halaman 25

1K 80 16
                                    

Selamat reading semuaa

-------------------------------------------------------

Aku berjalan dengan cepat dilarang rumah sakit ini hatiku dan kepalaku dipenuhi dengan bagaimana keadaan orang tuaku ya Tuhan tolong jangan ambil mereka kedua orang tuaku walaupun mereka tidak bertanggung jawab atas diriku tetapi mereka adalah sumber kekuatanku ya Tuhan,

Begitulah menolongku seolah-olah aku sedang berbicara langsung dengan Tuhan. Padahal aku tahu aku bukanlah makhlukNya yang yang taat bahkan bukan makhlukNya yang baik yang mengikuti segala perintahnya. Tetapi kali ini aku meminta dengan sangat egois dan mengharapkan Tuhan untuk mengampuni permintaanku.

Tetapi saat ini aku benar-benar membutuhkan sentuhan Tuhan untuk keajaiban kedua orang tuaku karena karena terakhir kali aku mendengar dari Tian kalau kedua orang tuaku keadaannya begitu kritis.

Aku langsung berlari ke ruangan ICU,, di mana kedua orang tuaku berada di sana sudah terlihat Tian aku langsung datang menghampirinya "Tian Gimana keadaan kedua orang tuaku? "Tanyaku dengan gelisah Tian tidak menjawab apapun. Dia hanya menggelengkan kepala kepala dengan wajah yang sedih.

Ya aku bukanlah anak kecil aku tahu arti jawaban gelengan kepala dari Tian walaupun dia tidak berbicara sepatah kata pun kepadaku dan hanya menggelengkan kepalanya
Lututku seketika lemas, dan langsung terduduk di atas lantai rumah sakit ini kurasakan Tian memegang bahuku, untuk menuntunku duduk di atas kursi di sebelahnya aku terduduk lemas dan memandangi ruang IGD di mana kedua orang tuaku berada.

aku hanya duduk dan menunduk Seraya berdoa di dalam hatiku agar kedua orang tuaku baik-baik saja dan bisa melewati masa kritisnya..

Satu jam sudah aku menunggu dokter di ruang operasi tetapi tidak kulihat tanda-tanda dokter akan keluar dari ruang operasi ini desa panjang aku duduk menunggu dokter aku selalu berdoa kepada Tuhan.

mungkin saja aku sudah berdoa beribu kali atau berjuta kali untuk keselamatan kedua orang tuaku

aku berharap mereka baik-baik saja di sana dan bertahan demi aku walaupun aku tidak dianggap oleh mereka "ceklek "terdengar suara pintu ruang operasi terbuka

aku segera berdiri menghampiri dokter yang kulihat sudah keluar ruangan, "dokter bagaimana keadaan kedua orang tua saya?"

Tanyaku dengan nada cemas, kulihat dokter melepas maskernya sebelum berbicara denganku "kami sedang berusaha untuk kedua orang tua kamu, kamu harus banyak berdoa untuk mereka " ucap dokter,

sungguh perkataan dokter itu membuatku takut hati dan pikiranku begitu risau karena ini

"dokter boleh saya izin bertemu kedua orang tua saya di ruang operasi?" Tanyaku

"sebaiknya Anda menunggu di ruang inap saja nanti kedua orang tua anda akan dipindahkan di sana"ucap dokter aku yang kujawab hanya dengan menganggukkan kepala "kalau begitu saya permisi"ucap dokter,

dokter berlalu pergi kurasakan Tian memegang kedua bahuku "Ida sabar ya, gua yakin kedua orang tua lo pasti baik-baik saja"ucapnya.

Perkataan tian hanya kujawab dengan anggukan kepala saja sungguh aku kepikiran tentang kedua orang tuaku

Tidak berselang lama kulihat ibu dan Ayah keluar dibawa oleh suster aku mengikuti dari belakang begitu juga Tristan yang kulihat mengikutiku dari belakang aku tidak terlalu fokus dengan Tian yang mengikutiku dari belakang.

fokusku hanya kedua orang tuaku mataku hanya tertuju kepada kedua orang tuaku ke ruangan mana suster itu akan membawa kedua orang tuaku.

setelah aku mengikuti dari belakang kulihat suster masuk ke ruangan VIP

Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang