Perpisahan

5 2 0
                                    

#wgaexam

#unbkwga

#quest_16

"Pulanglah, jangan buat keonaran lagi," pesan Pearl kepada Roy.

Peri penjaga itu mendorong Roy agar masuk ke sebuah lift yang akan membawanya ke dunia manusia, tempat asal laki-laki tersebut. Namun, desakan tangan Pearl masih bisa ditahan oleh Roy yang bertubuh tegap itu.

"Aku enggan pulang, Pearl. Apa aku tidak bisa tinggal di sini saja?" tanya Roy dengan wajah memelas. Dia berlutut dan memohon kepada Pearl.

Pearl menyilangkan tangan dan menaruhnya di perut. Lalu dia menghela napas. "Kenapa kau masih bertanya kalau sudah kujawab ratusan kali." Pearl melanjutkan ucapannya, "sudahlah meski kau merayuku, jawabannya tetap sama. Kau ti-dak bi-sa ting-gal di si-ni."

Pearl mengeja ucapannya agar Roy bisa merekam dan tidak mengganggu dengan pertanyaan yang sama. Peri baik itu melihat raut muka Roy yang sedang putus asa. Sungguh, dia berharap agar manusia yang menjadi tanggung jawabnya itu bisa bertaubat dan tidak kembali ke dunia peri lagi.

Jika Roy melakukan kejahatan lagi, dia akan kembali ke dunia Pearl untuk menjalani hukuman. Sementara itu, Pearl harus membereskan kejahatan yang diperbuat Roy di dunia manusia. Itulah tugas Pearl sebagai peri penjaga.

Hanya Roy yang bisa melihat Pearl karena laki-laki itu membawa benda azimat. Cermin kuno yang diperoleh Roy di pasar barang antik menjadi perantara antara Roy dan Pearl. Benda itu tak hanya memantulkan bayangan, tetapi juga memunculkan sosok Pearl.

Awalnya Roy kaget dengan kejadian Pearl yang tak kasatmata, tetapi seiring berjalannya waktu Roy malah merindukan Pearl saat dia terlalu lama berbuat baik. Oleh karena itu, saat rasa rindu mendera, Roy rela melakukan kejahatan agar bisa bertemu dengan Pearl.

Roy berdiri. Tampaknya dia sadar bahwa perbuatannya sia-sia. "Baiklah. Tak ada yang bisa kulakukan di sini. Aku akan pulang, tapi kalau aku rindu, boleh, kan, aku ke sini lagi?"

"Roy, jangan lakukan kejahatan lagi. Jadilah orang baik selama sisa hidupmu. Suatu saat kau akan memetik buah kebaikanmu itu." Pearl menasihati Roy.

"Tapi kalau aku jadi orang baik, kau tidak punya pekerjaan di sini. Lagi pula jadi orang baik itu susah. Lebih mudah jadi orang jahat, banyak yang peduli dan perhatian." Cara pandang Roy memang unik.

Sejujurnya, laki-laki itu hanya ingin diperhatikan dan dipedulikan oleh orang yang berada di sekitarnya. Namun, sayang, Roy sebatang kara. Keluarganya meninggal saat gempa bumi melanda desanya. Hanya tersisa Roy karena saat itu dia sedang menempuh pendidikan di kota lain.

Dengan langkah yang malas, Roy masuk ke lift. Kemudian jemarinya menekan satu-satunya tombol yang akan membawanya pulang ke dunia manusia. Asap tebal keluar dan menghalangi pandangan Roy. Tak berselang lama dia sudah berada di dalam telepon umum. Kepulangannya selalu saja di waktu yang sama, pukul 02.00. Di saat orang lain terlelap dan berkelana ke alam mimpi, di saat itu pula Roy terbangun dari mimpi dan menghadapi realita.

~ o0o ~

GalauWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu