Satu

3.5K 209 19
                                    

Chilla menghempaskan tubuhnya yang terasa sangat letih pada sofa yang ada di ruangannya. Seharian ini ia belum sempat beristirahat karena pasiennya membludak. Ia meraih ponsel yang disimpan dalam saku celananya. Senyum Chilla merekah saat melihat pesan yang belum lama masuk ke dalam ponselnya. Pesan dari sang kekasih.

Panji
Pulang bareng, aku tunggu di depan

Aku udah di depan

Pesan terakhir sudah dikirim sekitar 15 menit yang lalu. Seakan mendapatkan kembali semangat, dengan terburu-buru Chilla membereskan barang-barangnya lalu pergi ke tempat biasa ia menemui sang kekasih menunggunya.

Chilla masuk begitu saja ke dalam sebuah mobil yang sudah ia kenali pemiliknya, ia merentangkan tangannya meminta sebuah pelukan tapi kekasihnya itu malah menghindarinya

"Nanti ada yang liat" Chilla hanya mencebikkan bibirnya kesal mendengar jawaban Panji.

"Kacanya gelap, A. Lebay banget" decak Chilla sebal. Padahal lebih dari sekedar pelukan di dalam mobil saja sudah sering mereka lakukan.

Seolah tak memperdulikan kekesalan sang kekasih, Panji langsung mengemudikan mobil miliknya menuju apartemen milik Chilla.

Chilla yang merasa diabaikan semakin kesal saja. Tapi, tetap saja ia tak bisa marah kepada Panji. Sepanjang perjalanan Chilla sudah kembali berceloteh menceritakan kesibukannya hari ini. Ia terus berbicara meskipun hanya mendapat respon seadanya dari Panji.

Kekesalan Chilla sudah hilang tak tersisa saat kekasih hatinya itu menggandeng tangannya sejak mereka keluar dari mobil sampai mereka masuk ke dalam unit apartemen miliknya. Chilla biarkan Panji yang membuka pintu apartemennya sedangkan ia masih bergelayut manja di bahu kekasihnya. Panji memang Chilla berikan akses untuk bisa masuk ke dalam apartemennya.

"Aku masak ya, A. Kamu mau makan apa?" Tanya Chilla, tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu Chilla berjalan menuju pantry tapi Panji menahan tangannya.

"Enggak perlu, aku enggak akan lama" ucap Panji membuat Chilla benar-benar heran dengan perubahan kekasihnya yang tiba-tiba itu. Padahal semalam mereka masih terlibat obrolan mesra meski hanya lewat sambungan telpon, bahkan semalam mereka juga saling melemparkan kata rindu.

"Kenapa, A?" Tanya Chilla, saking bahagianya bisa kembali bertemu dengan kekasih yang sudah hampir dua minggu tak ia temui, Chilla baru menyadari ada yang aneh dari wajah Panji. Senyuman hangat yang biasanya selalu menghiasi wajah tampan kekasihnya sama sekali belum ia lihat. Bahkan wajah Panji terkesan dingin saat menatapnya.

"Duduk!" Chilla hanya menuruti perintah dari sang kekasih.

Mereka kini duduk berhadapan di atas sofa apartemen Chilla. Tak ada yang membuka suara, Chilla hanya menunggu Panji berbicara sedangkan Panji sedang menyiapkan mental untuk memulai pembicaraan.

"Kenapa, A?" Tanya Chilla tak sabaran melihat Panji sejak tadi hanya diam. 

Terlihat Panji menghembuskan nafasnya kasar sebelum mulai berbicara.

"Maaf" ucap Panji setelah sekian lama hanya diisi keheningan. Chilla mengernyitkan dahinya heran mendengarnya, masih belum mengerti apa maksud dari permintaan maaf kekasih hatinya itu.

"Aku enggak bisa lanjutin hubungan kita" tambah Panji.

"Maksud kamu?"

Trust Fund BabyWhere stories live. Discover now