κεφάλαιο δέκατο

3.8K 606 58
                                    

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.












“Jenoooo~”










“Hentikan Renjun, aku malu, sungguh.”










Mendengar jawaban itu entah mengapa membuat Renjun tertawa puas. Sejak awal dimana Jeno menyadari diri bahwa ia tak lagi memakai jubah besar yang biasa ia pakai ketika rupa nya masih menjadi sosok buruk rupa, lelaki tampan itu masih saja terus menerus memberi jarak kepada Renjun, bahkan tadi Jeno sempat berteriak kaget sesaat Renjun mencolek bahunya.










Di sisi lain atas rasa malunya, Jeno juga bahagia pasca sadar bahwa rupa nya telah kembali sebagaimana mestinya. Jeno terus menerus merapalkan rasa syukur kepada dewa, kejadian ini juga membuatnya sadar mengenai dirinya yang bisa berubah menjadi singa yang membuat jubahnya terlepas dan membuatnya telanjang Seperti tadi. Astaga, kembali mengingatnya, Jeno kembali merona terlebih lagi mendengar respon Renjun tentang kejantanannya.










Pun setelah Jeno menyarankan untuk kembali ke kerajaan Alterniamon, tempat biasa Jeno tinggali seorang diri selama ratusan tahun ini, lelaki tampan itu harus menahan malu yang rasanya nyaris membuat Jeno ingin menangis. Bagaimana tidak? Pasalnya selama perjalanan kembali ke kerajaan, Jeno bersembunyi di belakang tubuh Renjun dengan kedua tangan yang memegang daun lebar untuk menyembunyikan aset berharga miliknya, apalagi Mendengar suara bengek sang kekasih hati. Jeno ingin mengubur diri, tau!










Renjun melihat rona merah muda pada kedua pipi Jeno. Lelaki itu masih malu atas kejadian tadi, Renjun maklumi, jikalau ia berada di posisi Jeno pun ia pasti akan sangat malu. Untungnya wilayah hutan yang mereka lewati tidak ramai, bahkan hanya mereka berdua saja lah manusia yang melewati area hutan itu, yang lainnya hanya hewan hutan yang pasti tak akan tertawa atau mengejek Jeno selayaknya bagaimana manusia yang memiliki sifat jahil.










Pangeran Elderscobia ini Tersenyum manis, ia bangkit dari ranjang milik Jeno setelah tadi Jeno mengobati luka belakang kepalanya setelah lelaki itu memakai pakaian kerajaan yang masih pas di tubuhnya meski ratusan tahun telah terlewati. Mendengar suara derap langkah mendekat, Jeno langsung membalikkan badannya, menatap pemandangan alam melalui jendela berukuran sedang sembari mengangkup pipi nya sendiri.










“Pangeran-Ku...”










//DEG










sial beribu sial, apakah Renjun tidak tau apa efek samping atas kelakuannya saat ini yang dengan lancang memeluk tubuhnya dari belakang? Dapat Jeno rasakan Renjun yang menumpahkan pipi chubby pada Punggung nya kemudian di usak bak seekor kucing yang sedang bermanja dengan tuannya. “Jeno, apa kamu malu?”










ALTERNIAMON KINGDOM || NOREN✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat