Part 18

74 4 0
                                    

alo all, mulai sekarang panggil aku ci, ya.

happy reading all

○○○

"Sepet banget mukanya, neng cantik" Ucap Ibu melihat anak gadis pertamanya baru pulang.

Cavya menghempaskan dirinya di sofa. "Capek banget hari ini. Dari pagi sampai pulang diikutin dua orang gila"

"Hah? yang bener kamu, Kak?" Cavya mengangguk lesu.

"Gimana ceritanya kamu bisa diikutin orang gila?" Lanjut Ibu.

"Tadi pagi mereka rebutan mau anter aku ke kantor. Siang tadi mereka rebutan ajak aku makan siang. Tadi jam pulang mereka sampai saling tonjok rebutin anter aku pulang"

Ibu melongo. Maksudnya gimana, nih. "Orang gila, kan, Kak?" Cavya mengangguk.

"Kok mau anter kamu pulang? Anterin pakai apa? Ajak makan juga lagi, mana ada orang gila ngajak makan, Kak"

"Ada, Bu. Yang satu orang gilanya tinggi putih, yang satu orang gilanya Mas-Mas tampang jawa tapi orang sunda"

"Kamu jangan becanda, ya. Jelasin yang benar!" Sentak Ibu kesal.

"Maksudnya itu, Kak Kafi sama Mas Bayu, Bu" Jelas Caisya santai sambil duduk disamping Ibu.

"Kafi? Yang jualan mangga, bukan?" Tanya Ibu bingung. Caisya mengangguk mengiyakan.

Cavya gelagapan. Panjang ini ceritanya.

"Ohh jadi dia suka kamu, Kak. Sampai berebut sama Bayu, gitu"

"Ng.. Gak tahu aku" Kilah Cavya.

"Coba kamu pertimbangin, lebih baik Kafi atau Bayu. Kamu juga lebih dulu dekat sama Bayu, kan. Bahkan dia sudah ada omongan kearah serius ke Ayah. Katanya, sih, nunggu waktu" Jelas Ibu.

Aku lebih dulu dekat sama kak Kafi, Bu. Bahkan kak Kafi pernah jadi bagian alasan aku bahagia. Batin Cavya.

Caisya berdeham keras melihat kakanya itu melamun. "Kak, besok weekend jalan, yuk!"

Cavya menoleh, mengangkat alisnya tinggi. "Mau malakin kakak?"

"Suudzon banget sama adeknya" Caisya mendengus. "Mau gak, nih?"

Cavya tampak berpikir. Bukan ide yang buruk untuk pergi jalan-jalan bersama adiknya ini. "Boleh. Kakak mau borong street food daerah alun-alun, katanya disana banyak jajanannya"

Caisya mengangguk antusias. "Mau banget! Kakak yang traktir, ya"

Cavya langsung mendelik. Ibu terkekeh mendengar Caisya yang selalu minta traktiran Kakaknya itu.

"Ibu kasih, deh, buat besok borong street food. Mau, gak?"

Cavya dan Caisya mengangguk keras. "MAU BANGET!"

Ibu terkekeh menyambut dua anaknya memeluknya.

○○○


"


KAKAK AYO BANGUN!" Caivya hanya menggeliat tak bangun. Bahkan matanya tak sedikitpun terbuka.

Caisya mengapit hidung Cavya sampai terbangun. "Heh! Kalau Kakak mati gimana?!" Hidung Cavya kembang kempis.

Caisya hanya terkekeh. "Berchandya" Ucapnya sambil berlalu keluar kamar. "Siap-siap! Aku tungguin dibawah"

Cavya segera bersiap-siap. Mengambil handuk dan segera mandi. 20 menit kemudian ia keluar. Hanya memakai rok plisket selutut dan inner knit berlengan panjang. Wajahnya hanya ia poles dengan tipis. Rambutnya ia ikat tinggi.

Mantan? SIAPA TAKUT!Where stories live. Discover now