03. Puisi untuk Senja

23 8 19
                                    

03. Puisi untuk Senja

Puisi ini aku persembahkan untuk sesosok yang mengatakan kalau puisi bukanlah tentang seberapa indah diksi yang dipilih, puisi juga bukan tentang seberapa besar makna dalam barisan kata, tetapi puisi ialah tentang rentetan aksara yang dirangkai tuk melukiskan rasa.

"Matahari dan Senja"

Dan tahukah kamu mengapa matahari lebih memilih untuk menyinari senja dibanding yang lainnya?

Sebab matahari hanya dapat menggapai senja dan menyinarinya dari malam kelam tak berbintang dengan sinar keemasannya. Bagiku, kau serupa luasnya jagat raya yang selalu kurengkuh dalam jiwa.

Dulu aku berharap dapat bersama rembulan di luasnya langit malam berbintang, tetapi kehidupan seakan menamparku dengan fakta kalau matahari dan bulan yang dipisahkan oleh siang dan malam takkan dapat bertemu dalam satu cerita. Hingga rembulan pamit pergi dan aku sendiri di sini, senja datang dengan kegelapannya yang memaksaku untuk bersinar.

Setiap detik yang kita lalui bersama akan kuukir indah dalam kanvas perjalanan hidupku. Sama sepertimu, aku juga tak pernah menyesal akan hadirnya senja yang mampu membuatku tuk terus bersinar.

Terima kasih karena sudah menjembatani jurang ego di antara kita, terima kasih karena kamu bersedia menjadi bagian dari hidupku, dan terima kasih untuk semua kenangan di masa teater dulu.

Mataharinya El






Foto di bawah akan dihapus setelah buku Kisah-Kisah yang Terbang Bersama Angin tamat. Karena ....

Sebagaimana kisah ini terpaksa usai, semua kenangan di dalamnya juga harus kupaksa selesai.

Kisah-Kisah yang Terbang Bersama AnginWhere stories live. Discover now