[BAGIAN 20]

6.6K 311 22
                                    

●●● ---------- ●●●

HALLO READERS

"Apapun yang terjadi jangan tinggalkan aku sayang aku tidak bisa hidup tanpamu"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apapun yang terjadi jangan tinggalkan aku sayang aku tidak bisa hidup tanpamu"

-Xanveir-

  Zena sudah siap dengan seragamnya lengkap dengan atributnya dan juga rambut yang di cepol tinggi memperlihatkan leher putih mulusnya.

Zena memakaikan lip balm berwarna pink pada bibirnya lalu tersenyum menata sedikit poninya lalu berjalan keluar untuk sarapan lalu berangkat kesekolah.

Saat menuruni tangga Zena mengerutkan keningnya melihat bukan hanya keluarganya yang berada disana ada seorang pria yang duduk didekat kursi yang biasanya ia tempati untuk sarapan.

Sesampai nya di ruang makan Zena mendengar suara daddynya "Anda tidak perlu sungkan Tuan Xanveir"

Zena melototkan matanya 'kagak ada malunya banget ni Xanveir numpang makan dirumah gue'

Xanveir melihat kearah Zena yang sudah siap dengan seragam sekolahnya sedang berjalan menuju meja makan dengan tatapan sinis menuju pada dirinya.

Zena dengan terpaksa duduk didekat Xanveir dan sekarang ini posisi Zena di apit oleh Xanveir dan Jevano.

"Mari makan semuanya, dan Tuan Xanveir silahkan dinikmati makanannya" Mereka semua pun memakan makanan dengan nikmat.

Saat semua orang sedang makan dengan tenang berbeda dengan Zena yang gelisah karena tangan besar Xanveir mengusap usap pahanya tanpa tahu malu.

Zena mencoba menyingkirkan tangan besar yang mengelus pahanya tapo percuma Xanveir malah semaki meremas nya pelan membuat Zena tersedak seketika.

"Uhuk" Zena melirik tajam kearah Xanveir yang sedang tenang memakan makanannya tapi tangannya terus bergerak dibawah.

"Kenapa sayang?" Regina mengerutkan keningnya melihat putrinya yang tampak gelisah.

"Gapapa Mom" Zena tersenyum paksa lalu dengan cepat memakan makanannya, Regina hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah putrinya.

Beberapa menit telah berlalu "Zena udah selesai, mau berangkat dulu ya Mom" Zena spontan berdiri.

"Mau abang anter dek?" Jevano yang juga selesai meminum air lalu bersiap mengambil kunci mobil.

"Biar saya yang antar kamu Zena, saya juga akan kesekolah untuk beberapa urusan" Xanveir berdiri dengan cepat menarik pergelangan tangan Zena untuk segera pergi.

Evando belum sempat berkata mata sedikit kaget melihat Tuan Xanveir yang menarik lembut putrinya 'ada hubungan apa Tuan Xanveir dengan Zena?' Batin Evando

Jevano juga terlihat sedikit kesal tetapi ia tahan karena mengingat posisi orang itu berada di atasnya, ia kan menyuruh bebarapa bodyguard untuk menjaga adik cantiknya takut Zena di apa apakan oleh om-om itu.

○ ○ ○

"Apaan sih kamu ngapain coba pake ngelus-ngelus paha aku segala" Zena bersedekap dada menatap kearah jalanan yang saat ini lumayan padat.

"Itu salah satu hukuman dariku kemarin sayang" Xanveir menoleh kearah gadisnya lalu menatap tajam leher putih mulus Zena yang terpampang nyata dihadapannya, Xanveir baru menyadari bahwa Zena mencepol tinggi rambut indahnya.

Xanveir menarik ikat rambut Zena mengambil ikat rambut berwarna hitam itu yang memiliki inisial Z, Xanveir memakai ikat rambut tersebut sebagai gelangnya.

"Jangan memperlihatkan leher jenjang mu sayang, aku gak suka" Xanveir mengecup bahu Zena lalu kembali menoleh kedepan.

"Huh Xanveir aku panas, cukup buat aku kesel pagi ini" Zena menatap kesal kearah Xanveir yang memasang wajah tidak bersalah itu.

Xanveir hanya tersenyum tipis menyentuh beberapa helai rambut Zena lalu menghirupnya dalam sambil memejamkan mata.

Saat membuka mata terpampanglah mata penuh obsesi dan cinta yang kuat untuk ia serahkan pada gadisnya, harum tubuh Zena membuat Xanveir candu.

Xanveir ingin sekali mobilnya ini dipenuhi oleh harum khas Zena maka dari itu ia akan sering-sering menculik Zena ke mobilnya ini.

○ ○ ○

Hari ini entah kenapa Zena merasa Xanveir sangat posesif terhadap dirinya lihatlah sekarang saat Xanveir mengantar Zena menuju kelasnya Xanveir tidak membiarkan tangannya terlepas dari pinggang ramping Zena.

Semua siswa/siswi yang melihat tingkah mereka dibuat salting sehingga Zena menundukkan pandangannya merasa malu akan hal itu.

Sedikit lagi sampai di depan kelas terdengar suara yang diimut imutkan berasal dari belakang tubuh mereka.

"Kak Xanveir..." Zena membalikkan tubuhnya otomatis Xanveir juga ikut berbalik ingin melihat siapa serangga yang berani mengganggu hariny bersama gadisnya.

Terlihat wajah polos Ana yang berdiri dihadapan mereka sambil memegang kaleng kopi yang diberi pita berwarna merah itu.

Zena menaikkan alisnya bingung untuk apa gadis sok polos ini ada disini, Xanveir yang tau apa yang akan diperbuat hama ini segera menarik lengan gadisnya Xanveir takut Zena cemburu dan marah padanya.

Zena lebih dulu menahan tangan Xanveir yang akan menariknya ia ingin melihat hiburan kecil sebelum memulai pelajaran yang membuatnya suntuk.

"I-ini Ana mau kasi kopi buat kak Xanveir, Ana tau kok kak Xanveir pasti suka kopi jadi Ana beliin deh" Ana tersenyum lebar menatap wajah Xanveir yang menurut nya lebih tampan dari pada Devan.

'Pasti Kak Xanveir luluh sama aku terus jadi pacar aku, hihi gak sabar deh di bucinin sama pria tampan dan kaya seperti kak Xanveir' Ana menatap kagum ke arah Xanveir

Xanveir tidak memperdulikan Ana ia sibuk menatap raut wajah Zena yang tampak seperti cemburu membuat hati Xanveir terasa berbunga-bunga.

Zena berdecak "pede banget, lo kira King suka kopi? Ck ck dia itu sukanya susu strawberry" Zena tersenyum melihat kekecewaan Ana.

Sedangkan Xanveir menatap datar Zena, pasrah dengan pengakuan Zena dari pada gadisnya marah padanya lebih baik Xanveir menyetujui.

"Wahh kita sama dong King, aku juga suka minum susu strawberry" Ana dengan tidak tahu malunya langsung memeluk Xanveir di hadapan Zena yang melotot garang.

Sedangkan Xanveir membeku sesaat lalu kemudian...

●●● ---------- ●●●

THANK YOU GUYS

-845 Kata

Transmigrasi ZeraWhere stories live. Discover now