6 : 6

520 21 0
                                    

Kayshiel mengunci kamar nya sebelum Kaiden menerobos masuk, Kayshiel mondar-mandir tidak jelas.

Mencari cara agar ia mendapatkan bukti yang lebih valid, dan tentu saja ia sudah merencanakan apa saja untuk menghancurkan perempuan yang menjadi selingkuhan tunangan nya itu.

Ia memutar kembali isi video dimana terdapat Kaiden dengan seorang gadis asik berpangkuan dengan tertawa-tawa menikmati keromantisan mereka.

Menggulirkan video berikutnya, dua lawan jenis yang bercumbu di club malam begitu panasnya.

Kayshiel tertawa kecil, ia benar-benar merasa ilfell saat mengingat kebersamaan nya dengan Kaiden, membayangkan pria itu yang begitu rakusnya memiliki dua perempuan sekaligus.

Ponsel nya berdering, Kayshiel menatap isi pesan di dalam nya, menampilkan sederet data tentang selingkuhan Kaiden yang memiliki nama Amora Kalista.

Ia harus memulai darimana dulu untuk menghabisi wanita itu?

...

Seperti hari-hari biasa, Kayshiel membereskan kamar, menyiapkan makanan untuk mereka, mencuci baju, dan melakukan hal yang tidak seharusnya ia lakukan karena belum memiliki status sebagai suami-istri.

Kayshiel juga menertawakan dirinya yang mau-mau saja menjadi pembantu pria itu, tangan nya yang sedang mencuci piring begitu kasar menyapu spons pada piring.

Setelah selesai ia memakai seragam sekolahnya dengan terburu-buru, tidak peduli rapi atau tidak, ia sudah terbiasa memakai seragam acak-acakan.

Matanya menemukan Kaiden yang berada di meja makan, menunggu Kayshiel untuk makan bersama.

Mereka makan dengan tenang, Kaiden menyadari bahwa Kayshiel mulai terlihat aneh. entah apa yang terjadi, setelah merayakan anniversary mereka, gadis itu jadi menghindar padanya.

Kayshiel terlihat biasa saja saat Kaiden begitu terang-terangan menatap nya dan tidak lepas dari apa saja yang Kayshiel lakukan.

Sampai dering ponsel pria itu berbunyi, Kayshiel melihat sedikit saat ada pesan yang mengirim sederet kalimat dan emoticon love.

Walaupun keduanya terhalang meja, Kayshiel yakin bahwa yang mengirim adalah selingkuhan si brengsek didepan nya, Kaiden dengan cepat mengambil ponsel miliknya, mata nya menatap Kai sejenak sebelum membuka ponsel miliknya.

Kayshiel bangkit dari kursi nya, mengambil piring bekas milik nya, karena kegiatan membasuh piring setelah makan pagi adalah Kaiden.

Kayshiel begitu muak melihat Kaiden, namun mau bagaimana lagi, mereka serumah. Dan kini harus pergi ke sekolah bersama-sama.

>•<

Kayshiel turun dari motor sport Kaiden, ia melangkah pergi namun di tahan oleh Kaiden.

“kenapa?” tanya Kayshiel tanpa mau berbasa-basi.

Kaiden membuka dompetnya lalu memberi beberapa lembar uang berwarna merah kepada Kayshiel.

Kayshiel menerima nya tanpa beban, “thanks.” melenggang pergi begitu saja meninggalkan Kaiden yang menatap punggung nya lamat yang semakin mengecil.

£•£•

“terimakasih anak-anak, kalian boleh beristirahat.” guru sosiologi itu pun keluar dari kelas Kayshiel.

“Kay bangun, udah istirahat nih.” panggil Tera begitu gemas, masalah nya Kayshiel dari awal pelajaran sampai istirahat pertama bawaan nya tidur mulu.

Kayshiel bangun dan secara tiba-tiba berdiri begitu saja, mengejutkan Tera dan Eli yang melihat kelakuan gadis itu.

“bangke! Kaget gue,” latah Tera.

Kayshiel menatap temannya yang masih ber-ekspresi kaget, menatapnya malas dengan wajah yang masih ngantuk.

“lebay, buruan!”

Eli mendengus, “najis bener punya temen kaya lu,” tuhkan, Eli sekali ngomong pedas bener.

Kayshiel tidak peduli, ia berjalan begitu angkuhnya.

...

“lo pulang sama siapa Li?” tanya Kayshiel sembari menerima helm dari Kaiden, dering pulang sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu, dan kini Kayshiel memastikan teman-teman nya pulang dengan selamat.

“di jemput, Tera sama gue. Gausah khawatir,” ucapnya menenangkan, Eli melirik Tera yang menatap Kaiden begitu takut-takut.

“gue cabut duluan,” pamit Kayshiel yang di balas lambaian Tera begitu semangat, tadi saja mendadak menjadi patung.

Kayshiel memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya, teringat sesuatu, Kayshiel menepuk pundak Kaiden.

“ke supermarket dulu buat beli bahan makanan.” ujarnya.

“iya,” balas Kaiden, tangan Kaiden menarik tangan Kayshiel yang berada di lutut gadis itu, Kayshiel menatap tak suka, namun Kaiden yang tidak mengerti menarik paksa tangan Kayshiel agar memeluk pinggangnya.

Udah berapa kali si murahan itu meluk pinggang lo Kai.

Mereka masuk kedalam supermarket, memilah milih apa saja yang akan di beli untuk bahan makanan dalam sebulan.

Kayshiel nampak sibuk melihat bumbu dapur yang berjejer di rak bumbu, setelah selesai mengambil sepuluh bungkus bumbu instan perkedel, ia pun mendorong troli belanjaan nya.

Mata nya menatap ke sekeliling mencari keberadaan Kaiden, pusat perhatian nya teralih pada dua lawan jenis kelamin yang tampak mengobrol, Kayshiel nampak tidak asing pada punggung tegap pria itu.

Nampak seperti, Kaiden?

Wow.

Langka melihat pria itu berdekatan dengan perempuan selain keluarga dan diri nya.

“kamu sama siapa sayang?”

Kaiden menoleh, melihat Kayshiel yang mendekat kearah mereka. Tumben sekali gadis itu menjadi lembut begini.

Kayshiel tetap tidak menampilkan senyuman nya, berdiri di samping Kaiden dan tanpa memberikan sedikit jeda saja, Kayshiel menautkan jari-jari mereka berdua.

Perempuan berpakaian baju tidur itu sedikit menunduk, ekspresi nya nampak takut, hal yang membuat Kayshiel menatap heran.

“teman aku,” jawab Kaiden memecah keheningan yang entah sejak kapan suasana disekitar mereka tampak dingin.

Wajah Kayshiel beralih pada Kaiden, alis nya terangkat sebelah. “sejak kapan kamu punya temen cewek?” Kaiden diam tanpa mau menjawab.

Kayshiel mendorong troli miliknya dengan kasar kearah troli gadis itu, sedikit menyadarkan gadis itu yang entah melamun atau tertidur, Kayshiel tidak begitu peduli.

“hai, aku Amora, teman nya Kaiden.”

Gotcha!

KayshielWhere stories live. Discover now