L&B ─ XIV

1.2K 51 0
                                    

Bulu mataku nampak mengepak, mengikuti mataku yang sontak menjegil kelebat, manakala menyelia jelah di bawah sinar sang rembulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulu mataku nampak mengepak, mengikuti mataku yang sontak menjegil kelebat, manakala menyelia jelah di bawah sinar sang rembulan.

Sang rembulan mulai memantulkan cahayanya, mengenai lensa mata yang berpijar biru, yang seakan di dalam kornea mata itu, terdapat pemandangan lautan.

Carleon yang sedang berdiri di hadapanku sekarang, lantas menyauk kedua sisi bahuku, ke dalam pelukan hangatnya.

Aku tersentak, merasakan kenyamanan yang diberikan tubuh seorang Carleon Van Geithoffer. Dia mendekap tubuhku penuh, sehingga tubuh kecilku semakin tenggelam dalam pelukannya.

“P─Pak Carl...” ucapku, terbata rayu.

Aku hendak melepaskan diri, namun dia lekas merengkuh kepalaku, hingga melekap ke dadanya.

“Sebentar saja...” spontan Carleon, "Biarkan seperti ini, sebentar saja."

Di samping itu... Ravael yang tak melihat kehadiranku di tenda PMR, lantas berniat untuk keluar. Tapi dia malah bersemuka dengan Sarah, yang juga ingin menjengukku.

Nampak Sarah yang melihat Ravael, spontan menjadi terpatok batu. Begitu pula dengan Ravael.

“Eh, Ara... lu mau jenguk Awelka, ya?” lugas Ravael, berusaha mencairkan suasana, “Hm, Awelka kayanya udah sadar, da─” dia yang baru membuka obrolan itu, lantas bungkam, tatkala Sarah menyaru perkataannya.

“Kenapa lu masih manggil gue Ara?”

“Hah?” sahut Ravael, menyentak alis, “Ah~ sorry, kayanya gue masih kebawa kebiasaan.”

“Hm...” Sarah nampak memberikan tatapan galabahnya, “Kebiasaan apa? Kebiasaan nyakitin gue, ya?”

Ravael yang mendengar perkataan Sarah itu, lantas mengerutkan alisnya yang mulai bertautan. “Maksud lu apa?"” singgungnya, seraya mengagah penuh ke arah Sarah.

“Kita udah nggak ada hubungan apa-apa...” terang Sarah, “Jadi, jangan panggil gue Ara lagi!”

Ravael sepintas membatun napas sontok.

Sarah lantas menambah perkataannya, “Karena itu hanya menyakiti perasaan gue.”

“Sarah, harus sampai kapan gue minta maaf?” ujar Ravael, menilik wajah Sarah.

“Kenapa, Rav?” spontan Sarah, dengan mata yang mulai berkaca-kaca, “Kenapa lu mutusin gue?”

“Sarah, kan gu─” sahut Ravael, mendadak gencat.

“Emang kita benaran udah nggak bisa balikan lagi, ya?” spontan Sarah, memandangi Ravael penuh harapan.

“Emang kita benaran udah nggak bisa balikan lagi, ya?” spontan Sarah, memandangi Ravael penuh harapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE LITTLE SWEET BIG LOVE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang