Part 7

211 15 0
                                    

aku up se-mood aku aja, soalnya diliat-liat banyak siders.
aku marah! mau nangis, bay

gak mau ucapin happy reading all

○○○

Hari ini, Cavya kembali bekerja. Demamnya sudah turun dan sakit maagh-nya sudah tidak begitu terasa. Sekarang ia sedang sarapan bersama keluarganya.

"Kak, beneran udah sembuh?" Tanya Caisya. Cavya mengangguk membenarkan.

"Ayah antarkan, ya. Nanti pulangnya juga Ayah yang jemput" Ucapan Ayah langsung dibalas gelengan kepala oleh Cavya.

Ibu mengerutkan keningnya tak suka. "Nurut bisa, gak?"

Cavya cemberut, "Yasudah" Lalu menegak air untuk menutup acara sarapannya.

"Mau berangkat sekarang, Kak?" Tanya Ayah sambil menggenggam tas kerjanya yang beliau ambil dari ruang kerjanya tadi.

"Ayo. Caisya, kamu mau pergi bareng Ayah sama Kakak?" Tanya Cavya pada Adiknya.

Caisya menggeleng, "Hm.. Nggak. Aku dijemput, hehehe" Cicitnya sambil cengengesan.

"Dijemput siapa?"

"Kakak kelasku. Yang waktu itu aku ceritain"

Mata Cavya memicing, "Dih, Kan cuma friendzone. Ngapain jemput-jemput segala? Emang Ayah sama Ibu sudah kasih izin?" Kan, sifat posesif pada Adiknya mode on.

"Sudah, Kak. Kemarin juga Caisya diantar pulang sama dia. Cowoknya sendiri kemarin yang izin sama Ayah" Ucap Ayah sambil masuk kedalam mobil, menyalakan mesin.

"Sudah, sana. Caisya aman. Nanti dia dijemput Kakak kelasnya, anaknya baik, kok" Ucapan Ibu tak membuat Cavya tenang meninggalkan Adiknya bersama laki-laki yang ia tak kenal.

"Perasaan Kakak pernah bilang, deh, untuk izin juga ke Kakak. Tapi gak kamu lakuin, tuh" Cibir Cavya.

Caisya hanya cengengesan, "Soalnya waktu itu Kakak belum pulang kerja"

"Yasudah. Aku pergi, Bu" Pamitnya pada Ibu. "Caisya, Kakak gak kasih kamu izin kalau nanti pulang, kamu dan cowok itu main dulu, langsung pulang!" Lanjutnya.

Caisya menekuk mukanya. Lalu menatap Ibu meminta pertolongan, beliau yang ditatap hanya mengedikan bahunya.

"Heh, denger gak, Kakak ngomong apa?"

"Iya, bawel" Gumamnya.

○○○

"Vya! Kok sudah masuk kerja, sih?" Tanya Ando heboh.

Cavya duduk di kursinya, menyalakan komputernya sambil menjawab, "Aku sudah sembuh, kok, Bang"

Salma mendekat, menaruh punggung tangannya di kening Cavya, "Iya, sudah ga demam. Tapi maagh-nya gimana?"

"Sudah sembuh juga. Kenapa, sih? Pada gak senang aku masuk kerja lagi?"

"Suudzon lo. Kita cuma gak mau lo kenapa-kenapa, Cavya Abella" Dengan nada  gregetnya Ando menjawab.

"Iya, tapi syukur kalau lo sudah sembuh" Lanjut Salma.

"Sudah sembuh, kok. Demam sama maagh doang, mah, bukan apa-apa" Ucap Cavya santai.

Ando memelototkan matanya, "Apa kata lo?! Bukan apa-apa? Yang namanya sakit, mau menurut lo itu bukan apa-apa juga tetep aja buat orang-orang di sekeliling lo khawatir, dodol"

Salma mengangguk, lalu tangannya mendarat di kepala Cavya untuk menjitak perempuan itu. "Sembarangan. Nyepelein banget perasaan khawatir orang lo, ya!"

Mantan? SIAPA TAKUT!Where stories live. Discover now