κεφάλαιο ένατο

3.7K 629 89
                                    

Maaf, saya gabut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






“Aku kalah...”





Di tatapnya sebuah pantulan wajah dari permukaan air danau yang sedang ia singgahi sejenak setelah meminum air bening bersih itu. Manik sipit menatap sendu wajahnya, yang selama ratusan tahun selalu menjadi ikon dari dirinya yang sekarang. Bagaimana lebat nya bulu pada wajahnya hingga nyaris menghilangkan wajah rupawannya yang dahulu begitu banyak di idamkan kaum hawa dan pria Submissive.




Namun, wajah rupawan yang di idamkan telah hilang tergantikan dengan bentuk muka menyeramkan, separuh manusia dan separuh singa. Lee Jeno menghela nafas panjang, kepalanya mendongak dengan manik yang terpejam, merasakan sapuan lembut angin yang menyapu wajahnya, membelai halus bulu wajahnya.




“Bagaimana bisa dia mengatakan aku tampan dengan wajah ini?” Gumamnya, yang memutar ulang perkataan Park Renjun pada malam pertemuan ditemani dengan dekapan hangat. Dadanya bergemuruh hebat, tangannya pun terangkat untuk menyentuh dada kiri, merasakan betapa kencangnya detakan yang menjadikan sebuah anugerah terindah bagi Jeno selama ia hidup. Senyuman manis terbit disusul dengan kekehan gemas saat ingatannya memutar ekspresi gemas sang terkasih hati saat Renjun tertidur di atas tubuhnya malam itu.




Akan tetapi, senyuman itu mengedur sesaat ia teringat bahwa ia lah yang meninggalkan Sang kekasih hati tanpa berpamitan malam itu. Membaringkan tubuh kecil pada ranjang kemudian menaikkan selimut dan berlalu pergi bak seorang bajingan pengecut yang tidak mau bertanggung jawab. Namun di sini, Tanggung jawab mana yang harus Jeno tembus? Dia tak melakukan kesalahan, namun bagaimana bisa perasaan nya terus menerus berkata merasa bersalah telah meninggalkan Renjun tanpa kata.




Seharusnya Jeno yakin, bahwasanya Renjun tidak akan mencari dirinya bahkan mengingat dirinya. Pemuda manis itu pasti akan berfikir bahwasannya dia telah bermimpi bertemu dengan sosok menyeramkan yang katanya tampan itu, Jeno yakin itu, namun kenapa dirinya terus menerus gelisah hingga berulang kali kalah dalam merindukan Park Renjun?




Padahal sebelum pertemuan kedua mereka malam kemarin, Jeno sanggup menahan rindu selama sepuluh tahun hingga pada akhirnya mereka bisa bertatap muka dan saling berbagi kehangatan, Pun Jeno bisa menghitung lebih dalam aroma neroli yang selama ini selalu membuatnya mabuk dan selalu merasakan ingin mendekap aroma lembut itu. Apa mungkin, Rasa rindu ini semakin besar setelah pertemuan tak terpikirkan Minggu lalu?




Bagaimana senyuman, tawa, aroma, dan usapan serta sentuhan yang selama ini Jeno jadikan sebagai sebuah imajinasi telah terkabulkan secara nyata, makanya ia dengan berani menyimpan rasa rindu yang rasanya semakin sesak dan sulit untuk di hentikan?




Jeno akui, Jatuh cinta ternyata tidak semudah itu. Ini bukan hanya perkara mencintai dan mengagumi seseorang dalam diam, namun bagaimana efek samping dari rasa yang tak berbalas. Bagaimana sakit hatinya pasca ia melihat pelukan dan tatapan puja lelaki lain pada pujaan hatinya, perasaan rindu yang semakin sulit untuk di kendalikan dan munculnya ego untuk menginginkan Park Renjun sebagai miliknya seorang. Lee Jeno, sudah jatuh terlalu jauh kepada Park Renjun. Jadi, ia harus bagaimana? Mengajak dan meminta Park Renjun untuk menjadi suaminya kelak? Bukankah ia egois? Menjadikan seorang manusia cantik nan indah sebagai suaminya dengan kondisi fisik nya yang buruk seperti ini?




ALTERNIAMON KINGDOM || NOREN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang