15 : 15

505 17 0
                                    

Suara kaki yang menyentuh lantai menggema di lorong rumah sakit yang sudah sepi, lantaran jam sudah menunjukan pukul dua malam.

Mata bengkak Kayshiel cukup menarik beberapa perhatian pengunjung di tempat itu, Kayshiel merasa tuhan benar-benar sedang menguji nya begitu hebat.

Lari nya perlahan melambat setelah menemukan ruangan yang di maksud, ia masuk dengan jantung yang berdetak cepat dan menemukan orang tua nya sedang terduduk lesu.

“dek, sini!” panggil Brata pada anak perempuan nya.

Kayshiel melangkah menuju brangkar kakak nya, menatap Ganka yang terpejam erat dengan tubuh yang tertempel banyak selang dan luka-luka memenuhi tubuhnya, Ganka di nyatakan koma oleh dokter.

“bang, don't get sick alone, don't go away.” air mata nya mengucur deras melihat sang kakak terbaring lemah tak berdaya setelah kecelakaan akibat balap motor.

Padahal besok ia akan melaksanakan wisuda nya, baru kemarin Ganka menelpon nya, curhat tentang betapa girang nya ia sudah terbebas dari skripsi dan kemumetan kuliah nya, tapi setelah apa yang sudah ia tunggu-tunggu berakhir tidak dapat ia lakukan.

“papah sudah temuin pelaku nya?” tanya sang ibu kepada suami nya, Kayshiel hanya diam menggenggam erat tangan kakak nya.

“belum mah, kita tunggu kabar dari anak buah papah ya? Mamah tenang dulu” ucap Barka menenangkan istri nya, mata nya beralih menatap si bungsu yang sangat hancur, rasa nya Barka ingin menggantikan posisi Ganka agar anak nya itu tidak merasakan sakit seperti ini.

Barka berusaha menahan air mata nya yang jatuh, ia tidak boleh menunjukan kesedihan nya di depan keluarga nya, karena ia lah satu-satunya yang harus menguatkan mereka.

Kayshiel tidak lepas menatap wajah tampan kakaknya, lebih baik melihat kakaknya mengomel bila dia terlalu sering dengan Kaiden ketimbang melihat wajah pucat tanpa kehidupan seperti ini, seharusnya sekarang Kayshiel mengajak Ganka untuk bersenang-senang sebelum besok nya cowo itu wisuda, bukan nya berlarut-larut pada kesedihan mengenai hubungan nya dengan Kaiden.

Kenangan-kenangan sewaktu masih kecil sampai remaja bersama Ganka memenuhi isi kepala Kayshiel, ia ingat sewaktu masuk sekolah Taman Kanak-kanak, Ganka lah yang paling semangat mengantarkan adiknya untuk pertama kali masuk sekolah, cowo itu rela menunggu sampai adiknya itu menemukan tempat duduk nya dan selalu tersenyum saat Kayshiel masing nampak canggung dengan teman-teman baru nya, begitu terus sampai satu Minggu.

Diri nya sampai ingat, saat pulang sekolah melihat Amelia memarahi Ganka karena telat masuk sekolah hanya untuk menunggu Kayshiel duduk di kursi nya, kalau tidak di marahi Amelia mungkin saja Ganka rutin setiap hari melakukan nya, betapa menyenangkan nya masa kecil saat dunia sudah merubah keadaan seseorang.

Kayshiel menyesal sudah terlalu membuang waktunya untuk Kaiden, hingga melupakan keluarga nya. Andai saja Kayshiel bisa memutar waktu, mungkin saja sekarang ia sedang tertawa bahagia berkumpul bersama keluarga nya dirumah.

Andai saja ia tidak bertemu Kaiden, mungkin saja kehidupan nya tidak semenyedihkan ini.

Berandai-andai yang tak akan sampai.

“bang, cepat bangun, kasian gue liat muka lo makin jelek kalo tidur gini” oceh Kayshiel berusaha untuk tidak bergetar suara nya, Amelia melihat sang putri seperti itu semakin menambah rasa sakit nya, malang sekali anak-anak nya ini.

“tolong bangun, gue mau cerita banyak sama bang Ganka, gue bakal ngelakuin apa aja deh biar bang Ga bangun!”

Kayshiel menaruh kepala nya di samping tangan Ganka, tetap tidak melepas genggaman nya, “Kayshiel capek bang, Kayshiel butuh bang Ganka tetap di sisi Kay” lirih nya pelan sebelum mata nya mulai terpejam.

Diam-diam Amelia menangis pilu melihat kedua anaknya, hati ibu siapa yang tidak sakit di saat melihat keadaan kedua anaknya tidak baik-baik saja, Amelia ingin sekali menukar waktu demi keluarga nya, berapa pun nilai nya akan ia beli.

Namun menyesal pun tidak ada habisnya, maka dari itu Amelia melangkah kearah kedua nya seraya mengambil selimut dan bantal, setelah menaruh bantal di belakang punggung Kayshiel dan memberikan selimut pada nya.

Amelia mengecup kening Ganka cukup lama, tak terasa air mata nya jatuh mengenai wajah sang anak, dan tidak lupa mencium Kayshiel dengan tulus.

Mamah cuma punya satu keinginan sedari kalian lahir menjadi anak mamah, mamah cuma mau satu saja,

Tolong, berbahagia lah.

/ ><>< \

Part khusus keluarga Kayshiel, Selamat menunaikan ibadah puasa semua nya bagi yang menunaikan, jangan lupa sholat:0

Tandai kalau ada typo yaw, tanpa revisi!

KayshielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang