3 : 3

520 20 0
                                    

Kayshiel mematut diri nya di depan cermin besar di kamarnya, memastikan riasan dan pakaian nya cukup bagus.

Tank top putih yang di balut kemeja berwarna cream membentuk motif kotak-kotak, serta celana jeans dan sepatu sneakers berwarna putih sudah melekat dengan sempurna di tubuh gadis itu.

Kayshiel membuka ponsel nya untuk sekedar berfoto dan bergaya ala-ala, yang tanpa di sadari Kaiden sedaritadi sudah masuk dan melihat tingkah Kayshiel seperti perempuan pada umumnya.

Kayshiel merasa jantung nya hendak lepas dari tempat seharusnya, saat dengan tiba-tiba Kaiden memeluk dirinya dari belakang.

Hal itu tidak di sia-siakan oleh Kayshiel, ia dengan cepat memfoto mirror mereka berdua, jarang-jarang kan Kaiden mau di foto dan sekarang malah diam menelusup ke dalam lehernya.

“udah ih, geli tau!” Kay menyingkirkan kepala Kaiden dari leher nya, laki-laki itu menaruh dagu nya di bahu kiri sang pacar.

Sekali lagi Kayshiel memfoto mereka.

Rencananya hari ini mereka ingin mengunjungi rumah orang tua Kayshiel, di sana keluarga mereka berkumpul, termasuk dengan orang tua Kaiden.

“ayo!”

'*'*'

Rumah bergaya Eropa megah itu kini sedang ramai, orang tua mereka nampak asik berbincang, adik dan kakak Kayshiel yang bermain PS serta pelayan rumah yang datang bergantian untuk menaruh makanan ringan.

Mamah nya itu, selalu saja bila ada tamu hampir semua makanan dan kue-kue akan di keluarkan nya, hingga meja yang cukup besar di ruang tamu itu tidak bisa memberi ruang yang lain.

“Assalamualaikum,”

Perhatian mereka teralih, lalu sapaan nyaring dari ibu Kayshiel dan ibu Kaiden nampak mendominasi.

“sini nak Kay,”

“Kaiden sini-sini!”

Tentu saja ibu Kayshiel memanggil calon menantu nya begitu semangat, begitu juga dengan ibu Kaiden yang nampak hangat menyambut Kayshiel.

Aneh ya?

Mereka lebih sayang calon menantu mereka daripada anak mereka sendiri.

Kaiden dan Kayshiel salim dan berbincang hangat, tentang sekolah, hubungan kedua nya hingga hal-hal yang tidak penting. Ayah mereka hanya geleng-geleng kepala heran, sambil kembali membahas usaha properti yang akan mereka kembangkan berdua.

Kayshiel menghampiri kakak dan adik nya, “Bang Ga!” sapa nya riang.

Ganka Amertara, mahasiswa tingkat akhir yang akan melakukan sidang skripsi, sosok yang sangat hangat kepada keluarga nya, tapi bukan orang yang mudah di dekati, ia bukan orang se-humble itu.

Ganka mencium pipi adik nya, Kaiden hanya diam walaupun ada setitik kesal melihat nya, memang lebay Kaiden ini.

Sejenak Ganka menatap lekat adiknya, lalu mengangguk sekilas kembali bermain PS, Kay nampak bingung. “kenapa sih bang?” yang hanya di jawab gelengan kepala oleh Ganka.

Kayshiel beralih pada adiknya yang berumur 12 tahun, Nataka Amertara.

“heh, batako!” Taka mendelik kearah kakak nya, kesal selalu di panggil batako, padahal nama nya sangat bagus malah di sebut seperti itu.

“apasih ka! Nama aku NA-TA-KA, belajar ngeja lagi gih!” mengibas tangan nya dengan wajah menekuk.

Kay tertawa, sangat lucu melihat wajah adik nya itu apabila kesal, “bocah edan, Salim aja engga sama kakak.”

Taka memajukan bibirnya, tapi tangan nya tetap terjulur untuk salim, aduh lucu sekali.

Kay dengan gemas menarik wajah adiknya, dan mencium seluruh wajah Taka dengan cepat.

“MAMAH KA KAY!!”

“KAYSHIEL AMERTARI!”

Aduh, gawat!

KayshielWhere stories live. Discover now