan pada Alvaro yang tengah bingung. "Bunda cuma minta ini aja, okey?" Alvaro hanya mengangguk.

Beberapa tahun sudah dilalui, tumbuhlah Alvaro menjadi lelaki tampan saat ia memasuki SMP yang sama dengan perempuan yang diminta bundanya untuk selalu menjaga dari kejauhan.

Alvaro menurut, ia tau semuanya tentang gadis yang tak lain Luna banyak memar ditubuh gadis itu ditambah otak genius Alvaro yang memang benar benar pintar, ada beberapa informasi yang ia tahu dari bundanya mengenai gadis ini. Gadis yang bernama Luna adalah anak yang tak dimaukan. Itulah informasi yang sedikit membuat hatinya sedikit terbuka untuk gadis itu.

Gadis manis itu mengedarkan pandangan nya melihat laki laki yang melihatnya dari tadi. Ia melangkahkan kaki nya menuju laki laki yang melihatnya sedari tadi.

"Kamu punya uang ga?" tanya gadis yang bernama Luna.

Lelaki itu mengangguk pertanda membenarkkan ucapan gadis itu.

"Aku boleh minjem uang kamu untuk makan?aku ga punya uang" Ujar Luna menatap lelaki yang tak lain Alvaro takut takut.

"Kenalan dulu" Jawab lelaki tadi, Luna mengangguk lalu menyodongkan tangannya, Alvaro menerima tangan gadis itu, menunggunya memperkenalkan diri.

"Aqella Lunavizza" Luna tersenyum tulus.

"Alvaro Barrgantara" Jawab Alvaro tersenyum kecil.

"Sekarang aku boleh pinjem uang kamu kan?besok aku ganti janji" Alvaro mengambil uang berwarna biru didalam sakunya lalu menyodongkan uang itu kehadapan Luna.

"Ambil aja Una" Luna menoleh bingung, lalu kembali mengangguk menerima uang itu.

"Gausah diganti" Lelaki tadi melanjutkan ucapannya.

"Bener?gapapa?" Tanya gadis itu.

"Iya gapapa Una" Alvaro tersenyum mengelus rambut Luna.

"Makasih Aro!" Ujar gadis itu tersenyum Lebar.

Aro dan Una.

***
Perasaan gelisah Alvaro saat mengingat kata kata i will miss you yang diucapkan Luna kemarin kembali membuatnya gelisah, perasaan nya berkecamuk tak enak.

"Ck! Luna gimana ya" Monolognya pada diri sendiri, ia melihat kondisi gadisnya yang semakin lama semakin kurus, rambut menipis dan banyak lagi.

Alvaro mengambil jaket kulit hitamnya lalu memakainya, ia akan pergi kerumah Luna sekarang, perasaanya benar benar membuatnya gelisah.

Setelah berpamitan dengan teman temannya ia menuju rumah Luna dengan kecepatan motor diatas rata rata. Tetapi dering ponselnya membuat ia berhenti.

Bunda♥

Nama bunda terpampang diponselnya ia segera mengangkat telpon itu.

"Halo bun?"

"......"

"Bun Al lagi dijalan gausah bercanda" Jawab Alvaro mendengar kalimat tak mengenakan dari sangibunda.

"...."

"Al kesana sekarang bun" Jawabnya lagi, sekarang suaranya terdengar seperti orang yang sedang menahan nangis.

Setelah mematikan telpon itu Alvaro melanjutkan jalannya dengan kecepatan penuh.
Jantungnya seperti berhenti mendengar kabar yang tak ia inginkan, demi apapun ia ingin ini mimpi saja.

Gadisnya telah pergi.

"Sedih boleh tapi jangan pernah terlalu larut dalam kesedihanmu, tentang apapun itu" -Pena Luna

***

Pusing hiatus bentar lagi, eh belum end pusing aku tuhh.

Dapet feelnya?

Virtual hug♥️

FRAGIL (end)Where stories live. Discover now