| 05 : Ohm pawat |

212 17 1
                                    

"Paw ayah titip Love sama kamu ya" Ucap Ayahnya.

"Iya Paw, kita berdua pamit dulu. Tolong jaga Love sama Nenek" Ucap Bundanya.

"Bunda sama ayah kayak mau pergi naik haji dah, kan cuman mau ke kondangan" Ejek Ohm.

Ayah dan bundanya tertawa mendengar perkataan Ohm.

~Cupp

Ayahnya mencium kening Ohm.

"Pergi dulu ya, dah" Pamit Ayahnya yang kemudian berjalan menuju mobilnya.

~Cupp

Bundanya ikut mencium kening Ohm.

"Kalo Love sama Nenek udah bangun dari tidurnya, bilangin kita udah berangkat kondangan" Perintah Bundanya.

"Iya bunda" Ucap Ohm jengah.

Bunda kemudian berjalan menuju mobilnya.

"Dah Paw" Ucap Ayahnya.

"Hati-hati" Teriak Ohm. Kemudian Ayahnya mengklakson mobilnya.

......

• 5 Jam kemudian •

"Berita hari ini seorang pengendara truk diduga mabuk, dan menabrak mobil sedan berwarna hitam"

"Goblok banget, dah tau mabok malah naik mobil" Umpat Ohm.

"Heh mulutnya" Peringat neneknya.

~Kringg kringg

"Siapa sih?, Love... tolong angkat teleponnya sayang" Perintah Neneknya.

"Okay nek" Ucap Love yang kemudian berjalan menuju telepon rumahnya.

"Hallo?" Panggil Love.

"..."

"Emm iya?"

"...."

Love terdiam terkejut mendengar ucapan dari sebrang teleponnya, kemudian seketika menjatuhkan teleponnya dan menangis terisak.

Ohm dan Nenek terkejut melihat Love yang menangis seketika.

"Love kenapa?" Tanya Ohm dengan muka cemasnya.

"Bang... Nek... Itu mobil Ayah sama Bunda yang di tv" Jelas Love.

"Hah?" Kaget Ohm.

Neneknya memasang wajah shock, menatap ke arah televisi kemudian menangis.

Sedangkan Ohm hanya terdiam, kupingnya seketika berdengung. Pandangannya kabur melihat sang adek dan neneknya menangis deras.

Ada apa ini? Apa yang sedang terjadi? Apakah tadi pagi merupakan sebuah pertanda? Mengapa dirinya sangat bodoh? Mengapa dirinya tidak mencegah sang Ayah dan Bundanya berangkat?.

Air mata Ohm mengalir seketika tanpa isakan.

......

Pemakaman telah selesai di laksanakan, kini hanya tersisa mereka.

Love dan neneknya menangis deras, Love memeluk nisan sang ayah dan bundanya, sedangkan Ohm mencoba untuk tegar di depan mereka.

Namun hatinya berkata lain, air bening pun mengalir di matanya meskipun tak ada isakan yang terdengar.

Titipan sang Ayah dan Bundanya tak akan Ohm lupakan dalam hidupnya, dirinya akan menjaga Love dan sang Nenek dengan baik.

.....

Rumah Ohm

Mereka bertiga sedang terduduk di sofa, masih merenungi kepergian Ayah dan Bunda.

Tok tok tok

OHMPERTH (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant