1. Ditolak Crush

81 31 43
                                    

Aelhea Erisa merupakan seorang gadis cantik yang kerap kali dipanggil dengan sebutan Eris, Risa, atau Lisa Kawe. Gadis SMA ini adalah seorang KPopers atau pecinta musik Korea Selatan. Ia juga termasuk anak yang cinta akan pelajaran sains dan matematika. Oleh karena kesukaannya pada pelajaran itu, Eris sekarang mengambil jurusan MIPA di SMA-nya, SMA Prestasi Murni.

Hari ini, gadis itu akan mengungkapkan perasaan sukanya pada seorang kakak kelas. Sebagai seorang remaja yang biasa, ia memang memiliki seorang crush, yakni kakak kelas dari jurusan MIPA-1. Hatinya sudah bersiap untuk mengungkapkan rasa cintanya. Perasaannya berharap bahwa kakak kelas itu akan membalas cintanya, tetapi hal itu rupanya tidak terjadi.

"Oh, itu sangat mengejutkan. Namun, aku tak menyukaimu. Terima kasih!" Kakak kelas berkacamata itu pergi begitu saja. Ia tak memedulikan Eris yang sekarang senyumannya langsung memudar.

"Eh, Kak! Tunggu sebentar!" Eris berlari ke arah kakak kelas tersebut.

"Kakak, tolong pertimbangkan lagi jawabannya. Aku sangat menyukai kakak. Tolong, tolong, ya!" Eris memohon. Ia bahkan hampir berlutut di hadapan kakak kelas favoritnya itu.

"Ah, aku bilang aku tak menyukaimu. Aku sudah punya pacar!" Laki-laki berbadan tinggi itu lagi-lagi tak mengacuhkan Eris. Ia pergi begitu saja dari sana.

Eris terkejut mendengar fakta bahwa kakak kelas kesukaannya itu ternyata telah memiliki pacar. Ia telah menyimpan rasa cinta yang cukup besar pada laki-laki itu, tetapi kali ini perasaan itu berubah. Eris sangat kecewa, dia sepertinya patah hati.

"Ah, sialnya aku. Sial!" Eris ingin sekali menangis saat itu. Namun, itu tidak jadi karena mendengarkan lagu yang tiba-tiba muncul memasuki telinganya.

Sial-sialnya ku bertemu, huuu
Dengan cinta semu, huuu~♪

Seseorang memutarkan lagu berjudul 'Sial' versi dangdut, atau versi koplo. Eris menatap orang yang memutar lagu itu. Rupanya, orang yang memutarnya adalah temannya sendiri, Ani Putri.

Eris yang kesal segera melepas sepatunya dan melempar sepatu itu ke arah temannya itu, tetapi temannya dengan sigap menghindar. Temannya yang akrab dipanggil Ani itu tertawa menanggapi tindakan Eris barusan.

"Ah, kau kesal, ya? Apa aku salah memutar lagu? Sebentar, aku carikan lagi lagu yang cocok," ujar Ani sambil menatap handphone-nya.

"Tolong jangan bercanda, Ani. Ini aku lagi hancur sekali," Eris terduduk di lantai. Ia kembali menangis saat itu.

"Ku lihat kau masih utuh saja, ih," Ani menarik tangan Eris dan membuatnya berdiri.

"Aku melihatnya di balik papan mading itu tadi. Kakak kelas sok tampan itu menolakmu, kan?" Ani melanjutkan.

Eris hanya mengangguk sebagai balasan. Ia terisak dan duduk di bangku panjang depan sebuah ruangan kelas.

"Rasanya sangat sakit, memalukan, dan hancur. Rasanya aku ingin bunuh diri saja," Eris menunduk.

"Jangan begitu, atuh!" Ani duduk di samping Eris.

"Kau ini masih SMA, sebaiknya jangan main cinta-cintaan dulu," lanjut Ani dengan sarannya.

Eris menatap Ani keheranan. "Kau juga masih SMA, tapi kenapa kau malah pacaran? Pacaran itu cinta-cintaan, kan?"

"Pacaran versi aku tuh beda dari cewek-cewek lain. Aku tuh yang jadi cowoknya, cowokku yang jadi ceweknya." Ani menjelaskan.

Eris tersenyum tipis dan menghapus air matanya. "Ah, aku sial sekali. Aku heran kenapa kamu yang pick me girl ini dapat pacar. Sedangkan, aku yang normal kayak gini malah nggak dapat."

"Heh!" Ani segera menggeplak Eris.

"Pakmi, pikmi! Aku ini bukan pikmi, atuh. Aku ini cuma beda aja gitu dari cewek-cewek lain. Kalau pacaran biasanya kan cewek yang manja, kalau aku kebalikannya. Beda aja gitu, bukan pikmi deh," ujar Ani.

"Ya, itu sama aja lu pick me, mbak!" Eris tetap pada pendiriannya.

"Terserah, deh. Jodoh mah nggak ada yang tahu. Aku kayak gini aja, udah dapat cowok. Mungkin kamu juga bakal dapat, tapi entar pas udah tamat SMA." Ani berusaha untuk menghibur temannya yang patah hati itu.

"Oh, ya? Kau jangan sedih begitu gara-gara lelaki. Eh, kau mau diputarkan lagu untuk menenangkan hati? Biar kuputarkan!" Ani mencari judul lagu di aplikasi musik handphone miliknya.

"Boleh, deh!" Eris menyetujui.

"Tapi, jangan lagu blekping atau kepop gitu-gituan dah, ya." Ani menambahkan.

"Kalau lagu yang lain-lain, nggak usah deh. Lebih baik aku nggak dengerin musik saat ini." Eris berdiri dan mengambil sepatu sebelah yang tadi dilemparnya.

"Oke, dah. Aku mau ke kantin ini. Kau mau ikut?" tanya Ani kemudian.

Eris menggeleng.

"Yaudah, kau mau apa? Aku akan belikan, deh. Aku traktir biar kamu nggak sedih-sedih amat," ucap Ani mematikan ponselnya dan mengambil uang di saku roknya.

"Risol rasa bakwan aja. Terima kasih, ya, Ani. Kau yang terbaik!" seru Eris, ia berjalan menuju kelasnya.

"Hah? Risol rasa biawak?" Ani terheran-heran.

Eris hampir sampai di pintu kelasnya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh seorang laki-laki.

"Eh, ayam, ayam!"

"Hah, dasar! Harsiel, kau membuatku hampir mati terkejut, tahu nggak?" Eris terlihat kesal.

"Kenapa hari ini sangat sial. Belum lagi yang tadi, sekarang malah dikejutkan seperti ini!" Eris menggerutu. Ia menuju meja belajarnya.

"Aduh, aduh, ada yang lagi patah hati nih," Harsiel, teman laki-laki Eris tersebut tiba-tiba meledek Eris.

"Hah?" Erisa menatap Harsiel.

"Sok tahu banget, ih!"

T. B. C.

Note!
•Lisa Kawe, artinya Lisa KW. Artinya, peniru Lisa (Blackpink)
•Lagu 'Sial': penyanyi Mahalini
•Blekping=Blackpink
•Kepop=KPop
•Pick Me Girl (search di internet)
•Crush (search di internet)

Choco FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang