13 -Oh no!

1.9K 226 40
                                    

Hehehe

Zidane terbangun, keram rasanya padahal ia yang berada di pelukan—

Sebentar..

Pelukan?

Ia tersentak, hal pertama yang ia lihat justru adalah dada Hansen yang terlihat naik turun secara teratur.

"Loh? Perasaan semalam gue yang meluk, kok jadi gue yang dipeluk?"

"Udah bangun?"

Zidane merinding. Hansen dan suara serak khas bangun tidur benar-benar perpaduan yang—

"Astaga gue mikir apa sih anjing!?"








"Pagi kak Zidane."

"Pagi. Nah, gitu dong manggilnya. Apaan banget kemarin manggilnya kakak malaikat."

"Soalnya kakak cantik banget kek malaikat."

"Heh! Aku cowok ya!" Zidane melotot, sedangkan Gavin —sang pelaku hanya tertawa gemas.

"Berisik." Hansen mendelik.

"Dih, iri aja pasien rumah sakit."

"Udah sembuh." Kilahnya.

Zidane hanya mengulum senyum. Keduanya memang tidak akrab, tapi entah kenapa mereka terlihat lucu dengan interaksi kecil seperti ini.

"Btw enak banget nasi gorengnya." Goda Gavin.

"Iya lah. Zidane gitu loh, gini-gini juga aku bisa masak."

"Ya udah, kapan-kapan masakin buat aku juga ya kak." Zidane hanya tersenyum dan memberi jempol sebagai jawaban.

Obrolan singkat itu berlanjut dengan obrolan-obrolan lainnya hingga Hansen yang sejak tadi mengamati mereka diam-diam meremat sendoknya.

"Udah ngobrolnya, udah mau terlambat."

"Ya udah duluan aja. Toh kita ga barengan."

"Ga. Hari ini barengan, jangan lupa ada ulangan."

Hilang sudah harapan Zidane untuk menghindar.

"Stop!"

Hansen mengernyit kemudian menepi dan menghentikan mobil.

"Apa?"

"Ya gue turun disini aja."

"Loh? Belum sampe loh ini."

"Lo mau kita diliatin orang-orang hah?"  

Zidane bergegas keluar dari mobil, tetapi ia kembali terdorong ke belakang.

"Apa lagi?"

Chu~

Zidane terperangah, wajahnya memerah sempurna ketika menyadari Hansen mengecup sudut bibirnya.

"Every thanking is a kiss. Itu bentuk terima kasih karena kamu udah ngerawat aku kemarin."


"Zi, lo.. gapapa kan?" Tio melambaikan tangannya didepan Zidane.

Namun nihil, tak ada respon.

Sejak turun dari mobil, ia lebih sering melamun bahkan beberapa kali ditegur dalam kelas.

"Dicium sedikit kok gini banget efeknya?" Tanpa sadar ia bergumam.

"Hah? Apa?"

Zidane menoleh kaget, kemudian menggeleng.

"Ayo ke kantin, udah waktunya istrahat kan."

Dengan makanan di depannya. Matanya menatap lurus ke arah Hansen dan Celline yang makan berdua diselingi candaan.

[1] Hello, Enemy! | BinHao [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang