10. Jatuh Cinta?

8 6 0
                                    

"Eh, Lisa Kawe! Lu mau ke Starbucks nggak? Nanti aku jemput, kok. Mau nggak?" tanya Harsiel lewat telepon.

"Nggak, deh, besok ada pertemuan di club sains, aku mau belajar dulu sore ini," jawab Eris.

"Tapi, kalau kamu mau traktir aku, nanti kamu mampir aja ke rumah, aku butuh beberapa jajan," lanjut Eris kemudian.

Harsiel terdiam sejenak. "Ah, oke-oke, emang beban lu ya, Lisa Kawe! Lisa Blackpink aja kaya, setidaknya lu gitu juga."

"Ya, namanya juga kawe, bukan asli," tawa Eris terdengar dari telepon.

"Gue kadang berpikir, kalau gue nggak ada, gimana nasib lu anjir," ujar Harsiel lagi.

"Aku sih, biasa aja," balas Eris lagi.

"Ya udah, lu mau jajan apa? Entar gue beli di Indomaret,"

"Aku kirim di chat WhatsApp, ya, tunggu sebentar,"

Selesai teleponan, Eris kembali melanjutkan aktivitasnya belajar di sore hari. Ia belajar sambil di temani beberapa lagu KPop seperti lagu-lagu Ikon, Treasure, Blackpink, Akmu, atau bahkan cover lagu dari beberapa Trainee di YG, Baby Monster.

"Andai Harsiel tahu kalau jadi Stan YG memang seasyik itu,"

"Tunggu, kira-kira Justin besok bisa ngikutin materinya, nggak ya? Dia kan anggota baru di club,"

"Lah, aku tuh kenapa tiba-tiba mikirin si Justin sih?"

"Hm, kira-kira, besok Justin bakal diapain sama kakak kelas itu, ya?"

Tiba-tiba suara klakson sepeda motor terdengar di depan rumah Eris. Eris bergegas menuju pintu dan melihat siapa yang datang. "Oh, Harsiel!"

"Mamamu mana?" tanya Harsiel.

"Mama gue lagi kerja," jawab Eris sambil melihat kantong kresek di tangan Harsiel.

"Ini serius kamu traktir gue?" Eris tiba-tiba tersenyum sumringah.

"Iya, nih," ujar Harsiel sembari menyodorkan kantong plastik berisi jajanan kepada Eris.

Eris menerimanya dengan sangat senang. Dia lalu berucap, "aku pikir lu bakal nggak traktir."

"Eh, tapi ini masuk daftar list utangmu ke aku ya. Kira-kira, utangmu sudah 300 ribuan deh," ucap Harsiel sambil tersenyum nakal.

Eris seketika cemberut. "Yaudah, ini gue balikin lagi jajannya. Nggak mau nambah utang lagi, udah melarat ini."

"Eh, eh, gue bercanda kok!" Harsiel tertawa.

"Itu buat kamu, nggak apa-apa. Eh, tapi nanti malam kamu kirim jawaban tugas matematika, ya! Sekalian, kisi-kisi ulangan kimia kemarin," ucap Harsiel berlalu sambil menaiki motornya.

"Kirain niatnya tulus, ternyata ada maunya juga." Eris berucap dengan suara kecil, tetapi masih bisa didengar Harsiel.

"Gue tulus, kok. Cuma gue minta bantu aja biar dibagi ntar yang tadi. Ongey?"

"Ongey, deh!" Eris menyetujui
"Hati-hati di jalan!"

***

"Hah, beruntung sekali punya teman seperti Harsiel. Eh, tapi kenapa Harsiel sering banget perhatian samaku? Ada yang aneh, nih. Apa jangan-jangan si Harsiel suka pula sama gue? Astaga, nggak mungkin!" Eris mencicipi Yogurt-nya sambil membatin.

"Eh, tapi nggak mungkin dia suka sama gue, soalnya fandom kami aja beda. Dia Army, aku Blink. Dia anti YG, aku anti Hybe."

"Apa dia benar-benar sayang sama aku sebagai seorang teman? Namun, sepertinya dia tak begini ke Ani, deh."

"Aneh banget, tuh anak!"

"Eh, kok gue tiba-tiba mikirin dia sih? Tadi mikirin si Justin, sekarang mikirin Harsiel. Ada apa denganku? Apa jangan-jangan gue yang mulai suka ama salah satu dari mereka?"

"Bodoh, itu nggak mungkin! Gue cuma cinta sama Haruto sama Jeongwoo doang kali!"

Ya, begitulah akhirnya Eris lupa akan belajarnya. Kini ia sibuk mengemil sambil memikirkan banyak hal yang di luar nalar.

***

Justin menatap layar ponselnya. Ada banyak panggilan tak terjawab dari seseorang. Dia segera memblokir nomor tersebut. Dia seperti sedang marah dan terlihat ingin membanting ponselnya ke lantai.

"Si sialan itu selalu saja mengganggu!"

"Baiklah, sekarang waktunya memulai hidup yang baru, tanpa wanita bodoh itu!"

***

"Ibu, cinta itu kayak gimana sih?" tanya Eris ke ibunya tercinta saat makan malam.

"Cinta itu kayak, kayak apa, ya? Ibu juga tidak tahu! Kamu ini dari kemarin nanya soal cinta mulu. Jangan-jangan kamu jatuh cinta lagi!" Ibunya Eris menjawab dengan sedikit berdehem.

"Iya, Ibu, Eris lagi jatuh cinta. Jatuh cinta sama Hyunsuk, Jihoon, Yoshi, Junkyu,"

"Stap! Stip! Stop! Jangan lanjutkan! Ibu sudah muak, ya, Erisa Aelhea! Ibu sudah muak dengan nama-nama begituan!" Sang ibu memegang keningnya dan menggeleng kecil.

"Eh, apa jangan-jangan kamua jatuh cinta sama si Harsiel itu, teman kamu yang selalu mampir tiap pagi." Ibunya melanjutkan.

"Kayaknya itu mustahil, deh," ucap Eris kemudian.

"Cinta tidak ada yang tahu pasti. Siapa tahu aja kamu suka sama tuh anak. Namun, ibu harap kamu tidak terlalu serius menanggapi hal tentang cinta. Nanti kecewa, baru tahu rasa."

"Aku udah ngalamin, jadi biasa aja," jawab Eris dengan cepat.

"Hah? Hah? Kamu udah ngalamin kecewa karena cinta? Kapan? Siapa yang udah kecewain kamu, anakku yang manis? Eh, kenapa kamu tidak cerita sama ibu?" Si ibu tiba-tiba berubah jadi sedikit cerewet.

Eris hanya diam tak menanggapi. Setelah ibunya berhenti mengomel dan bertanya-tanya, Eris pun menjawab. "Ibu tak perlu tahu tentang ini. Ini privasi aku!"

"Sama ibu sendiri main rahasia-rahasiaan! Awas, selama dua minggu ke depan uang jajan kamu ibu tarik, lho!"

"Eh, janganlah! Aku tak bisa hidup tanpa uang jajan! Huhu," ucap Eris dengan sedikit panik setelah mendengar ancaman mengerikan dari ibunya tersebut.









T. B. C.

Choco FlowerWhere stories live. Discover now