Part 13

135 11 0
                                    

alo all,
aku janji oktober ga ngilang, tapi ga janji up tiap hari ya. soalnya otakku kadang ga encer kalo ditarget begitu, ditunggu aja tiap notif nya ya all

happy reading all

○○○

"Sya, bangun, Sya. Sudah pagi ini woy. Gak sekolah kamu?" Ucap Cavya setengah kesal. Bagaimana tidak kesal, sudah 20 menit ia membangunkan Caisya tapi tidak juga bangun. Simulasi mati dia ini apa gimana?

"Berisik, Kak. Hari ini aku libur" Jawab Caisya dengan suara serak.

Cavya menoleh pada kalender kecil yg disimpan di nakas. "Bukan tanggal merah, Sya. Ngigo nih anak!"

"Ish, gurunya rapat, Kak. Muridnya diliburin semua" Caisya membuka matanya sempurna.

"Yang benar kamu?" Tatapan menyelidik Cavya layangkan.

Caisya mengangguk malas, kembali menenggelamkan diri dalam selimut. "Apa iya? Bilang gak ke Ibu kalau hari ini kamu libur?" Caisya hanya menggeleng.

"Lah? Gak percaya ah! Apa buktinya kalau kamu libur?"

"Buka chat dari grup kelas saja" Cavya mengambil handphone Caisya diatas nakas. Menggulirnya sampai ia menemukan chat grup kelas dan file tentang liburnya hari ini.

"Oh iya. Ya sudah, jangan siang-siang bangunnya, Sya" Caisya hanya menggumam tak jelas.

Cavya menghampiri Ibu dan Ayahnya yang sudah siap di meja makan. "Loh, Caisyanya mana, Kak? Tanya Ibu sambil menyiapkan sarapan.

"Libur, semua gurunya rapat katanya. Jadi murid-murid di liburin" Tangannya fokus menyuap nasi goreng.

"Pasti mau tidur seharian dia" Ucap Ayah sambil terkekeh kecil.

"Nanti kalau sampe jam 10 belum bangun, siram air saja, Bu"

Ibu dan Ayah menoleh kaget. "Sadis banget si Kakak" Ucap Ibu ngeri.

"Gak sampai gitu juga kali, Kak. Kasian kaget nanti dia" Jelas Ayah.

Cavya terkikik geli. Orangtuanya ini tipe-tipe orangtua lemah lembut tapi tegas. Walaupun terkadang ucapannya ada yang sedikit nyelekit tapi cintanya 100%.

"Sudah sana pergi kerja. Telat nanti" Ucap Bunda sambil membereskan piring bekas.

"Bosnya, kan, ada depan aku. Santai dulu gak, sih?" Goda Cavya sambil menaik turunkan alisnya.

Ayah bangkit sambil menenteng tas kerja dan jasnya. "Sudah ayo berangkat bareng"

Cavya menggeleng cepat. "Gak ah. Aku bawa motor sendiri saja"

Ayah memutar bola matanya malas. "Terserah kamu ah. Biasanya juga emang gak mau satu mobil sama Ayah"

Ibu hanya mengendikan bahunya saat Cavya melirik seolah bertanya 'Ayah marahkah?'

"Ya sudah ayo ayo, Yah. Sudah tua masih suka ngambek"

Ayah mencibirkan bibirnya. "Ayo" Ketusnya.

○○○

"Ma, Aku mulai ambil alih cabang Jakarta mulai minggu depan, ya" Saat ini Kafi, Mama, dan Papanya sedang menyantap sarapan.

"Yah, berarti minggu depan kamu pindah dong?" Kafi mengangguk mengiyakan.

"Terus Mama sama siapa dirumah?" Tanya Mama sedih.

"Ada Papa, Ma"

Mama mendelik sinis pada Papa. "Papamu, kan, orang sibuk. Mana bisa nemenin istrinya terus" Mama menekankan kata sibuk pada ucapannya.

Mantan? SIAPA TAKUT!Where stories live. Discover now