Sienna -24

1.5K 191 21
                                    

Drama dulu yekan

Zidane menghela napasnya pelan, melirik kearah Hansen yang sejak tadi hanya diam dan menikmati sarapannya. Seminggu berlalu, Zidane rasanya susah untuk memulai obrolan. Raut datarnya dan mulutnya yang biasa menggoda Zidane kini hanya diam, membuat Zidane sedikit banyak merasa bersalah.

Pemandangan itu bahkan tak luput dari mata Gavin.

"Ini masih betah diem-dieman ya?" Gavin berceletuk. Sedangkan Dona hanya berdehem dan menyenggol Gavin.

"Mama, kalo kata Awan marahan kalo lebih dari tiga hari dosa loh!"

"Awan siapa?"

"Temenku ma."

"Emang kamu punya temen selama disini?"

Gavin menepuk jidatnya.

"Mamaku tercinta, temen itu bisa didapetin dari mana saja. Kalo si Awan ini temenannya dari grup berbagi delapan—"

"Delapan apa?!" Dona spontan melotot.

"A..nu, eee anu maa. Itu tuh grup khusus cowok-cowok delapan belas tahun gitu. Jadi itu grup seumuran terus temenan deh."

"Ngawur. Lo aja belum 17 tahun ya. Terus berbagi, berbagi apa lo? Video 18+?" Sambung Zidane.

Dona yang mendengarnya kembali melotot. "Gavin.."

Dan akhirnya meja makan itu dipenuhi teriakan Gavin, omelan Dona dan suara Zidane yang tertawa senang.

Tapi berbeda dengan Hansen, cowok itu masih saja betah diam dan terus mengunyah makanan seolah tak ada yang terjadi.

Ting tong.

"Loh? Siapa yang kesini malem-malem begini?"

"Biar mama yang buka."

Dona bergegas membuka pintu. Tak lama, senyum cerah menghiasi wajahnya.

"Hallo, tante!"

Zidane dengan jelas mengenali suara siapa itu.












"Ngapain lo disini?" Zidane melirik tajam ke arah gadis yang bahkan dengan polosnya menggandeng Hansen di sebelahnya.

"Mau nyamperin aja sih. Lagian udah lama juga gue gak kesini. Udah lama gak ketemu tante Dona, lama gak ketemu Hansen, bahkan Gavin yang dulunya masih kecil sekarang udah segede ini." Gavin menyerngit karena merasa tak pernah mengenali gadis itu.

"Btw, lo siapa ya?" Gadis itu tertawa.

"Udah gue duga. Lo pasti gak kenal gue soalnya emang gue liatnya cuma di foto sih." Gadis cantik itu kemudian mengulurkan tangannya.

"Sienna Tiaradisa. Temen main Hansen pas kecil sekaligus sepupunya di cina goblok ini."

"Apaan! Lo juga cina ya ci!"

Sienna tertawa. Kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Hansen yang masih diam saja.

"Kamu kok tumben banget diam. Biasanya juga bacot banget kalo ketemu." Sienna sedikit menggoyangkan tangannya bahkan mendekatkan tubuhnya ke arah Hansen.

"Heh! Ganjen banget lo sama kakak gue."

"Diem ya adik kecil! Gini-gini juga gue temen mainnya Hansen."

"Tapi harus banget kayak gitu? Goyang-goyang—"

"Gavin." Tegur Hansen. "Ci Sie lebih tua dari kamu loh."

"Tau ah." Gavin mendengus kemudian beranjak. Sedangkan Zidane hanya mengernyit heran.

"Gue baru tau kalo lo berdua temenan." Celetuk Zidane.

[1] Hello, Enemy! | BinHao [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin