Lima

2.6K 164 12
                                    

Wajib follow sebelum baca!

****

"Ayo A, anter aku ke kampus"

Panji mencoba menulikan telinganya saat mendengar rengekan Anya.
Moodnya sedang kurang baik hari ini, Selain pusing mendengar rengekan Anya ia juga sedang pusing mengurus pekerjaanya.

"Kamu enggak liat aku lagi apa?" Panji masih mencoba mengumpulkan kesabarannya, meskipun yang saat ini sangat ingin ia lakukan adalah mengusir Anya dari ruangannya.

"Kan itu bisa dikerjain nanti" Panji hanya balas dengan dengusan sebal lalu memilih melanjutkan kembali pekerjaanya, dari pada ia hilang kendali lalu merealisasikan pikirannya untuk mengusir Anya.

Saat-saat seperti ini Panji mulai membandingkan Anya dan Chilla.
Jika itu Chilla, mengetahui dirinya sedang sibuk seperti ini biasanya Chilla akan memberikannya perhatian-perhatian kecil seperti memijati tubuhnya, membuatkannya makanan dan minuman atau bahkan biasanya Chilla membantunya mencari jalan keluar atas masalah yangs sedang ia hadapi.

Chilla juga manja tapi Chilla masih tahu kondisi, Chilla tak akan pernah merengek seperti ini jika tahu Panji sedang sibuk. Saat-saat seperti ini Panji sungguh tak bisa menahan rasa rindu pada perempuan yang sudah menjadi mantan kekasihnya itu.

Ngomong-ngomong Chilla, wanita itu penyebab suasana hatinya memburuk hari ini. Terdengar egois memang tapi ia masih tak bisa menerima wanita itu dekat dengan lelaki lain selain dirinya. Ia tak bisa melihat wanita itu tertawa bersama lelaki lain selain dirinya.

"Aku aduin sama Tante" ancam Anya sambil berkacak pinggang menatap Panji marah.

"Terserah" balas Panji tak perduli.

Panji hanya bisa mengelus dadanya mendengar bantingan pintu yang Anya tutup dengan keras. Ia memilih tak menghiraukannya.

Tak lama pintu ruangannya kembali dibuka, kali ini Dendi yang masuk.

"Ini laporan penjualan kemarin, Bos" ucap Dendi sambil mengulurkan beberapa lembar kertas kepada Panji.

Panji menerimanya tak lupa mengucapkan terimakasih.

"Tadi ada apa tadi diluar rame-rame?" Tanya Panji, dari meja kerjanya Panji bisa melihat langsung ke luar lewat jendela dan tadi ia sempat melihat ada keramaian di depan sana.

"Oh itu, ada yang keserempet mobil" jelas Dendi.

"Oh!" Panji hanya mengangguk mengerti.

"Dokter Chilla yang keserempet mobil" seketika Panji langsung menegakkan tubuhnya mendengar ucapan Dendi.

"Siapa?" Tanya Panji kembali memastikan, barangkali tadi ia salah dengar.

"Dokter Chilla, mantannya Pak Bos"

*****

"Shhh..." Chilla meringis pelan saat seorang dokter sedang mengobati luka di tangan dan kakinya.

"Sorry, Ci" ucap Zidan penuh sesal, niatnya pergi untuk kontrol masalah giginya ia malah tak sengaja menyerempet sang dokter gigi alias Chilla.

Tadi memang Chilla sengaja berhenti di coffee shop seberang rumah sakit untuk membeli minuman. Namun sayang saat menyebrang karena tak berhati-hati ia terserempet. Dan ternyata yang menyerepetnya adalah Zidan.

"Hm" balas Chilla seadanya, ia sedang tidak bisa diajak bicara karena sedang menahan rasa perih karena lukanya sedang diobati. Terlihat sekali Chilla berusaha menahan tangisnya.

Chilla tak akan menyalahkan Zidan karena ini bukan sepenuhnya salah Zidan. Chilla sendiri mengakui tadi ia melamun saat menyebrang jalan.

Saat lukanya sudah hampir selesai diobati, seseorang yang sangat Chilla tidak ingin lihat  kehadirannya muncul dihadapannya. Panji, mantan pacar brengseknya.

Trust Fund Babyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن