Tujuh

2.6K 188 17
                                    

Pulang bekerja Chilla mengendarai mobilnya menuju rumah kedua orangtuanya. Tumben sekali orangtuanya memintanya mampir ke rumah. Chilla tak berpikir macam-macam, mungkin orangtuanya hanya merindukannya karena beberapa hari terakhir ia memang belum mengunjungi mereka.

Tapi, melihat seorang lelaki yang kini terlihat sedang mengobrol dengan santainya bersama Papa dan Mamanya, emosi Chilla tiba-tiba naik saja. Ia menatap lelaki itu tak suka. Apa yang dilakukan Panji di rumah orangtuanya?

"Duduk, Kak" ucap Petra melihat putrinya hanya diam di ambang pintu.

"Cie, kaget ya diapelin pacar" goda Oliv, dengan tak sabaran ia membawa sang putri untuk duduk di sampingnya.

"Pacar apa?" Tanya Chilla tak mengerti.

"Ngaku aja deh, Kak. Kalian selama ini backstreet bukan? Jangan malu-malu jujur aja sama Mama" ucap Oliv sambil menaik turunkan alisnya, menatap putrinya dengan pandangan menggoda.

"Panji mau lamar kamu, Kak" kalimat yang Papanya ucapkan seketika berhasil menyulut emosi Chilla.

Seketika ia berdiri, dengan tangan terkepal menahan emosi Chilla menatap Panji tajam.

"Keluar lo dari rumah gue!" Chilla berteriak kencang, dengan tangan kanannya ia menunjuk ke arah pintu keluar yang masih terbuka lebar.

"Kak..." Oliv yang kaget melihat sang putri yang tiba-tiba meledak-ledak mencoba menenangkannya.

"Keluar, gue bilang keluar, brengsek!"

Petra menahan Chilla yang merengsek maju mencoba menyerang Panji. Ia peluk tubuh putrinya dari samping.

"Kak"

"Pa, dia itu brengsek udah bikin aku sakit hati" Adu Chilla dengan nafas tercekat menahan perih di dadanya.

"Aku enggak selingkuh, Ci. Aku mau jelasin semuanya sama kamu" ucap Panji.

"Gak peduli, intinya lo sendiri yang sejak awal udah sia-siain gue, jangan harap gue mau kembali sama lelaki brengsek kaya lo. Enggak akan pernah dan enggak akan sudi"

"Lo seenaknya tinggalin gue dengan semua rasa sakit dan saat gue coba bangkit lo tiba-tiba datang seakan-akan lo juga yang paling menderita disini"

"Pergi dan jangan pernah hubungi gue lagi" Chilla berteriak marah.

Dengan tubuh bergetar menahan emosi, Chilla berlari pergi menuju kamarnya di rumah ini. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas kasur lalu menenggelamkan wajahnya pada bantal dan mulai menangis kencang.

Ia merasa dipermainkan. Setelah semua kesakitan yang Panji beri lelaki itu seenaknya datang kembali setelah ia mencoba melupakan rasa sakitnya. Panji benar-benar sangat egois, selalu bertindak semaunya tanpa memikirkan perasaan orang lain.

Chilla masih menangis terisak-isak, sampai ia merasakan usapan lembut dipuncak kepalanya, saat berbalik ia bisa melihat wajah sang Mama yang menatapnya dengan lembut.

"Ma..." dengan wajah penuh air mata Chilla menatap Mamanya. Ia bersingsut mendekat lalu meletakan kepalanya di pangkuan sang Mama. Isak tangisnya kembali terdengar saat merasakan usapan tangan lembut sang Mama pada puncak kepalanya.

"Dia itu jahat, Ma. Selama ini aku tulus sayang sama dia, aku selalu turiti mau dia tapi dia malah khianatin aku" Adu Chilla di sela isak tangisnya.

Dengan terisak-isak Chilla mulai menceritakan semuanya pada sang Mama. Tentang hubungan tiga tahunnya juga kejadian pengkhianatan 2 bulan lalu. Oliv sendiri hanya diam mendengarkan putrinya bercerita, tapi ia juga tiba-tiba merasakan emosi yang sama.

Padahal sebelum Chilla tiba Oliv sempat memuji bagaimana gantlenya Panji saat mencoba meminang putrinya secara langsung. Keseriusan Panji sempat membuat Oliv kagum sampai kini pandangannya pada lelaki itu berubah setelah mendengar semua yang keluar dari mulut sang putri.

Trust Fund BabyOnde histórias criam vida. Descubra agora