41. Musibah

7K 706 2
                                    

Tampa memperdulikan penampilannya Ida segera melesat bersama adiknya Kasmin menggunakan motor maticnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampa memperdulikan penampilannya Ida segera melesat bersama adiknya Kasmin menggunakan motor maticnya. Melaju dengan kecepatan tinggi hingga tidak sampai 5 menit mereka sampai ke lokasi.

Sudah ada banyak orang di depan Ruko, tampak dua mobil Damkar sedang melakukan pendinginan. Tidak ada lagi api hanya tersisa asap hitam yang masih pekat mengepul.

Ida tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana kondisi rukonya karena para petugas melarangnya mendekat. Dia hanya mampu berdiri diam, tubuhnya lemas menyaksikan hasil kerja kerasnya tampak berantakan di depan matanya.

Tak lama Bapaknya menyusul. Setelah memgucapkan kata-kata penghiburan, sang bapak mendekat ke salah satu petugas damkar dan tidak lama mereka terlihat terlibat pembicaraan. Kasmin sendiri masih mencoba mendekat ke arah Ruko untuk melihat kondisi dengan lebih jelas.

Kondisi makin ramai, beberapa orang yang melintas memilih menepi untuk sekedar ikut melihat TKP. Ida sendiri bingung apa yang harus ia lakukan ia masih shock. Namun tiba-tiba tubuhnya tenggelam dalam sebuah pelukan hangat. Dari aromanya Ida tahu siapa yang sedang mendekapnya dan saat itu jugalah air matanya tumpah tampa bisa dibendung.

🍀🍀🍀

"Sepertinya ini perbuatan yang disengaja, kami menemukan pecahan botol dan sisa minyak tanah di depan Ruko, kami akan segera menuliskan laporannya biar mbak bisa segera melaporkan ini kepada pihak berwajib." Jelas salah satu petugas Damkar saat mereka hendak meninggalkan lokasi.

Farida sekeluarga kembali mengucapkan terima kasih saat mobil damkar akan pergi. Tak lama setelah itu seorang satpam dari Bank swasta yang berdekatan dengan Ruko milik Ida datang mendekat. Ida mengenal orang itu, namanya Lukman dia juga sering beli gorengan di tempat Ida.

"Mbak yang sabar yaa, untung apinya cepat dipadamkan jadi hanya sedikit kerusakan, tapi saya turut bersimpati, semoga pelakunya cepet ketangkap."

"Pelaku.?" Bukan Ida yang bertanya tapi Fadil, namun mata mereka semua yang mendengar ucapan Pak Lukman tampak tak sabar menunggu penjelasan lebih lanjut.

"Iya waktu saya lagi patroli  jam 11 tadi, tiba-tiba dari arah Rukonya mbak Ida terdengar suara pecahan kaca, karena curiga ada maling saya mendekat, saat sampai api sudah menyala dan saya lihat ada dua orang laki-laki naik motor dengan tergesa meninggalkan Ruko." Jelas Pak Lukman.

"Bapak liat wajah atau plat motornya.?" Tanya Ida tak sabar.

Pak Lukman menggeleng "Mungkin kamera cctv depan Bank sempat merekam mbak, tapi besok baru bisa diketahui karena harus ijin dulu sama kepala oprasianal biar diperiksa sama pihak IT."

Ida berterima kasih pada Pak Lukman atas informasi yang diberikannya. Apalagi Pak Lukman bersedia menjadi saksi. Meski tertimoa musibah Ida masih bersyukur tidak ada korban jiwa atau kerugian dari pihak tetangga rukonya. Jika memang ini disengaja, dia berjanji akan menjebloskan pelakunya ke penjara.

Fix My Past (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang