Berharap Sekadar Mimpi

11 6 5
                                    

#wgaexam

#unbkwga

#quest_7

Jenar terbangun pada pagi hari dengan perasaan yang bahagia. Buaian mimpi yang mewarnai tidurnya serasa menghibur hati Jenar. Dengan posisi telentang, dia melihat ke langit-langit kamar. Melamun menjadi pekerjaan barunya pagi ini.

Jenar merenungkan kejadian yang dialaminya kemarin, dompetnya dicuri, lalu bertemu dengan buronan polisi. Namun, di balik itu semua ada peristiwa manis yang membuatnya melengkungkan senyum di bibir. Bertemu dengan mantan terindah menjadi penutup yang manis, bagai plot twist di film-film yang pernah dia tonton di bioskop.

Jenar meraba-raba meja kecil dekat tempat tidurnya. Di sana dia meletakkan handphone yang baru saja berdering. Lagu "Unstoppable" dari Sia bernyanyi dan baru berhenti ketika ibu jari Jenar menyentuh ikon gagang telepon berwarna hijau.

"Halo, Ayang," sapa Jenar manja nan serak.

"Pagi, Sayang. Baru bangun, ya. Pasti belum sarapan?" tanya Haedar di ujung sambungan telepon. Dia harus bersabar dalam hubungan jarak jauh ini karena calon istrinya itu tengah menikmati liburan di kota lain.

"Huum. Baru bangun terus rebahan di kasur."

"Ini udah siang, lho. Bangun, dong, Sayang."

"Iya. Ini aku bangun," ucap Jenar yang bangun dari tempat tidur lalu duduk di tepi ranjang, "teleponnya aku tutup, ya. Aku mau mandi."

"Eits, tunggu dulu, Sayang. Kamu di sana baik-baik aja, kan?"

"Iya, Ayang." Jenar memilih berdusta agar calon suaminya ini tidak khawatir. Biarlah menjadi rahasia kalau bisa untuk selamanya.

~ o0o ~

Sesuai rencana semula, Jenar akan jalan-jalan menikmati liburannya. Pagi tadi, dia lega setelah mendapat pesan dari Gery tentang Kuncoro, pria yang mendekati Jenar di warung makan. Kuncoro telah tewas sehingga dia tidak perlu khawatir akan menerima teror. Dia juga memberitahukan perihal barang pribadinya yang hilang diambil pencuri kepada Gery sekaligus meminta tolong untuk mengurus pembuatan surat kehilangan.

Salah satu beban pikiran Jenar hilang padahal dia sudah membayangkan akan menjalani liburan yang menyenangkan. Namun, kenyataan tidak sesuai ekspektasi. Jenar menghela napas ketika keluar dari hotel tempatnya menginap. Embusan napas itu seolah-olah mengusir segala pikiran buruk yang sudah telanjur bersarang di otaknya. "Plis, lupain semua. Gue cuma mau holiday." Jenar berkata dengan lirih sambil menunggu taksi online yang sudah dia pesan.

Dari arah samping kirinya, tiba-tiba ada seorang yang memakai riasan tebal ala badut, tetapi pakaiannya tidak seperti badut pada umumnya. Hanya dengan memakai kostum, bahkan rambut palsunya tidak berwarna ceria pula. Dia seperti dark clown.

Orang itu memberi Jenar sebuah balon berwarna merah. Awalnya Jenar tidak mau, tetapi dia memaksa. Dengan tangan yang bergetar, Jenar menerimanya. Kemudian mobil taksi online yang dia pesan telah tiba. Jenar buru-buru naik lalu dia menerbangkan balon merah tersebut ke udara. Dia amat takut jika dark clown tersebut masih berhubungan dengan Kuncoro.

Dalam hatinya, Jenar berharap liburan tidak gagal dan berakhir sia-sia. Ini salah satu kesempatannya untuk menikmati hidup sebelum masa lajangnya berakhir dalam beberapa bulan lagi.

~ o0o ~

GalauWhere stories live. Discover now