35. Rumah Zee

2.4K 258 10
                                    

Kini Zee dan Marsha sedang dalam perjalanan menuju makam mami Marsha. Marsha kira omongan Zee barusan hanya sekedar untuk memenangkan nya. Tetapi, nyatanya dia benar-benar mewujudkan omongan nya.

Dengan tangan yang saling menggenggam tangan satu sama lain, keduanya berjalan beriringan di hamparan permakaman yang cukup luas.

Marsha tersenyum kala melihat nama mami nya tertera di batu nisan yang ada di depannya. Zee mengusap pundak Marsha dengan lembut.

Keduanya memilih untuk jongkok di depan pusaran almarhumah mami Marsha. Marsha berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya. Dirinya meletakkan bunga yang ia beli tadi bersama Zee.

"Haii mih.. Maaf macha baru ke sini lagi. Mami gimana disana? Pasti baik kan. Maaf mih, macha kesini ga sama daddy. Tapi mami ngga usah khawatir, dia dalam keadaan baik kok.. Mami tau ga kalau macha kangen banget sama mami.. Kapan aku ketemu sama mami...." Dan masih banyak pembicaraan yang Marsha ucapkan di depan pusaran mami nya. Sementara Zee senantiasa disamping Marsha seraya menguatkan kekasihnya itu yang kini sudah bisa membendung air matanya lagi.

".. Ya udah mih. Macha pulang dulu. Mamih baik-baik yah di sana. Sering-sering mampir ke mimpi macha yah" Marsha menghela nafas nya panjang sebelum dirinya benar-benar pergi, ia menyiram air ke makan mamih nya dan ia juga berdo'a bersama dengan Zee yang memimpin. Marsha bangkit dari jongkok nya terlebih dahulu.

Zee mendongak Marsha seraya menatap Marsha "kamu ke parkiran duluan aja. Aku mau ngomong sama mamih kamu sebentar" Tangannya bergerak mengusap lembut tangan Marsha. Setelah berpikir sejenak, Marsha mengangguk pelan. Setelahnya Marsha melangkah menjauh dari makam Mami nya.

"Assalamualaikum tante.. tante pasti bingung dengan kehadiran saya.. Saya zee pacar Marsha.. Maaf tante kalo tante kecewa disana kalo anak tante pacaran sama saya.. Tapi saya benar-benar cinta sama anak tante.. Izinin saya buat bahagiain dia tante.. Dan makasih telah melahirkan anak secantik dan sehebat Marsha.. Andai tante masih hidup, mungkin tante sangat bangga punya anak kaya Marsha. Mungkin segitu dulu ya tante.. Marsha udah nunggu di sana. Saya akan sering-sering ke sini dan do'ain tante. Semoga tante tenang di sana.. Aamiin "

o0o

Marsha menghela nafas nya kala motor Zee sudah terparkir di garansi yang luas itu. Dirinya turun dari motor dan menatap Zee yang tengah merapikan rambutnya. Marsha sedikit gugup sekarang, yaitu karena dirinya sebentar lagi akan bertemu dengan keluarga zee.

Zee merangkul Marsha dengan senyuman manisnya.
"Kamu ngga usah takut. Mereka baik kok"

Marsha menghela nafasnya dan menunduk "Aku takut kalo mereka membenci hubungan kita ini zee. Keluarga kamu keluarga terpandang"

Zee menarik wajah Marsha agar menatapnya "Mereka ngga kaya gitu. Asal aku bahagia, mereka mendukung  aku kok, tenang aja yah"

Marsha mengangguk pelan dan Zee mulai membawa masuk ke dalam rumahnya. Sepanjang mereka berjalan. Banyak sekali pelayan yang menundukkan badannya kala Zee lewat di depan mereka.

Zee tersenyum kala melihat keluarga nya tengah berkumpul di ruang keluarga seraya menonton TV. Christy juga sudah berada di sana. Sebab tadi dia di jemput oleh pengawal pribadi nya.

"Assalamualaikum"

Tatapan mereka langsung tertuju pada Zee dan Marsha yang baru saja datang. Adel terkejut kala melihat Marsha berdiri di samping kaka nya itu dengan tangan saling menggenggam.

"Ohh jadi ini yang katanya udah jadi pacarr" Gracio sengaja meledek Zee. Mendengar itu Marsha tersipu malu dan menunduk.

Bagai di tusuk benda yang begitu tajam saat mengetahui bahwa gadis yang ia kagumi selama ini adalah kekasih dari kaka nya sendiri. Mata Adel tak lepas dari Marsha yang kini sudah duduk di depannya.

Dear Crush [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن