11. Datang Bulan

2 2 0
                                    

hikss.. hikss..

"Udah ga usah nangis abang percaya sama kamu, " Irfan memenangkan Shasya yang menangis karena kejadian tadi. Ia tau kalau adeknya ini tidak mungkin berbohong.

Sambil memegang tangan Shasya ia membenarkan duduknya agak menyorong ke arah Shasya "Kenapa hm? Coba cerita sini ke abang gimana tadi ko bisa kamu dituduh"

"Tadi aku mau antri beli makanan sama Nita terus tiba-tiba ada yang nyenggol tangan aku, tapi beneran bang dia yang nyenggol tangan aku duluan, abang percaya kan sama aku? "

"Iya abang percaya, yauda sekarang ga usah nangis. Mana sini tangannya abang obatin"

Lalu Irfan dengan perlahan meraih tangan Shasya untuk diobatin walaupun tidak terlalu banyak lukanya tapi cukup merah karena kuah bakso yang masih sangat panas. Dengan telaten abangnya itu mengobati tangannya dengan rintihan Shasya yang sedikit perih.

Shasya yang melihat abangnya yang perhatian seperti ini tersenyum, "Kok kita jadi akrab ya bang haha biasanya ga kaya gini obrolannya"

"Yeee lu mah abang lo ini baik, jadi kalau ada apa-apa cerita aja ke gue. Sekarang ketawa lagi lah ga usah nangis-nangis cengeng lu" Shasya yang mendengar itu langsung cemberut baru saja abangnya berbicara dengan kalem sekarang sudah kembali ke setelan awalnya.

"Yauda yuk gue anterin ke kelas lo bentar lagi juga masuk" Irfan menawarkan untuk mengantarkan Shasya kembali ke kelasnya namun Shasya menolak tawaran itu karena dia mau ke toilet dulu untuk membasuh wajahnya yang tadi sehabis nangis. Akhirnya Irfan pergi duluan meninggalkan Shasya yang hendak pergi ke toilet.

Setelah membasuh wajahnya dengan air agar terlihat segar kembali ia pun memutuskan untuk menuju ke kelas lagi. Namun sebelum meninggalkan toilet ia dikejutkan dengan Kevin yang berdiri tak jauh dari pintu keluar toilet.

Shasya yang sadar Kevin mengetahui keberadaan nya, ia pun melihat Kevin yang mendekati dia dengan membawa paperbag berwarna coklat yang entah Shasya tidak tau apa isinya.

Setelah berdiri dihadapan Shasya tanpa ia duga Kevin langsung memojokkan Shasya ke arah tembok belakangnya. Pikiran Shasya langsung tertuju kepada kejadian tadi yang membuat Kevin marah apa jangan-jangan dia mau dipukul atau diapa-apain oleh Kevin.

"Ke-kenapa si, " Dengan terbata-bata Shasya bertanya tanpa melihat kearah wajah yang berada dihadapannya saat ini.

Sambil mengasihkan paperbag coklat yang dia bawa tadi Kevin menyerahkan kepada Shasya "buat lo buka di dalem gue tunggu disini"

"Hah maksud nya apa si, ini apa? "

"Turuti aja" Shasya yang takut ia langsung buru-buru kembali ke dalam toilet seraya membawa paperbag coklat yang dibawa oleh Kevin.

"Ck. Apaan si ini" Setelah dibuka ternyata isinya pembalut dan jaket. Mata Shasya langsung melotot seketika dan tangannya refleks menyentuh bagian belakang rok nya, dan benar saja dia datang bulan.

"Astaga ko bisa sih, malu gue maluu. Ko dia bisa tau sih mana bawain pembalut segala, yauda lah mending gue pake dulu"

Akhirnya Shasya memutuskan untuk masuk kesalah satu bilik toilet untuk menuntaskan permasalahan nya itu dan memakai jaket yang ia lilitkan di rok nya untuk menutupi noda darah yang membekas.

Shasya Story [ON GOING]Where stories live. Discover now