22. Fadil yang sebenarnya

9.6K 853 4
                                    

🍀🍀🍀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍀
🍀
🍀

Pesta Kinanti berlansung cukup meriah, namun tidak terlalu berisik demi menghargai para tetangga. Pria muda yang tempo hari menjemput Kinanti juga datang, ternyata dia adalah pacar Kinanti yang sebenarnya.

Sepanjang pesta Ida tampak sungkan karena kebanyakan yang hadir tidak dikenalnya secara pribadi, apalagi Fadil sering menatap ke arahnya membuatnya merasa tak nyaman. Makanan yang sudah sejak tadi dikunyahnya bahkan terasa sulit untuk ditelan.

Akhirnya Ida memutuskan pulang sebelum pesta selesai, dia ingin sampai ke rumah sebelum magrib kasian Pak Dullah kalau terlalu lama menunggu meski beliau juga sudah sempat makan tadi karena Kinanti menyadari keberadaannya. Gadis itu memang benar-benar baik.

Namun baru sekitar 50 meter becak melaju sebuah musibah kecil terjadi. Ban becak Pak Dullah kempes yang membuat mereka terpaksa berhenti dan setelah diperiksa ternyata bannya bocor. Mau tidak mau mereka harus mencari tukang tambal ban yang tidak tampak sejauh mata memandang.

Karena adzan magrib sudah berkumandang, Ida dan Pak Dullah memilih untuk menunaikan shalat magrib terlebih dahulu di Masjid yang tak jauh dari tempat mereka berhenti.

🍀🍀🍀

Belum lima menit Ida dan Pak Dullah berjalan meninggalkan area Masjid tiba-tiba sebuah sepeda motor berhenti tepat di samping mereka.

"Becaknya kenapa Pak.?" Tanya Fadil setelah turun dari motor yang dikendarainya.

"Bannya bocor nak, apa kamu tau tempat tambal ban disekitar sini.?"

Fadil melihat ke arah Ida, namun gadis itu malah melihat ke arah lain, sejak tadi ia bersikap seolah mereka tidak saling kenal.

"Tahu pak, mari saya antar. Farida kamu kembali ke Masjid nanti aku jemput disana.!" Ujar Fadil memberi solusi sekaligus perintah.

"Biar aku cari becak lain, kamu bantu Pak Dullah saja."

Ida berusaha menolak dia masih merasa malu dengan kejadian tadi dan belum siap berhadapan dengan Fadil. Dalam hati dia merutuki kebodohannya yang gampang tergiring opini tampa konfirmasi lansung, sangat ciri khas netizen masa depan. Tapi kan dirinya memang dari masa depan.

"Kamu nggak kenal area disini, bahaya kalau jalan sendirian, aku akan antar kamu pulang nanti setelah mengantar Pak Dullah." Fadil tak ingin dibantah  tapi Ida masih keras kepala.

"Biar aku tunggu Pak Dullah saja kalau bannya sudah ditambal"

Fadil menarik nafas kasar, gadis di depannya ini benar-benar sulit dihadapi diapun tak mendebat lagi, setelah memastikan Ida berjalan kembali ke arah Masjid. Fadil mengantar Pak Dullah ke bengkel tambal ban.

🍀🍀🍀

Hampir sepuluh menit Ida menunggu di teras Masjid, dia mulai merasa lapar karena tadi cuma makan sedikit di pesta Kinanti.
Gadis itu mengernyitkan dahinya karna bukannya Pak Dullah justru Fadil yang datang dan memarkirkan motornya di halaman Masjid.

Fix My Past (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang