5 -Hansen dan Toilet

2.3K 260 38
                                    

⚠️ a lil bit mature, dimohon kebijakannya.

"Hansen bangsat!"

Zidane dengan kasar melemparkan tasnya dan berbaring di ranjang.

Ini baru hari pertama dan ia mengacaukan semuanya. Bagaimana bisa ia terburu-buru seperti itu?

Besok ia harus meminta maaf pada Celline. Bagaimana pun caranya, mereka tak boleh canggung.

Nanti rencana gue gagal. Pokoknya semua gara-gara si Hansen.

Tak ingin berlama-lama memikirkan Hansen, Zidane memutuskan untuk memasak untuk makan siang.

Ia terus mengunyah sambil menonton tayangan acara survival yang kemudian menampilkan dua orang dengan skinship yang menurutnya agak aneh.

Ia terus mengunyah sambil menonton tayangan acara survival yang kemudian menampilkan dua orang dengan skinship yang menurutnya agak aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr: pinterest.

"Iya sih peluk temen, tapi kok lehernya dicium kek gitu? Apa yang satunya gak geli? Gue aja tadi siang geli ba-" monolognya terputus ketika mengingat kejadian kurang ajar Hansen padanya.

"Damn." Seketika ia langsung mematikan tv dan kembali ke kamarnya.












"Pagi Cel." Celline berbalik dan merubah ekspresinya menjadi datar.

"Pagi."

Duh, masih pagi udah kretek aja nih hati.

"Aku mau ngomong sesuatu boleh?" Mendengarnya Celline agak goyah. Zidane benar-benar seperti anak kecil dengan suara pelan dan menunduk.

Sekalipun ia menyukai orang lain, tetapi Zidane pernah mengisi hatinya.

Satu tahun memang bukan waktu yang lama, tapi bukannya yang tak lama justru susah dilupakan?

"Oke, ngomong aja kak." Zidane bernafas lega. Setidaknya Celline masih ingin mendengarkannya.

"Aku mau minta maaf soal kemarin. Gak seharusnya aku kayak gitu. Aku nyesel, pasti di posisi kamu juga berat, udah feeling lonely eh pas mau move on malah aku yang ngomong enggak-enggak. Aku jahat banget ya?" Ucapnya dalam sekali napas.

Ini salah satu alasan Celline agak berat juga melepas Zidane. Cowok itu sama sekali gak egois dan berani mengakui kesalahannya.

Tapi bagaimanapun mereka sudah putus, dan Celline tak bisa kembali padanya.

"Kak, aku-"

"Pagi Cel, pagi Zi."

Belum sempat Celline menjawab, Hansen dari belakang menggandengnya dan tersenyum menatap keduanya bergantian.

Duh mimpi buruk, batin Zidane.

"Serius amat kalian berdua." Hansen terkekeh.

"Iya nih, gue mau min-"

[1] Hello, Enemy! | BinHao [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang