halaman 20

1.1K 108 46
                                    

Selamat reading semua....



-------------------------------------------------------




Ku tekan tombol lift untuk menuju ke lantai ruangan kerjaku, ku sandarkan tubuhku saat pintu lift sudah tertutup

Huffft ... Ku buang napas pelan lalu ku pijit dahiku yang sakit karena permasalahan ku yang tak pernah selesai, ya ampun mengapa kehidupan ku selalu seperti ini mengapa tidak bisa lurus dan anteng mengapa selalu terjal seperti ini?

Bagaimana jika bos kevin tahu tentang ita yang menyukaiku terus gi mana jika bos kevin ngadu ke tuan papi?

Apakah tuan papi akan menghabiskan aku?

Aku benar-benar tidak perduli jika aku yang akan mati di tangan tuan papi, tapi bagaimana dengan kedua orangtuaku

Ayah dan ibu, selama ini aku selalu bertahan untuk mereka, rasa pedih ini rasa terhina, dan sakit yang kurasakan selama ini aku kuat demi mereka

Dan jika mereka tidak ada, apa yang akan terjadi denganku?

Ku tundukkan kepalaku saat ku rasakan mulai pusing karena permasalahan yang tak berkesudahan ini,  huffftt ku keluarkan nafas lelahku

Ting... Pintu lift terbuka

Dengan langkah lemas aku mulai keluar dari pintu lift menuju ke ruangan ku, uuhh.. kalau bukan karena kerjaan ku yang menumpuk rasanya aku ingin pulang ke rumah aja terus rebahan

Kenapa sih di dunia ini harus ada kata kerja, coba kata itu hilang terus di ganti kata rebahan kan gak harus repot kayak sekarang ini.

Ku rasakan bahuku seperti ada yang merangkul, ku lihat ke samping ternyata ada tian sedang tersenyum melihatku

Ku hentikan langkahku lalu aku melihat ke arah tian "lu kenapa nyengir gitu? Uda kayak apa aja tau gak" ucapku sewot

Ku lihat dia masih nyengir "lo dari mana da?" Tanyanya

Haaa.. ku buang nafas sebelum aku menjawab pertanyaan tian "gw dari perusahaan ita" jawabku lemas

Ku lihat dia mengangguk kepala "oohh ke perusahaan nona ita, terus..." Dia mencodongkan badannya ke arahku "kenapa wajah lo lemes banget kayak orang yang gak makan dua minggu?" Tanyanya

Aku melangkah mundur satu langkah untuk menjauh dari tian yang wajahnya dekat dengan wajahku "apaan sih lo, deket banget uda kayak orang lagi pdkt aja" ucapku semakin sewot

Tian melihatku dengan tatapan serius "lo habis ngapain di sana emang?" Tanyanya menyelidiki

Mataku berkedip pelan mendengar perkataan tian "apa dia tahu ya, kalau ita nembak aku tadi? Tapii.. dari mana dia tahu sedangkan aku tidak memberi tahu nya"

Ku telan ludah ku dengan payah "a..apa ma.. maksud lo?" Tanyaku semakin gugup

Tian tiba-tiba tertawa terbahak-bahak sambil memukul bahuku, dia juga memegang perutnya

Sial mengapa dia tertawa dan itu jelas membuat ku gondok, karena dia tiba-tiba tertawa saat aku sedang deg.. degan tadi anying emang tian aku kira dia tahu tadi ita nembak ku

"Hahahhah.. ida ya ampun wajah kamu lucu banget, uda kayak kepergok maling ayam orang tahu gak hahahah" tawa tian

Ku lihat wajah tian datar ku lipat kedua tanganku di dada, uuh.. kesel banget rasanya kalau aja bukan sahabat dari kecil sudah ku hajar tu wajahnya biar gak bisa tertawa bahagia lagi seperti ini

Ku lihat Tian masih tertawa terbahak bahkan di menutup matanya menggunakan sebelah telapak tangannya dan satu lagi tangannya memegang perutnya

Emang wajahku selucu apa sih sampai dia tertawa terbahak-bahak seperti ini? dasar

Perfect LifeWhere stories live. Discover now