18 : 18

430 22 0
                                    

“ini apartemen lo?”

Kayshiel hanya membalas dengan anggukan sekilas saat semua belanjaan nya sudah berada di atas pantry.

Mau tidak mau Kayshiel harus merelakan waktu nonton nya untuk menemani tamu nya itu, kesan nya seperti tidak tahu diri kalau ia usir setelah di bantu seperti ini.

“tinggal bareng? Wow” desis Jean dengan senyum sinis nya.

Keparat itu benar-benar mendapatkan yang dia mau

Kay menyodorkan sebotol minuman soda dan makanan ringan pada Jean, yang di terima dengan baik, sembari memasukkan belanjaan nya ke tempat seharusnya.

Jean penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada mereka berdua, melihat pertengkaran antara keduanya yang benar-benar berapi.

Padahal sepasang kekasih, yang hampir tidak pernah terlihat bertengkar sedikit pun melanda hubungan kedua nya selama satu tahun lebih, dan bahkan mendapat julukan sebagai pasangan paling serasi di sekolah mereka.

Hampir tidak pernah ada kejadian mereka bertengkar kecil di sekolah atau bahkan seperti di kisah-kisah romantis, dimana sang kekasih marah karena pacarnya di dekati cowo lain.

Benar-benar pemandangan yang langka, mampu membuat Jean hampir tertawa sepanjang mata pelajaran saat kejadian itu.

Namun Jean lebih memilih untuk memendam rasa penasaran nya daripada mengacaukan semua keadaan, tidak semua pertanyaan akan selalu ada jawaban.

“lo gapapa tinggal disini sendirian?” tanya nya halus, berusaha untuk tidak membuat gadis itu tersinggung.

Walaupun wajahnya terlihat tenang-tenang saja seperti tidak ada masalah, “biasa aja, ada atau pun gaada nya dia ga bikin gue mati dengan mudah” balasnya ambigu.

Hm? Maksudnya?

Kayshiel tersenyum miring menatap kearah Jean lalu membuka tutup botol minuman nya dan meneguk nya dengan tenang.

Tapi sepertinya perkiraan Jean salah, saat punggung nya berbalik dan menemukan Kaiden dengan wajah yang suram dan luka di mana-mana.

Mata Kaiden yang awalnya menatap kearah Kayshiel, kini beralih kearah Jean, tentu Jean akan menunggu hal apa lagi yang akan terjadi pada mereka berdua, dan mungkin ia sekarang akan melibatkan diri?

“usir dia pergi dari sini kalau lo ga mau gue seret keluar.” desis Kaiden dengan mata tak lepas menatap kearah Jean namun mengancam kearah Kayshiel.

Dengan senyum mengejek, Jean membalas, “well, tuan rumah yang telah di lupakan sudah bersabda” Jean bangkit dari stolls dan tersenyum kearah Kayshiel.

Kayshiel hanya diam menunggu apa yang akan pria itu katakan.

“gue tunggu kabar putusnya hubungan lo” lalu dengan santainya melenggang pergi dengan bersenandung, sebelum benar-benar keluar dari pintu apartemen mereka, Jean mengucapkan satu kalimat yang mampu membuat suasana di dalam semakin tak terkendali.

“emang enak ya nginjak kaki di apartemen tunangan orang, mungkin lain kali gue bakal gantiin posisi cowo nya”

Tentu saja setelah Jean pergi, amukan Kaiden pun meledak, Kayshiel malas untuk melihat cowo itu, dengan santai ia menuju ke kamarnya dan mengabaikan Kaiden yang sudah menghancurkan beberapa perabotan mereka.

“dasar pelacur! Berani-beraninya nya bawa cowo lain ke apartemen yang di kasih orang tua!”

Langkah Kayshiel tertahan saat memegang gagang pintu kamarnya, terdiam kaku saat mendengar perkataan Kaiden untuknya.

“berhenti Kai.”

“gue tinggal apartemen ini aja lo berani bawa cowo lain, udah ngapain aja? Berhubungan seks berapa ronde? Puas lo di masukin Jean? Oh atau perlu gue panggilin anak geng gue buat masukin lo rame-rame?”

Gadis itu berbalik kearah nya dengan raut wajah yang tak bisa Kaiden gambarkan, benar-benar datar.

“tutup mulut lo.”

“berapa sih harga tubuh lo, sama gue yang jelas-jelas pacar lo aja lo ga pernah kasih, sekarang dengan sukarela ngasih ke Jean? Wow, gue benar-benar ngerasa Jean beruntung bisa nyicipin tubuh tunangan gue, apa lebih enak dari Aurora?”

Kaiden tak berhenti sampai disitu saja, ia lagi-lagi mencaci maki Kayshiel bahkan membawa kakaknya.

“emang anak sialan ya lo! Sama persis kaya abang lo yang lagi nunggu ajal di rumah sakit! curiga lo selama ini ga ngasih gue jatah karena udah longgar keseringan di gilir!”

“JAGA MULUT LO BANGSAT!” dengan tubuh bersandar di pintu kamar, Kayshiel menatap Kaiden dengan wajah tak percaya, sampai-sampai tak mampu menahan tubuhnya sendiri.

Dia benar-benar berubah.

Iblis.

Kay sampai tidak percaya bahwa yang mengucapkan nya adalah Kaiden, pria yang hampir tidak pernah mengatakan kata-kata kasar di depan nya selama ini.

“siapa lo?”

“lo bukan Kaiden, lo benar-benar jelmaan iblis!”

Kayshiel bahkan tidak pernah melihat sorot amarah semengerikan ini dari Kaiden, bahkan saat-saat mereka dahulu bertengkar hebat, ini baru pertama kali Kayshiel melihatnya.

Mengerikan.

Namun Kaiden hanya menampilkan senyum tipis dengan tangan mengambil botol soda sisa Kayshiel di atas pantry, lalu meneguknya dengan rakus sampai habis.

“gue Kaiden, Kaiden Bageswara, tunangannya Kayshiel Amertari, jelas?” ujarnya.

Kayshiel tak mampu menahan air mata nya lebih lama, sebelum Kaiden menyadari nya gadis itu lebih dahulu masuk ke kamarnya dengan langkah tertatih-tatih akibat tak mampu menahan tubuhnya sendiri.

Kaiden kembali berbicara sebelum Kayshiel benar-benar menutup pintu kamarnya, berucap dengan wajah datar dan menatap tak lepas pada tunangan nya.

“kunci pintu lo, jangan sampai gue trobos kamar lo malam ini, dan buat lo ga bisa jalan, sekali pun hanya untuk bangun.”

Dasar iblis.

KayshielWhere stories live. Discover now