κεφάλαιο δέκατο έβδομο

2.8K 425 50
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









“PANGERAN!!”







Seruan itu membuat Renjun yang tengah fokus mengobati anak-anak tersentak kaget dan berdiri menghadang sang prajurit yang datang dengan kudanya. Prajurit itu turun memberi hormat, maniknya tersirat akan kegusaran yang berhasil menyalurkan rasa khawatir kepada dirinya. Renjun menatap tegas sang prajurit, “Katakan, kenapa kamu bisa berada di sini? Bagaimana kondisi kerajaan?”







“Maafkan hamba yang mulia pangeran, saya ingin memberikan kabar mengenai kerajaan. Rakyat kembali memberontak dan kini menyerang kerajaan, kerajaan kekurangan pasukan karena sebagian banyak prajurit dan pengawal di kirim ke sini membuat keamanan di kerajaan tak terkendali hingga para petinggi kerajaan mendapatkan serangan yang mulia pangeran!”







“Bagaimana bisa?! Lalu apakah sudah ada korban? Bagaimana keadaan yang mulia ratu dan penghuni kerajaan lainnya?” Cerca Renjun, menatap tajam sang prajurit yang kini menunduk takut akan aura yang sang pangeran keluarkan. “Yang mulia ratu Seungwan telah di jaga oleh tuan Jung, pangeran,”







“Sialan!” Renjun mengumpat tanpa sadar, dirinya di landa pusing akan masalah yang terjadi dalam satu waktu, seakan-akan memang telah di rencanakan. Sang pangeran menunduk, menatap anak-anak yang semakin berdatangan dengan keluhan yang sama, dengan cepat ia kembali membuat racikan ramuan untuk menyembuhkan sakit dari air kotor yang mereka minum.







“Sa—sakiit hiks sakiittt yang mulia,”







Renjun memberikan sebuah kata-kata penenang, pikirannya yang terbagi dua ia usahakan untuk fokus pada masalah yang sedang ia tangani, lima anak kecil berdatangan dan dengan cepat tangan cantiknya menumbuk tumbuhan herbal yang telah di berikan oleh para prajurit yang mendapatkan bagian untuk mencari tanaman herbal. Sesekali Renjun mendapatkan pukulan atau bahkan pemberontakan oleh anak-anak yang menolak meminum ramuannya, Renjun semakin memperbanyak kesabarannya, dengan penuh kelembutan dan perhatian ia mencoba untuk membujuk hingga pada akhirnya mereka mau untuk meminum.







Hampir setengah jam Renjun menangani anak-anak, hingga korban tak kembali datang dengan kondisi yang perlahan mulai memulih. Duke Na bersama pasukannya telah kembali setelah memeriksa kondisi air dan mengirimkan nya ke istana untuk di periksa, setelah datang mereka langsung bergabung membantu melayani warga yang kesakitan, membuat pekerjaan Renjun semakin mudah dan selesai dengan cepat. Tanpa perduli bahwa dirinya sedang kelelahan, Renjun langsung memakai jubah kerajaan nya dan berlari ke kuda berponi miliknya. Gerakan Renjun menarik perhatian sang Duke yang sedang memapah seorang lelaki tua untuk duduk ke tempat yang teduh.







“PANGERAN!”







Renjun yang sudah siap untuk pergi seketika tertunda dan menatap Jaemin yang mendekat padanya, “Pangeran ingin kemana?” Sepertinya sang Duke belum mengetahui permasalahan ini. Renjun yang memang sudah kalut dengan cepat menjawab, “Istana kembali di serang, kali ini keamanan istana di pertaruhkan karena sebagian prajurit dan pengawal berada di sini. Tolong perintahkan para prajurit untuk menyusul apabila masalah di sini mulai mereda dan untuk mu Duke, tolong tetap di sini dan amati desa ini, biarkan saya menyusul ke istana!”







ALTERNIAMON KINGDOM || NOREN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang