Belum Tentu Bersamamu

5 2 0
                                    


#wgaexam

#unbkwga

#quest_18

Sebelum pulang ke kota asalnya, Jenar memilih untuk jalan-jalan. Tujuan utamanya adalah untuk mencari oleh-oleh. Selain itu, dia ingin membeli sesuatu untuk dirinya sendiri sebagai reward atas kerja kerasnya.

Jenar berpikir, dia bekerja keras setiap harinya sehingga membuat tubuhnya lelah. Maka dengan liburan dan sedikit menghamburkan uang setidaknya bisa menyenangkan hatinya. Gadis berambut panjang itu membeli baju, jajanan lokal, dan benda favoritnya, yaitu parfum. Padahal benda-benda itu bisa dibeli di Jakarta, tetapi saat berada di sana, Jenar tidak ada waktu untuk bersantai.

Kesibukan banyak menyita tenaga juga pikirannya. Saat libur kerja, Jenar memanfaatkannya untuk rebahan di rumah. Dia malas untuk berjalan-jalan, kecuali Haedar yang memaksanya pergi.

Perkenalannya dengan Haedar terjadi saat keduanya menghadiri pesta ulang tahun teman kerja Jenar. Ternyata teman Jenar juga teman sekolah Haedar semasa SMA. Dari situ timbul ketertarikan Haedar untuk mengenal lebih jauh sosok Jenar.

Hari itu setelah membeli oleh-oleh, Jenar mengunjungi salah satu mall yang berada di Yogyakarta. Ketika memasuk pintu utama mall, Jenar disambut dengan pernak-pernik Halloween. Labu, burung gagak, juga ornamen lain yang terbuat dari sterofoam itu menghiasi berbagai sudut mall, bahkan ada talent yang berkeliling dengan berpakaian penyihir untuk membagikan permen kepada pengunjung mall.

Saat melihat-lihat deretan toko baju, pandangan Jenar tertuju pada sebuah gaun yang dipajang di etalase toko. Baju yang desainnya seperti gaun pengantin itu terlihat cantik dikenakan oleh manekin. Tanpa pikir panjang, Jenar masuk ke toko itu dan ingin mencoba baju yang dia lihat.

"Mbak, baju yang dipakai manekin, diskon apa nggak?" tanya Jenar.

Meski berada di luar Jakarta, dia berharap SPG yang berdiri di depannya itu mengerti dengan ucapan Jenar. Tak hanya sekali Jenar mendapat kesulitan dalam berkomunikasi dengan warga lokal gara-gara orang yang dia ajak omong tidak paham dengan perkataan Jenar.

"Kebetulan sedang diskon 20% khusus di bulan ini, Mbak," jawab si SPG yang memakai hairnet di rambutnya tersebut.

Jenar bersyukur karena bahasa tidak menjadi kendalanya saat di toko itu. "Ok, saya mau coba, bisa, kan?"

"Iya, bisa, Mbak." SPG tersebut berjalan ke deretan baju yang mendapat potongan harga itu digantung.

Gaun yang berwarna putih gading itu diberikan kepada Jenar. Gadis tersebut membawa baju yang harganya sama dengan gaji hariannya selama lima hari itu ke ruang ganti. Jenar begitu terkesan dengan baju itu. Tangannya meraba bahan sehalus sutra yang menjadi bahan utama dari gaun.

"Cantik banget gaunnya." Jenar kemudian merogoh tasnya untuk mengambil ponsel. Dia mencoba menghubungi Haedar untuk menanyakan penampilannya.

Jenar keluar dari ruang ganti dan melihat penampilannya di kaca besar yang terletak tak jauh dari sana. Panggilan videonya dijawab oleh Haedar.

"Halo, Ayang. Lagi ngapain?"

"Sayang, gimana penampilanku?" Jenar bertanya to the point. Dia tak ingin membuang waktu.

"Kamu selalu cantik di mataku, Ayang."

Jenar mengerucutkan bibirnya lalu membalas ucapan Haedar. "Sayang, yang aku maksud itu bajunya gimana?"

"Iya, baju dan kamunya sama-sama cantik, Ayang. Beli aja bajunya. Ntar aku tambahin uang sakunya kalau kurang." Mata yang penuh cinta itu memandang Jenar dengan wajah yang bahagia.

Jenar memegang sisi kanan baju sambil memutar badannya di pantulan kaca. "Oke, kalau gitu. Aku beli bajunya, ya. Makasih, Sayang."

"Sama-sama, Ayang. Nanti baju itu dipakai pas after party resepsi kita, ya." Haedar mengutarakan keinginannya.

"Yeay, jangan Ge Er duluan, Sayang. Belum tentu nanti aku nikahnya sama kamu." Setelah mengatakannya, Jenar mematikan sambungan video call tersebut.

~ o0o ~

GalauWo Geschichten leben. Entdecke jetzt