25 agavra

35 3 3
                                    

"Ciha?" Tanya agav ketika sampai di kediaman ciha, ia telah mencari kemana mana namun yang di panggil tak kunjung datang.

Satu tempat yang agav belum cari, kamar tidur.

Brakk

"Astaga ciha!" Dengan panik agav mendekat ke arah ciha memeluk tubuh ringkih itu dengan hati hati

"Gav.. aku takut..takut.. dia tadi kesini" dengan isak tangis ciha mengadu

Perasaan agav makin bersalah, seharunya ia disini saja menemani ciha, dan terbukti ketakutan agav terjadi.

"Dia bilang apa sama kamu?" Agav mulai bertanya, sebelumnya ia mengajak ciha untuk duduk di kursi kamar, melihat bagian kamar sangat berantakan.

"T-tadi dia mau perkosa aku.." ciha masih menangis, tangan nya ia kepal kuat kuat masih ada di benaknya si dia ingin melecehkan ciha.

"Aku udah lawan, aku lempar pot, buku, tapi dia tetep masih bisa lawan aku gav.." lanjut ciha

"Pas aku nelfon kamu tadi, perasaan aku udah gak enak dan benar dia dateng dari jendela kamar aku" Ciha ingat betul saat dirinya lagi bersantai di kamar tiba-tiba seseorang datang memecahkan jendela kamarnya.

Raut khawatir agav masih nampak, dengan pelan ia mengusap tangan ciha guna menenangkan nya.

"Ciha, gua akan terus sama lu, sampai kapan pun" ntahlah kenapa agav berucap demikian, atau karna kejadian yang barusan menimpa ciha.

Kejadi ini bukan sekali dua kali, setiap agav pergi meninggalkan ciha sendiri pasti ada saja orang iseng yang melukai ciha, mangkanya agav sangat bersalah apalagi kalau dirinya bersama silika, dan ciha menelpon nya, ia akan memilih ciha karna ia tau ciha sangat membutuhkannya.

Ciha menoleh ke agav, entah kenapa perasaan bersalahnya tiba-tiba datang ia jadi berfikir dirinya terlalu jahat kepada agav dan silika, Karna agav selalu ada untuk dirinya, ketika agav bersama silika ia marah, tentu Karna ia berfikir agav hanya untuknya.

Mata Ciha yang sembab kini deras Karna air mata, dengan cepat ia menghambur ke pelukan agav, mencoba untuk melupakan semuanya, ia sangat lelah.

Agav juga memeluk erat tubuh sahabat nya itu, ia teringat ucapan Abang ciha yang meng amanahkan dirinya untuk menjaga ciha.

Maafin aku ha, aku bakal jadi sahabat yang baik buat kamu

💗✨

Sekarang hari libur, lebih tepatnya sekolah meliburkan siswanya untuk belajar di rumah.

Agav masih berada di rumah ciha, rencananya hari ini ia akan ke psikolog bersama ciha, dari setahun yang lalu agav dengan sabar mengajak ciha untuk berobat karna kesehatan mental nya.

Saat ini agav sedang memasak nasi goreng, ia tidak bisa memasak jadi masak seadanya.

"Ciha, ini nasi goreng udah aku buat cepetan turun ya aku mau mandi dulu"teriak agav di dapur dan ia pergi meninggalkan dapur untuk mandi.

Ciha yang mendengar teriakan agav langsung bangun, melihat dirinya di pantulan cermin sangat berantakan namun sekelilingnya sudah rapih atau mungkin karna ia ketiduran agav yang membersihkan nya.

Lama melamun, ciha segera ke bawah ingin memakan nasi goreng buatan agav.

"Wahh enak banget gav" ciha terus saja menyendok nasi goreng buatan agav Karna rasanya memang enak.

Agav yang baru datang sehabis mandi terkekeh melihat ciha begitu semangat memakan sarapannya.

"Yaudah abisin ya, abis ini kita ke psikolog" ucap agav lalu mendudukan dirinya di meja makan samping ciha.

AGAVRAWhere stories live. Discover now