| 08 : Sakit |

284 30 2
                                    

Olahraga telah selesai dilaksanakan beberapa dari mereka berpencaran ada yang masih dilapangan, di kantin, dan di kelas.

Sedangkan Ohm berjalan menuju toilet untuk mengganti bajunya.

"Arghhh" Suara seseorang dalam bilik toilet yang membuat Ohm heran.

Ohm mencoba acuh, mungkin itu adalah suara salah satu siswa yang sedang olahraga lima jari.

"Arghhh" Suara seseorang lagi, kali ini dengan isakan tangisnya.

Ohm dengan ragu berjalan menuju bilik toilet tersebut.

Tok tok tok

Ohm mencoba mengetuk pintu toiletnya.

"Tolong" Rintih seseorang dengan berbisik.

Ohm terkejut dan langsung menendang pintu toilet tersebut.

~Brakkk

Pintu toilet terbuka, menyisakan Perth yang terduduk di closet sambil memegang perutnya. Ohm menghampiri Perth.

"Perth?" Panggil Ohm yang memukul pelan pipinya.

Perth menangis, merintih kesakitan sambil memegang perutnya.

Kemudian Ohm mencoba untuk mengangkatnya, Ohm menggendong tubuh Perth keluar dari sana dan berjalan menuju UKS.

......

UKS

"Loh... Berantem lagi?" Tanya dokter.

Ohm menggelengkan kepalanya panik.

"Dia nangis di toilet dok" Ucap Ohm.

Dokter kemudian memeriksa keadaan Perth, dan berjalan menuju telepon disana kemudian kembali ke arah Ohm.

"Ohm kamu antar dia ke rumah sakit ya" Ucap dokter.

"Emang Perth separah itu ya dok?" Tanya Ohm.

"Kebetulan saya omnya Perth, dia memang terkena mag kronis sejak SD. Kalau udah kayak gini jawabannya adalah-- obatnya habis atau obatnya sudah tidak cocok lagi" Jelas dokter.

Ohm mengangguk paham.

"Nanti ambulans bawa kamu dan Perth, kabarin dokter secepat mungkin tentang kondisi Perth ya" Pinta dokter.

Ohm mengangguk mengiyakan, dokter hanya tersenyum.

.......

Rumah sakit

• 3 jam kemudian •

"Arghh" Rintih Perth yang mulai bangun dari pingsan dengan muka pucatnya.

Perth menoleh ke arah Ohm, lagi dan lagi hanya ada dia disampingnya ketika terbangun dari pingsan.

"Loh? Gua di rumah sakit?" Kaget Perth.

Ohm berdeham.

"Lo kenapa lagi hm? Belum sarapan?" Tanya Ohm.

"Lo tadi pagi kan yang nyuruh gua cepetan" Kesal Perth.

Ohm mengambil rotinya di tas, dan memberikannya ke Perth.

"Lain kali kalo belum makan bilang, gue bisa tunggu" Ucap Ohm.

Perth meraih rotinya kemudian membuka bungkusan rotinya sebelum akhirnya memakannya.

"Thanks" Ucap Perth.

Ohm mengangguk.

"Apa yang lo rasain?" Tanya Ohm.

"Perut gua masih nyeri, mata gua blur, sama lemes" Jawab Perth.

OHMPERTH (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat