17. Cara melawan serigala

9.4K 941 16
                                    

🍀🍀🍀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍀
🍀
🍀


"Apa kau yakin akan melakukan itu ?" Ida bertanya  memastikan keputusan Fadil. Pemuda itu hendak menemui kakak Ayu yang bernama Yudha besok sepulang sekolah.

Fadil mengangguk mantap sama sekali tidak ragu dengan keputusannya "Aku ingin kau menemaniku" ujarnya tampa beban.

"Aku ? Tapi aku gak pandai bela diri, lagipula main keroyokan bukanlah tindakan pria jantan." Ida menolak tegas, menyesap rakus cola di depannya demi menyegarkan tenggorokannya yang sejak siang tadi belum dilewati cairan.

Fadil berdecak, pikiran gadis yang tengah mengunyah bakwan itu absurd juga. "Siapa yang mau berkelahi, aku cuma mau bicara dengannya, biar dia bisa menasehati Ayu, kesabaranku makin menipis, aku tidak mau sampai menyakiti perempuan apalagi main fisik." Ujarnya menjelaskan lalu menenggak botol cola yang sejak tadi di anggurkan hingga tersisa setengah.

Seperti melihat siaran lansung adegan slow motion Ida sampai tak berkedip melihat Fadil yang persis seperti bintang iklan di TV,  bersinar seperti ada lampu sorot di atas kepalanya, gadis itu bahkan sampai meneguk salivanya. "Bukankah minuman kami sama, tapi kenapa miliknya terllihat lebih nikmat.?"

Suara benturan antara botol dan meja kayu, mengembalikan fokus Ida yang sempat terlena visual sang mantan ketua OSIS, ia berdehem untuk menghalau rasa gugup yang hampir muncul lalu mengambil selembar tissue dari atas meja untuk membersihan sisa minyak di tangannya.

"Lalu mengapa aku harus ikut denganmu.?

"Karna kau juga tau soal Ayu dan Fatahuddin".

Ida terkesiap, ternyata Fadil juga sudah tahu, tapi soal lelaki itu adalah Udin, dirinya baru menduga-duga. Dia terdiam bingung memberikan respon apa. Karena ini adalah aib yang sudah dia janjikan untuk tetap jadi rahasia.

Melihat ekspresi gadis didepannya Fadil-pun memberikan penjelasan. Ternyata udin pernah mendatanginya dan mengungkapkan rasa tidak senangnya karena Ayu menolaknya demi mengejar Fadil, padahal dia bersedia bertanggung jawab atas kekhilafan yang pernah mereka lakukan berdua.

"Lalu kenapa bukan Udin saja yang langsung menemui Yudha.? Kenapa harus kau yang menjelaskan ? Cecar Ida yang merasa belum puas dengan penjelasan Fadil.

"Ayu bisa saja menyangkal tapi jika ada kau dan aku sebagai saksi maka akan lebih mudah bagi Udin untuk meyakinkan Yudha."

"Tapi menurutku Udin juga harus ikut biar masalah langsung selesai."

"Kalau dia muncul di saat suasana hati Yudha masih panas bukankah masalah akan makin menjadi runyam, keributan bisa mengundang orang-orang sekitar dan apa yang ditutupi bisa saja terbongkar"

Dalam hati, Ida membenarkan pemikiran Fadil masalah ini tidak boleh juga diselesaikan dengan cara tergesa-gesa dan tugas mereka berdua hanya mengungkap kebenaran.  Selanjutnya Ayu dan Udin lah yang harus bertanggung jawab atas kesalahan mereka.

Fix My Past (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang