16 : 16

498 21 0
                                    

Sudah satu Minggu berlalu, tapi rasanya Kayshiel semakin berat menjalani hari-hari nya, di tambah sebentar lagi dirinya akan ujian akhir untuk kelas dua belas.

Keadaan kakaknya sudah lumayan membaik secara signifikan, Kay sangat bersyukur akan hal itu.

Dengan seragam sekolah yang sudah di katakan sedikit rapi, Kay keluar dari wc sekolah nya.

Bruk!

Kerumunan langsung terbentuk saat suara teriakan terdengar dari koridor sekolah, begitu memekakkan.

“BANGSAT, SENGAJA LO YA!” suara itu, milik Amora.

Selingkuhan tunangan nya.

Hubungan mereka masih tidak ada kejelasan, entah apa yang di lakukan pria itu, padahal status tunangan mereka berdua di publikasikan di media, tapi sampai saat ini Kayshiel tidak ada mendengar kabar apapun dari orang tua laki-laki itu atau sekedar meminta maaf kepada nya.

Gadis yang tidak sengaja menjatuhkan minuman nya ke seragam Amora pun nampak ketakutan luar biasa, terlihat dari keringat yang membanjiri nya.

“m-maaf, aku ga sengaja, sini a-aku bantu bersihin” ucapnya dengan sigap menyapu seragam Amora dan tentu saja Amora langsung menepis tangan gadis itu, wajahnya menunjukkan jijik luar biasa pada gadis itu.

“gausah sentuh-sentuh! Tangan murahan lo itu ga pantes nyentuh gue! Dasar miskin!” cemohan yang di lontarkan Amora mengundang beberapa bisik-bisik kecil di kerumunan mereka.

Kayshiel tidak peduli dan tidak ingin ikut campur urusan mereka.

Langkah kakinya terus bersentuhan dengan lantai, melewati kerumunan, melewati Amora dan gadis itu.

Kedatangan Kayshiel sebenarnya mengejutkan mereka terutama Amora, dan hampir semua siswa-siswi yang melihatnya berharap, Kayshiel melabrak selingkuhan tunangan nya itu.

Namun seperti yang sudah tertulis, Kayshiel hanya melewati mereka dengan wajah datar tidak peduli.

Langkah Kayshiel tertahan, seseorang mencekal tangan nya, nafas Kayshiel terhembus kencang, tanda bahwa ia benar-benar merasa terganggu.

“apa?” ada rasa terkejut melanda Kayshiel yang ia tutupi, ia kira yang menahan nya Amora atau setidaknya gadis itu untuk meminta bantuan dari nya.

Tapi nampaknya itu lebih baik daripada melihat seseorang yang benar-benar membuat Kay begitu muak dan benci secara bersamaan.

“lo lakuin apa ke Amora?” wow, what a very good question.

Dan Amora, tentu saja langsung bereaksi penuh ketakutan menatap Kayshiel seolah gadis itu yang baru saja terbully, padahal Amora tidak ada berniat untuk mendekati atau bahkan menyenggol gadis itu, tidak di sangka pemikiran pacar nya sangat berlainan. Amora jelas tidak perlu ber-drama untuk menarik perhatian pacarnya.

“menurut lo?” menepis tangan laki-laki itu lalu bersedekap dada dengan wajah menantang.

Kaiden jelas merasa tidak suka.

“kamu di apain sama dia? Jawab jujur” Kaiden menatap Amora dengan wajah khawatir, semakin kesenangan Amora di buatnya, lalu keluarlah air mata palsu gadis itu perlahan-lahan.

“hiks-hiks, d-dia, dia ngebully teman aku, terus saat aku mau bantuin teman aku, Kayshiel malah marah, terus nyiram minuman nya ke baju aku, nih liat” jawabnya begitu lancar dan wajah yang di buat seperti korban.

Pelaku yang tersakiti.

Wah, rasanya Kay ingin tertawa begitu kencang saat melihat drama yang sedang terjadi pada nya, ini benar-benar membuatnya terhibur.

Kaiden mencengkram bahu Kayshiel, terlihat dari bergetar nya tubuh Kayshiel akibat semakin kencangnya cengkraman pria itu, ini lah sosok asli Kaiden beberapa bulan ini, kasar.

Kayshiel tersenyum kecil, cukup mengubah raut wajah Kaiden yang di penuhi murka menjadi melunak, dan mampu mengubah atmosfer di kerumunan itu menjadi sedikit merinding.

“bagus juga karangan nya, daripada cuma jadi karangan, gimana kalo gue wujudkan?”

Kayshiel beralih menatap siswa yang sedang memegang cup minuman nya, tanpa aba-aba laki-laki itu menyodorkan nya kepada Kayshiel, dengan senyum kelewat lebar.

Gadis itu mengambilnya, lalu tanpa aba-aba langsung menumpahkan isi gelas itu ke tubuh mereka berdua, dengan senyum puas yang tak tertahankan.

“don't stop being fool”

Setelah cukup puas melihat wajah amarah dan malu dari mereka berdua, akhirnya Kayshiel pergi meninggalkan koridor yang nampak riuh setelah aksinya.

Kayshiel tidak menyangka, bahwa Kaiden benar-benar bisa bertingkah bodoh seperti itu hanya karena melihat dari sudut pandang pria itu sendiri.

Siswi yang jadi korban bully dari Amora tadi bangkit segera pergi dari sana, kerumunan mulai bubar dan beberapa laki-laki mendekati keduanya.

“gue rela ngasih beribu-ribu liter minuman demi ngeliat lo di permalukan kaya gini terus” cowo berandalan itu lah yang memberikan minuman miliknya dengan sukarela kepada Kayshiel.

Jean, salah satu berandalan di sekolah itu, tersenyum sinis, menikmati raut wajah Kaiden yang begitu pias, benar-benar langka melihat musuh di permalukan di kandang nya sendiri, terlebih saat salah satu anak buahnya menyodorkan ponsel berisi video saat kejadian sebenarnya berlangsung, tawa pecah sesaat video itu berakhir.

“senang ngeliat lo hancur begini,” ujar Jean, Kaiden dengan tangan terkepal menatap tajam mata Jean.

Jean bukannya takut, ia malah mendekatkan wajah nya, membisikkan kata-kata yang hanya mereka berdua yang tau.

“I'm happy, you finally released him for me to have."

Gue senang, akhirnya lo melepaskan dia untuk gue miliki.

/><\

©MilkyMilo

Assalamualaikum, jujur entah kenapa aku lebih suka sosok Jean ini daripada Kaiden wkwk.

Spam vote dan comment yuk!

KayshielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang