δωδέκατο κεφάλαιο

3.5K 499 30
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













“Jadi benar bahwa selama ini kamu memimpin Alterniamon seorang diri, Jeno?” Tanya Renjun, setelah membaca sebuah buku yang menceritakan tentang silsilah keluarga Alterniamon hingga menuliskan rangkaian cerita yang selama ini di sembunyikan. Sedari awal Renjun membaca, bibirnya tak henti untuk terbuka kaget mengenai kisah yang selalu di anggap sebagai sebuah dongeng semata.











“Wah, kamu kejam sekali, mencaci seorang gadis gendut yang ingin melamarmu menjadi suaminya?” ujar Renjun tak habis fikir sesaat membaca sebuah cerita mengenai sang kekasih menolak lamaran dari gadis bangsawan lain, gadis gendut berambut gelombang pendek sebahu. Jeno terkekeh setelah ingatannya memutarkan sebuah situasi dimana Alterniamon kedatangan keluarga bangsawan yang ingin melamar dirinya untuk gadis mereka.











Sebagai seorang pangeran berparas tampan dan serba bisa, tentu Jeno menolak karena tak menginginkan seorang isteri berparas cukup buruk seperti gadis itu. Karakternya yang tak suka basa-basi membuatnya menolak dengan pedas, mengatakan kalimat mengandung luka pada hati hingga gadis itu menangis keras menahan malu pada ruang pertemuan saat itu. Jeno mendekat, berjongkok di depan Renjun yang masin asik membaca kisah asli Alterniamon.











Jeno tak mengatakan apapun, lelaki yang tengah di mabuk asmara itu hanya terdiam memandangi paras cantik Renjun yang terlihat menggemaskan dengan raut seriusnya. “Kau membunuh seorang pangeran Submissive?!” kaget Renjun saat membaca pada halaman selanjutnya. Tentang seorang pangeran berparas manis yang di bunuh tanpa alasan oleh Jeno pada halaman belakang yang biasa di gunakan untuk berlatih pedang, Renjun kaget tak percaya, terlebih lagi menjelaskan bagaimana kondisi pangeran yang meninggal dengan cara di penggal, “Kenapa?!” tanyanya menuntut jawaban.











Si tampan menghela nafas panjang, mengambil tangan kanan Renjun untuk di genggam lalu memberikan sebuah kecupan di sana, mendongak seraya jempol mengelus punggung tangan sang kekasih, sebelum bercerita Jeno lebih dulu menghela nafas panjang, “Ada alasan mengapa aku membunuhnya sayang, dia adalah pangeran sombong yang selalu mengumbar berita bahwa dia akan menikah dengan diriku. Berita yang tersebar membuat seluruh rakyatku percaya dan hendak merayakannya secara besar-besaran, namun aku menolak dan menentang berita itu, tindakanku membuat dia murka dan mengancam ku dengan menerima lamarannya atau dia akan membunuh orang yang ku sayangi.” Jeda sejenak, Jeno menundukan kepala sebab rangkaian kenangan bersama keluarganya dahulu kembali berputar memberikan sebuah euforia yang tak akan pernah bisa Jeno rasakan kembali selain rasa sebagai kenangan.











Renjun mengerti, lantas ia pun menyuruh Jeno untuk duduk di sisinya setelah menaruh buku silsilah Alterniamon ke sisi samping. Jeno menurut, ia duduk di samping Renjun dengan enggan melepaskan genggamannya dan Renjun memaklumi itu. Mereka saling menggenggam dengan Renjun memberikan sebuah senyuman dan tatapan teduh nan menenangkan, menular, Jeno pun tersenyum walau rasa rindu di balik mata tak mampu di tutupi dengan baik, “Jangan lanjutkan apabila kamu tak sanggup Jeno,” lelaki Lee menggeleng, “Aku akan tetap melanjutkan cerita ini...”











ALTERNIAMON KINGDOM || NOREN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang