31: too sweet

1K 161 29
                                    

❀° ┄───────╮
Vote | Comment
╰───────┄ °❀

Sejak pagi buta Rochely terus mendengar suara ponselnya yang tidak henti-hentinya berdering. Ada banyak panggilan tak terjawab dari Jimin. Rupanya sepupunya itu telah mendatangkan dua orang pelayan yang akan membantu membersihkan serta merapikan apartemennya—yang nampak seperti kapal pecah—sebagai permintaan maaf atas segala ucapan buruknya tadi malam.

Satu jam berlalu, kedua pelayan tersebut telah menyelesaikan tugasnya. Kini Rochely mulai berderap menuju kamar mandi guna membersihkan tubuhnya dengan menyegarkan diri di bawah pancuran air dingin selagi Jungkook masih tertidur pulas di atas ranjang queen bed miliknya.

Setelah itu Rochely yang masih mengenakan bathrope mulai melangkah ke dapur. Ia berniat membuatkan Jungkook sarapan yang bermodalkan dari resep yang dilihatnya dari youtube. Meskipun dalam hati ia tidak begitu yakin dengan hasilnya, khawatir barangkali rasanya tidak manusiawi.

"Memasak itu mudah 'kan? Hanya tinggal melihat resep dan mengikutinya saja. Aku yakin pasti tidak akan sesulit itu," gumam Rochely dengan jemari lentiknya terus berseluncur pada tablet guna mencari resep mudah yang dapat ia coba.

Sejatinya memasak bukanlah keahlian dari seorang Rochely Park. Mengingat selama ini ia tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinya di dapur, sebab setiap urusan perutnya selalu disiapkan oleh para pelayan mansion.

"Sepertinya aku akan membuat ini," gumamnya kembali. Rochely berniat untuk membuat masakan italia; chicken alfredo penne.

Namun sayangnya, begitu Rochely membuka kulkas, ia tidak menemukan satupun bahan masakan di dalam sana. Kulkasnya hanya berisikan aneka buah potong dan salad sayur dalam kemasan.

"Good morning..." Masih setengah telanjang, Jungkook berjalan dengan langkah gontai untuk menghampiri Rochely dengan rambut acak-acakan. Juga sembari mengerjap beberapa kali guna menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya.

"Morning too..." jawab Rochely seraya menutup kulkas dengan raut wajah kecewa.

Jungkook mengucek mata bambinya seraya menatap Rochely yang sedang berkutat pada tabletnya. Setelah netranya sudah dapat melihat dengan jelas, Jungkook baru sadar bahwa kini apartemen pujaan hatinya itu telah tertata rapi kembali. "Wah, sudah tidak berantakan lagi!" Serunya.

"Iya, tadi Jimin mendatangkan pelayannya untuk bersih-bersih ke sini. Katanya sih sebagai permintaan maaf," jelas Rochely.

Masih sangat mengantuk, Jungkook pun hanya mengangguk paham dengan matanya masih terpejam.

"Sayang...temani aku berbelanja ke supermarket yuk?" Dayuan suara halus Rochely terjeda sejenak. "Aku ingin mencoba membuatkanmu brunch," lanjutnya.

Pada mulanya Jungkook tengah sibuk mengusap matanya yang masih tertutup dengan punggung tangannya, lalu dalam sekejap netranya menjadi melotot. Aunty memanggilku apa? Sayang katanya? Aku tidak salah dengar kan?

"Jung! Kok malah bengong?" Rochely langsung berderap ke arahnya sembari melambaikan tangannya tepat di depan wajah Jungkook yang seperti tomat.

Si lawan bicaranya pun tergagap menanggapinya, "M-maaf, tadi...nyawaku belum sepenuhnya terkumpul."

"Jadi..." Suara lembut Rochely melantun merdu menyambangi rungunya kembali. "Kau mau menemaniku tidak?"

AUNTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang