17 : 17

616 25 3
                                    

Seorang gadis sedang sibuk di dapur dengan kegiatan nya memasak, setelah selesai melepas celemek nya ia menaruh makanan nya ke meja.

Satu suapan sudah berada di mulutnya, Kay suka dengan rasa nya, apalagi dengan pemandangan balkon menunjukan matahari yang menyembul dengan malu-malu.

Lalu tanpa aba-aba, memori nya mengulang kejadian di setiap sudut apartment ini.

“suka?”

Kayshiel mengangguk dengan senyum terulas, “makasih, Kai” balasnya dengan senang lalu kembali melahap makanan buatan tunangan nya.

Nasi goreng seafood.

Kayshiel dengan sangat cepat menunjuk Kaiden saat di tanya siapa yang paling enak membuat nasi goreng, apalagi nasi goreng seafood, buatan pria itu.

Kaiden mengulas senyum tipis, menunduk dan mulai ikut menyantap nasi goreng buatan nya, Kaiden cukup merasa bangga pada diri nya.

Namun, daripada bangga pada diri nya sendiri, ia lebih senang saat melihat binar bahagia pada mata Kayshiel, dan apresiasi gadis itu pada hidangan yang ia buat.

Kaiden rasanya ingin setiap hari membuat gadis itu memperlihatkan senyum manis dan binar mata bahagia nya.

“duduk sana, ini aku aja” sudah lebih dari tiga kali Kaiden mengulang ucapan nya pada gadis keras kepala di samping nya yang sibuk mencuci piring bekas mereka breakfast.

“kamu udah masakin aku, sekarang aku nyuciin” ujar nya hendak mengeringkan gelas namun dengan cepat di rebut Kaiden dan mengeringkan nya.

“kamu tuh, dari awal pacaran juga paling rajin kan masalah bersih-bersih, dan aku selalu kebagian yang ringan-ringan terus!” celoteh Kayshiel hanya mendapat kekehan ringan dari Kaiden, senang mendengar gadis itu sudah mulai cerewet seperti ini.

Lalu saat Kaiden telah selesai mencuci piring dan membersihkan pantry, ia menemukan Kayshiel yang baru selesai mengepel lantai.

Senyum kemenangan nampak di gadis itu, lalu kedua nya tertawa begitu ringan, pantas saja Kayshiel mengoceh tanpa henti, ternyata sebagai pengalihan agar Kaiden tidak sadar bahwa gadis itu diam-diam mengepel.

Kayshiel juga heran mengapa Kaiden tidak memperbolehkan dirinya untuk mengambil tugas yang berat-berat saat membersihkan apartment.

“ayo sini!” ajak Kayshiel melambaikan tangan kiri nya sedang satu tangan nya sibuk menaruh alat pel nya.

Kaiden mendekat dan menggenggam erat tangan Kayshiel, mengusapnya dengan lembut, memastikan tangan gadis itu tidak kasar atau berdebu setelah mengambil tugas miliknya.

“kamu mau nonton ga?” tanya Kayshiel sambil membawa sang kekasih menuju ruang tengah.

“mau, nonton horor ya? Gapapa kan?” ucap Kaiden menatap bola mata nya.

Gadis itu mengangguk dengan semangat, tak lupa senyum nya, yang lagi-lagi mampu membuat Kaiden hampir kehilangan fokus nya.

“kamu ngapain ngelamun? Ayo duduk, aku mau pilih film nya dulu, atau kamu ada yang mau di tonton?”

“don't leave”

Kayshiel mengangguk beberapa kali, “oke, aku cariin bentar”

Bukan, padahal Kaiden tidak bermaksud seperti itu.

Kaiden ingin mengatakan itu sekali saja selama ini, secara langsung, secara tatap mata dan keluar dari mulutnya sendiri.

Tapi, memang sulit untuk Kaiden menghancurkan gengsi nya.

KayshielWhere stories live. Discover now