7 : 7

532 18 0
                                    

Mata Kayshiel mengerjap saat perut nya seperti di tindih sesuatu, kening nya mengerut saat menyadari sesuatu, Kaiden memeluk nya!

Apa-apaan laki-laki ini!

Di samping nya, Kaiden tertidur dengan bertelanjang dada memeluknya begitu erat. Kayshiel ingat, mereka tidak melakukan apapun dan belum berbaikan juga, jadi mengapa pria ini bisa di kamar nya?

Kayshiel dengan pelan menyingkirkan tangan Kaiden yang berada di perutnya, gadis itu menyepol rambutnya jadi satu.

Ia lebih memilih mandi, soal Kaiden yang tiba-tiba di kamarnya nanti saja ia tanyakan saat laki-laki itu sudah bangun.

Kayshiel keluar dari kamar mandi dengan rambut yang di tutupi handuk, melirik Kaiden yang masih tidur, ia pun melangkah keluar kamar untuk ke dapur memasak.

Kayshiel begitu ingin memakan ayam geprek, waffle coklat dan tiramisu, serta es oreo cream cheese. Membayangkan nya saja sudah membuat perut Kayshiel berbunyi.

Sibuk memasak dengan suasana yang sunyi, tiba-tiba saja suara berat mengisi ruangan dapur sekaligus meja makan yang hanya terhalang pantry.

“sayang?”

Kayshiel menoleh ke belakang, memastikan apakah pemikiran nya benar atau salah.

Benar saja, Kaiden dengan telanjang dada berdiri beberapa langkah menatap nya dengan dalam.

“ngapain?”

“nguli!” jawab ketus Kayshiel.

Kaiden bukan nya marah, laki-laki itu malah ketawa kecil lalu mencium bahu sang tunangan.

Hei! Kaiden ini kenapa sih hari ini?

Aneh saja melihat sifat nya seperti ini, memang sering dia bersifat lembut, tapi tetap saja laki-laki itu tiada hari tanpa kasar atau emosi pada Kayshiel, enam bulan terakhir sikap nya semakin kasar, tentu saja Kayshiel merasa aneh akan sikap nya yang hari ini tidak seperti biasa nya.

“lagi kenapa si?” tanya Kayshiel heran, tak lepas pandangan dari makanan yang ia sajikan.

“emang aku kenapa?” bukan nya menjawab, Kaiden malah bertanya balik.

“ga kaya biasa nya,” Kay membawa hasil masakan nya di bantu oleh Kaiden ke meja makan. “biasa nya kan kamu kaya orang kesetanan.” lanjut Kayshiel menampilkan dengan wajah polos.

Kaiden menatap Kayshiel cukup lama, mata tajam nya melengkung, di iringi senyum tipis nya.

Mereka makan dengan tenang, Kayshiel tidak peduli Kaiden yang menatap nya, gadis itu makan dengan begitu semangat.

“mau waffle?” tawar Kayshiel.

“mau, rasa coklat.” Kaiden menyebutkan topping waffle yang ia inginkan.

Kayshiel menyiapkan lalu menaruh di depan pria itu, “aku kasih racun, biar kamu lumpuh.” ucap Kayshiel bercanda dengan ekspresi datar, tapi itu terlihat seperti dari hati sekali ya?

Kaiden tidak bisa menahan tawa nya lagi, ia menatap Kayshiel cukup lama, “aku juga mau belajar masak, biar bisa ngeracunin kamu juga. Ajarin aku ya sayang?” ucap Kaiden tersenyum manis.

Kayshiel membalasnya dengan mengangguk tersenyum bengis.

Pasangan gila!

...

Drtt drt

Dengan malas gadis itu mengambil ponsel miliknya yang berada di atas nakas, mata nya melirik jam dinding yang menunjukan pukul dua belas malam.

Tengah malam begini pun tetap saja ia tidak di biarkan istirahat.

Kelopak mata yang awalnya sulit terbuka pun segar kembali saat mendengar apa yang di katakan lawan bicara nya.

“Kay, tunangan lo di club masuk kamar sama cewek,”

KayshielWhere stories live. Discover now